1. DAKWAH TERHADAP DIRI SENDIRI DAN
KELUARGA
Allah SWT berfirman : “Hai orang-orang yang
beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS At-Tahrim 6)
Dalam ayat ini firman Allah ditujukan kepada
orang-orang yang percaya kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, yaitu memerintahkan
supaya mereka, menjaga dirinya dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari
manusia dan batu, dengan taat dan patuh melaksanakan perintah Allah, dan
mengajarkan kepada keluarganya supaya taat dan patuh kepada perintah Allah untuk
menyelamatkan mereka dari api neraka.
Di antara cara menyelamatkan diri dari api
neraka itu ialah mendirikan salat dan bersabar, sebagaimana firman Allah SWT :
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu
mengerjakannya” (QS. Taha 132).
Dan dijelaskan pula dengan firman-Nya : “Dan
berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”. (QS Asy Syu'ara'
214).
Diriwayatkan bahwa ketika ayat ke 6 ini turun,
Umar berkata: "Wahai Rasulullah, kami sudah menjaga diri kami, dan bagaimana
menjaga keluarga kami?" Rasulullah SAW. menjawab: "Larang mereka mengerjakan apa
yang kamu dilarang mengerjakannya dan perintahkanlah mereka melakukan apa yang
Allah memerintahkan kepadamu melakukannya. Begitulah caranya meluputkan mereka
dari api neraka. Neraka itu dijaga oleh malaikat yang kasar dan keras yang
pemimpinnya berjumlah sembilan belas malaikat, mereka dikuasakan mengadakan
penyiksaan di dalam neraka, tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan mereka selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan Allah.
Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu menjelaskan,
“Penjaganya adalah para malaikat Zabaniyah yang hati mereka keras, kaku, tidak
mengasihi jika dimohon kepada mereka agar menaruh iba
Ada yang mengatakan, para malaikat itu kasar
ucapannya dan keras perbuatannya. Ada yang berpendapat, malaikat tersebut sangat
kasar dalam menyiksa penduduk neraka, keras terhadap mereka. Bila dalam bahasa
Arab dinyatakan: “Fulanun Syadiidun ‘alaa fulaanin” maksudnya Fulan menguasainya dengan kuat,
menyiksanya dengan berbagai macam siksaan.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Jarak antara dua pundak
salah seorang dari malaikat tersebut adalah sejauh perjalanan setahun. Kekuatan
salah seorang dari mereka adalah bila ia memukul dengan alat pukul niscaya
dengan sekali pukulan tersebut tersungkur 70.000 manusia ke dalam jurang
Jahannam.” (Al-Jami’ li
Ahkamil Qur’an,
18/218)
Sebagaimana ayat ini mengharuskan seseorang
menjaga keluarga dan anak-anak dari api neraka dengan cara memberikan pendidikan
dan pengajaran kepada mereka, serta memberitahu mereka tentang perintah Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Seorang
hamba tidak dapat selamat kecuali bila ia menegakkan apa yang Allah Subhanahu wa
Ta’ala perintahkan terhadap
dirinya dan orang-orang yang di bawah penguasaannya, baik istri-istrinya,
anak-anaknya, dan selain mereka dari orang-orang yang berada di bawah kekuasaan
dan pengaturannya.
2. DAKWAH TERHADAP KAUM KERABAT DAN TETANGGA
DEKAT
Allah SWT berfirman : “Dan berilah peringatan
kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”. (QS Asy Syu'ara' 214).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mendatangi bukit Shafa
dan menaikinya, lalu menyeru manusia untuk berkumpul. Maka orang-orang pun
berkumpul di sekitar beliau. Sampai-sampai yang tidak dapat hadir mengirim
utusannya untuk mendengarkan apa gerangan yang akan disampaikan oleh Muhammad
Shallallahu ‘alaihi
wasallam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian memanggil kerabat-kerabatnya, “Wahai Bani
Abdil Muththallib! Wahai Bani Fihr! Wahai Bani Lu’ai! Apa pendapat kalian andai aku
beritakan kepada kalian bahwa ada pasukan berkuda dari balik bukit ini akan
menyerang kalian. Adakah kalian akan membenarkan aku?” Mereka serempak menjawab,
“Iya.” Beliau melanjutkan, “Sungguh aku memperingatkan kalian sebelum datangnya
azab yang pedih.” (HR Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma)
Aisyah radhiyallahu ‘anha memberitakan bahwa ketika turun
ayat di atas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bangkit seraya berkata, “Wahai Fathimah putri
Muhammad! Wahai Shafiyyah putrid Abdul Muththalib! Wahai Bani Abdil Muththalib!
Aku tidak memiliki kuasa sedikit pun di hadapan Allah Subhanahu wa
Ta’ala untuk menolong kalian
kelak. (Adapun di kehidupan dunia ini) maka mintalah harta dariku semau kalian.”
(HR. Muslim)
Dari Ibnu Abbas r.huma menceritakan, “Ketika
Allah SWT. Menurun ayat : Berilah peringatan kepada kaum keluargamu yang dekat.”
(QS Asy Syu'ara' 214).
Maka Nabi SAW naik ke bukit Shafa dan berseru,
“Hai manusia, Maka orang-orang pun berkumpul (menyambut seruan) beliau, ada yang
datang sendiri dan ada yang mengutus wakil-wakilnya. Lalu Rasulullah SAW
menyeru, “Wahai Bani Abdil Muthalib, wahai Bani Fihir, wahai Bani anu, Bani
anu..! Bagaimana menurut kalian seandainya aku beritahukan pada kalian bahwa di
balik bukit ini ada pasukan musuh berkuda yang siap menyerang kalian, apakah
kalian mempercayai ucapku?” Mereka menjawab, “Ya, (kami percaya).” Beliau
bersabda, “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan bagi kalian akan azab yang
pedih.” Mendengar hal itu, Abu Lahab langsung berkata, “Celakalah kamu sepanjang
hari ini, apakah kamu mengundang kami semua hanya untuk ini?” (Sebagai jawaban
atas celaan Abu Lahab ini), maka Allah ‘Azza wajalla menurunkan ayat :
“Celaka kedua tangan Abu Lahab, dan celakalah
ia.” (QS. Al Lahab ayat 1) (Hr. Ahmad V/17)
3. DAKWAH TERHADAP KAMPUNG ATAU DAERAH
SEKITARNYA
Allah SWT berfirman : “dan ini (Al Quran)
adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan Kitab-Kitab
yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk)
Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. orang-orang yang
beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quran) dan
mereka selalu memelihara sembahyangnya”. (QS Al-An’am 92).
Sesudah itu Allah SWT. menjelaskan bahwa
Alquran itu adalah kitab yang bernilai tinggi, diturunkan kepada Nabi Muhammad
saw. penutup para Rasul. Kitab itu turun dari Allah seperti halnya Taurat yang
diturunkan kepada Musa a.s. Hanya saja Alquran itu mempunyai nilai-nilai yang
lebih sempurna karena Alquran itu berlaku abadi untuk sepanjang masa. Alquran
itu di samping sebagai petunjuk juga sebagai pembenar kitab-kitab yang
diturunkan sebelumnya dalam urusan tauhid, melenyapkan kemusyrikan dan
mengandung ajaran-ajaran pokok hukum syarak yang abadi yang tidak berubah ubah
sepanjang masa.
Juga sebagai pegangan bagi Rasulullah saw.
untuk memperingatkan umatnya, baik yang berada di Mekah atau di sekitar kota
Mekah, ialah orang-orang yang berada di seluruh penjuru bumi ini. Dimaksud
dengan orang-orang yang berada di sekitar kota Mekah, ialah orang-orang yang
berada di seluruh penjuru bumi, sesuai dengan pemahaman bahasa dan pengertian
ini ditegaskan sendiri oleh Allah SWT : “Alquran ini diwahyukan kepadaku supaya
dengan dia aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai
Alquran (kepadanya). (Q.S Al An'am 19)
Juga firman Allah SWT : Katakanlah, "Hai
manusia! Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua. (Q.S Al A'raf 158)
Dan sabda Nabi SAW : Semua nabi itu diutus
hanya kepada kaumnya saja, sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia. (HR
Bukhari dan Muslim dari Jabir bin Abdullah (Sahih Bukhari jilid 1, 70)
Dalam pada itu Allah SWT. menjelaskan bahwa
orang-orang yang percaya akan terjadinya hari kiamat dan kehidupan di akhirat,
sudah pasti mereka percaya kepada Alquran, karena orang-orang yang percaya
kepada kehidupan akhirat itu percaya pula akan akibat yang diterima pada hari
itu. Itulah sebabnya maka mereka selalu mencari petunjuk-petunjuk yang dapat
menyelamatkan diri mereka di akhirat kelak. Petunjuk-petunjuk itu terdapat dalam
Alquran, maka mereka tentu akan mempercayai Alquran itu, percaya pada Rasulullah
saw. yang menerima kitab itu dan taat kepada perintah-Nya, melaksanakan salat
pada waktunya secara terus menerus.
Disebutkan salat dalam ayat ini, karena salat
itu adalah tiang agama dan pokok dari semua ibadah. Orang yang melaksanakan
salat dengan sebaik-baiknya adalah pertanda bahwa orang itu suka melaksanakan
ibadah lainnya serta dapat mengendalikan hawa nafsunya untuk tidak melakukan
larangan larangan Allah.
Dalam ayat ini terdapat sindiran yang tegas
yaitu adanya keingkaran penduduk Mekah dan manusia-manusia yang mempunyai sikap
seperti mereka kepada Alquran dan menjelaskan bahwa mereka tidak mau menerima
agama Islam dan kerasulan Muhammad saw. adalah karena mereka tidak percaya
kepada kehidupan akhirat. Mereka merasa bahwa kehidupan hanya terjadi di dunia
saja.
4. DAKWAH ATAU TANGGUNG JAWAB MANUSIA SELURUH
ALAM.
Allah SWT berfirman : “Kamu adalah umat yang
terbaik yang dilahirkan untuk seluruh manusia, menyuruh kepada yang
ma’ruf, dan mencegah dari
yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah
itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang yang fasik.”
(QS Ali Imran 110)
Ayat ini mengandung suatu dorongan kepada kaum
mukminin supaya tetap memelihara sifat-sifat utama itu dan supaya mereka tetap
mempunyai semangat yang tinggi.
Umat yang paling baik di dunia adalah umat
yang mempunyai dua macam sifat, yaitu mengajak kebaikan serta mencegah
kemungkaran, dan senantiasa beriman kepada Allah. Semua sifat itu telah dimiliki
oleh kaum muslimin di masa nabi dan telah menjadi darah daging dalam diri mereka
karena itu mereka menjadi kuat dan jaya. Dalam waktu yang singkat mereka telah
dapat menjadikan seluruh tanah Arab tunduk dan patuh di bawah naungan Islam,
hidup aman dan tenteram di bawah panji-panji keadilan, padahal mereka sebelumnya
adalah umat yang berpecah belah selalu berada dalam suasana kacau dan saling
berperang antara sesama mereka. Ini adalah berkat keteguhan iman. dan kepatuhan
mereka menjalankan ajaran agama dan berkat ketabahan dan keuletan mereka
menegakkan amar makruf dan mencegah kemungkaran. Iman yang mendalam di hati
mereka selalu mendorong untuk berjihad dan berjuang untuk menegakkan kebenaran
dan keadilan sebagaimana tersebut dalam firman Allah : "Sesungguhnya orang-orang
yang beriman, hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul Nya.
kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka
pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar". (QS. Al Hujurat
15)
Jadi ada dua syarat untuk menjadi sebaik-baik
umat di dunia, sebagaimana diterangkan dalam ayat ini, pertama iman yang kuat
dan; kedua menegakkan amar makruf dan mencegah kemungkaran. Maka setiap umat
yang memiliki kedua sifat ini pasti umat itu jaya dan mulia dan apabila kedua
hal itu diabaikan dan tidak diperdulikan lagi, maka tidak dapat disesalkan bila
umat itu jatuh ke lembah kemelaratan.
Selanjutnya Allah menerangkan bahwa Ahli Kitab
itu jika beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka. Tetapi sedikit sekali di
antara mereka yang beriman seperti Abdullah bin Salam dan kawan-kawannya, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik tidak mau beriman. mereka
percaya kepada sebagian kitab dan kafir kepada sebagiannya yang lain, atau
mereka percaya kepada sebagian Rasul seperti Musa dan Isa dan kafir kepada Nabi
Muhammad SAW.
Ibnu katsir mengatakan ayat ini mengandung
makna umum mencakup semua ummat ini dalam setiap generasinya dan sebaik-baik
generasi mereka ialah orang-orang yang Rasulullah SAW diutus dikalangan mereka,
kemudian orang-orang sesudah mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka.
Makna ayat ini sama dengan makna ayat lain
:
Allah SWT berfirman : “dan demikian (pula)
Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan” (QS. Al
Baqarah 143)
Bagaimana caranya mengamalkan ayat-ayat
tersebut ?
1. Untuk diri sendiri dan keluarga salah satu
usahanya yaitu kita buat ta'lim dirumah
2. Untuk kaum kerabat dan tetangga dekat
silahturahmi, Jaulah untuk saling mengingatkan
3. Untuk kampung sekitar atau kota sekitar
maka waktunya kami sediakan minimal 3 hari setiap bulan
4. Kemudian yang terakhir untuk seluruh
manusia ini tentunya sangat berat karena jumlah manusia lebih dari 6 milliar,
maka dengan kelemahan kami alim ulama telah ajak keluar dalam waktu yang agak
lama yaitu 40 hari dan atau 4 bulan baik di dalam negeri maupun ke luar negeri.
Memang seumur hidup belum tentu bisa mendatangi semua orang, tetapi Insya Allah
dengan niat untuk mendatangi seluruh manusia kemudian mengajak orang yang lain
buat usaha yang sama maka Allah akan terima niat kita, sebagaimana Rasulullah
SAW diutus untuk seluruh umat sampai hari terakhir yang Allah kehendaki namun
umur beliau hanya 63 tahun, tapi Allah terima usaha yang dilakukan Rasulullah
SAW sehingga usaha ini masih akan berlanjut sampai hari terakhir yang Allah
kehendaki. Jadi usaha da'wah rasulullah yang dilakukan ini bukan hanya 3 hari,
40 hari atau 4 bulan saja, tapi setiap hari dan seumur hidup kita untuk dakwah
dan dakwah menjadi maksud hidup.