Hari hari kita pikirkan dan bicarakan tentang kepentingan dunia, mari kita luangkan sedikit waktu untuk pikirkan dan bicarakan tentang perkara agama, tentang kebesaran Alloh, satu satunya bekal kita nanti pulang ke "Kampung Akhirat" dan untuk apa sebenarnya kita sebagai manusia Alloh SWT ciptakan di dunia ini...

Sunday, December 18, 2011

Umat Islam Mulia Bukan Karena Namanya

SBY mulia bukan karena namanya yang hebat tapi karena kerjanya. Kerja sebagai presidenlah yang membuat SBY mulia dalam pandangan manusia. Banyak nama yang sama Yudoyono tapi tukang becak. Bambang tapi buruh. 

Umat islam pun mulia bukan karena namanya tapi karena kerjanya. 

Rasul SAW bersabda : "Akan datang suatu masa yang menimpa manusia; tidak ada Islam kecuali tinggal namanya saja, tidak ada Al Qur'an kecuali tinggal tulisannya saja, masjid-masjid mewah tetapi kosong dari petunjuk serta ulama'nya adalah orang yang paling jahat yang berada di bawah langit." (HR. Al Baihaqi) 

Islam akan mulia kalau buat kerja. Apa kerjanya : 

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (Ali Imran: 110) 

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Ali Imran: 104) 

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?" (Fushshilat : 33) 

Mengajak manusia mentaati perintah Allah. Kerja dakwah ini lah yang membuat manusia mulia disisi Allah SWT. Sebagai mana mulianya para nabi, begitu jugalah Allah SWT muliakan umat ini karena buat kerja kenabian. 

Hindun didepan kabah telah bersumpah “Walaupun seluruh penduduk Mekkah masuk islam, saya tidak akan masuk islam. Berkat usaha dakwah para sahabat dengan sungguh2 Hindun pun masuk islam. Satu orang sahabat berdoa didepan kabah. Ya Allah, Engkau bagilah hidayah buat orang yang suka maupun tak suka. Setelah Hindun masuk islam. Dia ditanya tentang sumpahnya, Hindun mengatakan “Aku bukan masuk islam tapi islamlah yang masuk kedalam hatiku”

Kalau kita masuk islam, kita yang mengatur islam. Buat amalan yang cocok dengan nafsu kalau tidak cocok ditinggalkan. Tapi kalau islam yang masuk kedalam hati, cocok tak cocok terus diamalkan. 

Gimanalah pak saya ini ada penyakit maag, jadi saya tak bisalah puasa. Kalau ditanya nafsu “Memang cocok tak puasa” tapi ini perintah Allah cocok tak cocok harus diamalkan. 

Gimanalah pak mau keluar 3 hari, 40 hari, 4 bulan. Kalau ditanya nafsu “Memang cocoklah tak keluar” tapi karena ini perintah Allah cocok tak cocok harus keluar juga. 

Maka berjalanlah kamu (kaum musyrikin) di muka bumi selama EMPAT BULAN dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat melemahkan Allah, dan sesungguhnya Allah menghinakan orang-orang kafir. (At Taubah : 2) 

Berangkatlah kamu baik dalam keadaan MERASA RINGAN ATAUPUN MERASA BERAT, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (At Taubah : 41) 

Katakanlah: "Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
(At Taubah : 24)     

Uang Tidak Bisa Buat Bahagia

Suatu jamaah dihantar ke suatu daerah. Jumpa orang kaya yang dermawan, sering bagi-bagi duit. Untuk mesjid, anak yatim, Bantu modal usaha seorang lain tanpa bunga dll.

Satu orang Jamaah yang banyak korban dalam dakwah, ziarah kepadanya dan tasykil untuk keluar dijalan Allah.

Orang kaya katakan : kenapa harus keluar dijalan Allah SWT? Bukankah saya sudah banyak beri uang untuk mesjid, untuk orang miskin, anak yatim dll. Apakah saya masuk surga atau tidak?

Jamaah berkata : tuan, kalaulah surga milik saya maka tuan akan saya masukkan ke surga, tetapi tuan… surga milik Allah yang bisa memasukinya adalah orang yang punya yakin yang benar kepada Allah. Yakni suatu keyakinan kejayaan, kebahagiaan ada dalam agama yakni mentaati perintah Allah SWT dengan cara Rasulullah SAW.

Beliau melanjutkan : tuan, tahukah tuan kenapa tuan beri kami duit kepada setiap orang miskin, yatim, masjid dll? Itu karena tuan yakin duit bisa buat bahagia/kejayaan bagi mereka sehingga itu yang tuan bagi.

Tetapi Rasulullah SAW tidak! Mereka datang kepada manusia dan agama, kepada raja, kepada orang miskin, orang desa, orang kota, bagi agama, karena mereka meyakini orang akan peroleh bahagia/kejayaan dengan agama. Sehingga walaupun mereka kaya, tetap mereka pergi khuruj fi sabilillah untuk ajak manusia amalkan agama walaupun mereka ahli sedekah dan para dermawan sepeti tuan.

Seorang syech telah bayan di depan orang kaya dan katakan : wahai saudara! Harta uangkamu tak dapat majukan kamu dalam agama.

Orang kaya tersentak sektika pulang ada orang kaya masuk masjid. Dan dilihatnya di shaf pertama ada orang miskin dan shaf pertama telah penuh. Dia ingin buktikan bahwa ucapan syech itu salah. Dia meyakini bahwa uang bisa majukan orang dalam agama.

Diapun colek orang miskin dan bisikkan : wahai saudara, saya ada uang 100 rupee akan saya berikan kepadamu asalkan kamu mau pindah ke shaf kedua saya di shaf pertama. Maka orang miskin pun setuju jadilah ia mundur di shaf kedua, dan orang kaya maju di shaf pertama.

Dia kembali kepada syech tadi dan katakan:  syech tuan katakan, bahwa agama tak bisa majukan orang dalam agama, tetapi saya telah buktikan agama bisa maju dengan duit.

Syech katakan: bagaimana caranya?

Orang kaya itu ceritakanlah semua kejadian diatas bersama orang miskin di masjid tadi.
Maka syech katakan: wahai saudara!! Pikirkanlah!! Ketika uang ada di kantong kamu, kamu berada dimana?

Orangkaya katakan : si shaf kedua

Syech : sedangkan ketika uang kamu buang dari kantong kamu dan kamu sedekahkan kamu berada dimana?

Orang kaya: di shaf pertama

Syech: jadi lihatlah!! Ketika uang di kantong kamu, kamu dalam keadaan mundur. Sedangkan ketika uangh kamu buang Dari kantong kamu sedekahkan maka kamu maju ke shaf pertama.

Jadi ada uang kamu mundur, dan yang majukan kamu bukan uang tetapi sedekah kamu

Tanggung Jawab Dakwah

1. DAKWAH TERHADAP DIRI SENDIRI DAN KELUARGA

Allah SWT berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS At-Tahrim 6)

Dalam ayat ini firman Allah ditujukan kepada orang-orang yang percaya kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, yaitu memerintahkan supaya mereka, menjaga dirinya dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu, dengan taat dan patuh melaksanakan perintah Allah, dan mengajarkan kepada keluarganya supaya taat dan patuh kepada perintah Allah untuk menyelamatkan mereka dari api neraka.

Di antara cara menyelamatkan diri dari api neraka itu ialah mendirikan salat dan bersabar, sebagaimana firman Allah SWT : “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu mengerjakannya” (QS. Taha 132).

Dan dijelaskan pula dengan firman-Nya : “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”. (QS Asy Syu'ara' 214).

Diriwayatkan bahwa ketika ayat ke 6 ini turun, Umar berkata: "Wahai Rasulullah, kami sudah menjaga diri kami, dan bagaimana menjaga keluarga kami?" Rasulullah SAW. menjawab: "Larang mereka mengerjakan apa yang kamu dilarang mengerjakannya dan perintahkanlah mereka melakukan apa yang Allah memerintahkan kepadamu melakukannya. Begitulah caranya meluputkan mereka dari api neraka. Neraka itu dijaga oleh malaikat yang kasar dan keras yang pemimpinnya berjumlah sembilan belas malaikat, mereka dikuasakan mengadakan penyiksaan di dalam neraka, tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan Allah.

Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu menjelaskan, “Penjaganya adalah para malaikat Zabaniyah yang hati mereka keras, kaku, tidak mengasihi jika dimohon kepada mereka agar menaruh iba

Ada yang mengatakan, para malaikat itu kasar ucapannya dan keras perbuatannya. Ada yang berpendapat, malaikat tersebut sangat kasar dalam menyiksa penduduk neraka, keras terhadap mereka. Bila dalam bahasa Arab dinyatakan: “Fulanun Syadiidun alaa fulaanin” maksudnya Fulan menguasainya dengan kuat, menyiksanya dengan berbagai macam siksaan.

Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata, “Jarak antara dua pundak salah seorang dari malaikat tersebut adalah sejauh perjalanan setahun. Kekuatan salah seorang dari mereka adalah bila ia memukul dengan alat pukul niscaya dengan sekali pukulan tersebut tersungkur 70.000 manusia ke dalam jurang Jahannam.” (Al-Jami li Ahkamil Quran, 18/218)
Sebagaimana ayat ini mengharuskan seseorang menjaga keluarga dan anak-anak dari api neraka dengan cara memberikan pendidikan dan pengajaran kepada mereka, serta memberitahu mereka tentang perintah Allah Subhanahu wa Taala. Seorang hamba tidak dapat selamat kecuali bila ia menegakkan apa yang Allah Subhanahu wa Taala perintahkan terhadap dirinya dan orang-orang yang di bawah penguasaannya, baik istri-istrinya, anak-anaknya, dan selain mereka dari orang-orang yang berada di bawah kekuasaan dan pengaturannya.

2. DAKWAH TERHADAP KAUM KERABAT DAN TETANGGA DEKAT

Allah SWT berfirman : “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”. (QS Asy Syu'ara' 214).

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mendatangi bukit Shafa dan menaikinya, lalu menyeru manusia untuk berkumpul. Maka orang-orang pun berkumpul di sekitar beliau. Sampai-sampai yang tidak dapat hadir mengirim utusannya untuk mendengarkan apa gerangan yang akan disampaikan oleh Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam kemudian memanggil kerabat-kerabatnya, “Wahai Bani Abdil Muththallib! Wahai Bani Fihr! Wahai Bani Luai! Apa pendapat kalian andai aku beritakan kepada kalian bahwa ada pasukan berkuda dari balik bukit ini akan menyerang kalian. Adakah kalian akan membenarkan aku?” Mereka serempak menjawab, “Iya.” Beliau melanjutkan, “Sungguh aku memperingatkan kalian sebelum datangnya azab yang pedih.” (HR Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma)

Aisyah radhiyallahu anha memberitakan bahwa ketika turun ayat di atas, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bangkit seraya berkata, “Wahai Fathimah putri Muhammad! Wahai Shafiyyah putrid Abdul Muththalib! Wahai Bani Abdil Muththalib! Aku tidak memiliki kuasa sedikit pun di hadapan Allah Subhanahu wa Taala untuk menolong kalian kelak. (Adapun di kehidupan dunia ini) maka mintalah harta dariku semau kalian.” (HR. Muslim) 

Dari Ibnu Abbas r.huma menceritakan, “Ketika Allah SWT. Menurun ayat : Berilah peringatan kepada kaum keluargamu yang dekat.” (QS Asy Syu'ara' 214).

Maka Nabi SAW naik ke bukit Shafa dan berseru, “Hai manusia, Maka orang-orang pun berkumpul (menyambut seruan) beliau, ada yang datang sendiri dan ada yang mengutus wakil-wakilnya. Lalu Rasulullah SAW menyeru, “Wahai Bani Abdil Muthalib, wahai Bani Fihir, wahai Bani anu, Bani anu..! Bagaimana menurut kalian seandainya aku beritahukan pada kalian bahwa di balik bukit ini ada pasukan musuh berkuda yang siap menyerang kalian, apakah kalian mempercayai ucapku?” Mereka menjawab, “Ya, (kami percaya).” Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan bagi kalian akan azab yang pedih.” Mendengar hal itu, Abu Lahab langsung berkata, “Celakalah kamu sepanjang hari ini, apakah kamu mengundang kami semua hanya untuk ini?” (Sebagai jawaban atas celaan Abu Lahab ini), maka Allah Azza wajalla menurunkan ayat :

“Celaka kedua tangan Abu Lahab, dan celakalah ia.” (QS. Al Lahab ayat 1) (Hr. Ahmad V/17)

3. DAKWAH TERHADAP KAMPUNG ATAU DAERAH SEKITARNYA

Allah SWT berfirman : “dan ini (Al Quran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan Kitab-Kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quran) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya”. (QS Al-Anam 92). 

Sesudah itu Allah SWT. menjelaskan bahwa Alquran itu adalah kitab yang bernilai tinggi, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. penutup para Rasul. Kitab itu turun dari Allah seperti halnya Taurat yang diturunkan kepada Musa a.s. Hanya saja Alquran itu mempunyai nilai-nilai yang lebih sempurna karena Alquran itu berlaku abadi untuk sepanjang masa. Alquran itu di samping sebagai petunjuk juga sebagai pembenar kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dalam urusan tauhid, melenyapkan kemusyrikan dan mengandung ajaran-ajaran pokok hukum syarak yang abadi yang tidak berubah ubah sepanjang masa. 

Juga sebagai pegangan bagi Rasulullah saw. untuk memperingatkan umatnya, baik yang berada di Mekah atau di sekitar kota Mekah, ialah orang-orang yang berada di seluruh penjuru bumi ini. Dimaksud dengan orang-orang yang berada di sekitar kota Mekah, ialah orang-orang yang berada di seluruh penjuru bumi, sesuai dengan pemahaman bahasa dan pengertian ini ditegaskan sendiri oleh Allah SWT : “Alquran ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Alquran (kepadanya). (Q.S Al An'am 19) 

Juga firman Allah SWT : Katakanlah, "Hai manusia! Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua. (Q.S Al A'raf 158) 

Dan sabda Nabi SAW : Semua nabi itu diutus hanya kepada kaumnya saja, sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia. (HR Bukhari dan Muslim dari Jabir bin Abdullah (Sahih Bukhari jilid 1, 70) 

Dalam pada itu Allah SWT. menjelaskan bahwa orang-orang yang percaya akan terjadinya hari kiamat dan kehidupan di akhirat, sudah pasti mereka percaya kepada Alquran, karena orang-orang yang percaya kepada kehidupan akhirat itu percaya pula akan akibat yang diterima pada hari itu. Itulah sebabnya maka mereka selalu mencari petunjuk-petunjuk yang dapat menyelamatkan diri mereka di akhirat kelak. Petunjuk-petunjuk itu terdapat dalam Alquran, maka mereka tentu akan mempercayai Alquran itu, percaya pada Rasulullah saw. yang menerima kitab itu dan taat kepada perintah-Nya, melaksanakan salat pada waktunya secara terus menerus. 

Disebutkan salat dalam ayat ini, karena salat itu adalah tiang agama dan pokok dari semua ibadah. Orang yang melaksanakan salat dengan sebaik-baiknya adalah pertanda bahwa orang itu suka melaksanakan ibadah lainnya serta dapat mengendalikan hawa nafsunya untuk tidak melakukan larangan larangan Allah. 

Dalam ayat ini terdapat sindiran yang tegas yaitu adanya keingkaran penduduk Mekah dan manusia-manusia yang mempunyai sikap seperti mereka kepada Alquran dan menjelaskan bahwa mereka tidak mau menerima agama Islam dan kerasulan Muhammad saw. adalah karena mereka tidak percaya kepada kehidupan akhirat. Mereka merasa bahwa kehidupan hanya terjadi di dunia saja.

4. DAKWAH ATAU TANGGUNG JAWAB MANUSIA SELURUH ALAM.

Allah SWT berfirman : “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk seluruh manusia, menyuruh kepada yang maruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” 
(QS Ali Imran 110)

Ayat ini mengandung suatu dorongan kepada kaum mukminin supaya tetap memelihara sifat-sifat utama itu dan supaya mereka tetap mempunyai semangat yang tinggi.

Umat yang paling baik di dunia adalah umat yang mempunyai dua macam sifat, yaitu mengajak kebaikan serta mencegah kemungkaran, dan senantiasa beriman kepada Allah. Semua sifat itu telah dimiliki oleh kaum muslimin di masa nabi dan telah menjadi darah daging dalam diri mereka karena itu mereka menjadi kuat dan jaya. Dalam waktu yang singkat mereka telah dapat menjadikan seluruh tanah Arab tunduk dan patuh di bawah naungan Islam, hidup aman dan tenteram di bawah panji-panji keadilan, padahal mereka sebelumnya adalah umat yang berpecah belah selalu berada dalam suasana kacau dan saling berperang antara sesama mereka. Ini adalah berkat keteguhan iman. dan kepatuhan mereka menjalankan ajaran agama dan berkat ketabahan dan keuletan mereka menegakkan amar makruf dan mencegah kemungkaran. Iman yang mendalam di hati mereka selalu mendorong untuk berjihad dan berjuang untuk menegakkan kebenaran dan keadilan sebagaimana tersebut dalam firman Allah : "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul Nya. kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar". (QS. Al Hujurat 15)

Jadi ada dua syarat untuk menjadi sebaik-baik umat di dunia, sebagaimana diterangkan dalam ayat ini, pertama iman yang kuat dan; kedua menegakkan amar makruf dan mencegah kemungkaran. Maka setiap umat yang memiliki kedua sifat ini pasti umat itu jaya dan mulia dan apabila kedua hal itu diabaikan dan tidak diperdulikan lagi, maka tidak dapat disesalkan bila umat itu jatuh ke lembah kemelaratan.

Selanjutnya Allah menerangkan bahwa Ahli Kitab itu jika beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka. Tetapi sedikit sekali di antara mereka yang beriman seperti Abdullah bin Salam dan kawan-kawannya, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik tidak mau beriman. mereka percaya kepada sebagian kitab dan kafir kepada sebagiannya yang lain, atau mereka percaya kepada sebagian Rasul seperti Musa dan Isa dan kafir kepada Nabi Muhammad SAW.

Ibnu katsir mengatakan ayat ini mengandung makna umum mencakup semua ummat ini dalam setiap generasinya dan sebaik-baik generasi mereka ialah orang-orang yang Rasulullah SAW diutus dikalangan mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka. 

Makna ayat ini sama dengan makna ayat lain :

Allah SWT berfirman : “dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan” (QS. Al Baqarah 143)

Bagaimana caranya mengamalkan ayat-ayat tersebut ?

1. Untuk diri sendiri dan keluarga salah satu usahanya yaitu kita buat ta'lim dirumah
2. Untuk kaum kerabat dan tetangga dekat silahturahmi, Jaulah untuk saling mengingatkan
3. Untuk kampung sekitar atau kota sekitar maka waktunya kami sediakan minimal 3 hari setiap bulan
4. Kemudian yang terakhir untuk seluruh manusia ini tentunya sangat berat karena jumlah manusia lebih dari 6 milliar, maka dengan kelemahan kami alim ulama telah ajak keluar dalam waktu yang agak lama yaitu 40 hari dan atau 4 bulan baik di dalam negeri maupun ke luar negeri. Memang seumur hidup belum tentu bisa mendatangi semua orang, tetapi Insya Allah dengan niat untuk mendatangi seluruh manusia kemudian mengajak orang yang lain buat usaha yang sama maka Allah akan terima niat kita, sebagaimana Rasulullah SAW diutus untuk seluruh umat sampai hari terakhir yang Allah kehendaki namun umur beliau hanya 63 tahun, tapi Allah terima usaha yang dilakukan Rasulullah SAW sehingga usaha ini masih akan berlanjut sampai hari terakhir yang Allah kehendaki. Jadi usaha da'wah rasulullah yang dilakukan ini bukan hanya 3 hari, 40 hari atau 4 bulan saja, tapi setiap hari dan seumur hidup kita untuk dakwah dan dakwah menjadi maksud hidup.

Sifat Orang Indonesia

Ketika ditanyakan kepada seorang syech di Pakistan, kenapa orang Indonesia tidak bisa istiqomah?

Maka beliau katakan : negeri kamu adalah negeri yang dikelilingi air, dan air berlimpah-limpah disana.

Maka sifat orang-orang dinegri kamu adalah sifat air selalu ikut bentuk didalam piring ikut piring , dalam gelas, dalam kolam dll maka selalu ikut bentuk wadahnya.

Maka orang-orang negeri kamu ikut suasana jika suasana taat maka jadi taat, jika suasana maksiat ikut maksiat.

Beliau lanjutkan biarpun air itu sifatnya tetapi jangan khawatir jika air digunakan tetap dan terus menerus maka akan menghadirkan kekuatan yang besar.

Seperti saat perang mesir dan Israel, tentara Israel membuat suatu benteng yang bernama berlin, dibuat tujuh lapis dari kawat besi, jerami, tembok. Karet dll. tentara mesir kewalahan dan tak mampu tembus benteng maka Professor Abdul Hamid mengusulkan pesan alat penyemprot air dari jerman beliau liat ayat

Dan dari air dan segala sesuatu menjadi hidup.

Maka disemprotkan benteng  itu dengan air lalu selama 40 hari terus menerus dan akhirnya jebol juga.

Jadi sifat air memiliki kekuatan yang besar untuk menghancurkan segala kekuatan apapun kecuali kekuatan angin.
Kalau orang Indonesia buat pengorbanan terus menerus maka semua permasalahan akan terselesaikan. 

Orang-orang yang alloh pilih untuk buat kerja Nabi berasal dari 3 golongan sesuai isi ayat dalam surat Fathir 32, orang jahat, orang yang kadang-kadang jahat, orang yang selalu baik.
Allah SWT berfirman : “Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang Menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikandengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang Amat besar”. (QS. Fathir 32)

Mereka diumpamakan pembagian air dalam ilmu fiqih:

1 air mutlak, yakni air yang suci dan dapat mensucikan  artinya orang yang berdakwah memang munasib/ cocok jadi dai karena Track Record nya memang baik dan orang semua kenal kebaikannya dan orang percaya akan menjadi baik jika ikut dia.

2. air Mustamal, air yang tercampur najis. Dai jenis ini adalah orang yang labil, kadang baca Quran kadang baca Koran, kadang pakai siwak Nabi kadang pakai siwak Firaun/ rokok. Orang tadinya ragu kepada ajakannya tetapi karena ia dalam ijtimaiat maka Allah pakai dia untuk istilah orang lain. Ibarat air, jika mustamal dicampur dengan air mutlak dalam kadar dua kulah maka akan dapat digunakan lagi untuk bersuci walaupun asalnya mustamal.

3. Air Mutanajis, asalnya air kotor tidak bisa buat bersuci, tetapi dalam ilmu fiqih jika air seember kena najis maka dia tuangkan kedalam air yang berjumlah dua kulah, kemudian air itu diambil lagi seember menjadi air yang suci dapat digunakan bersuci lagi.

Jadi biarpun ahli dakwah bukan semua orang soleh, ada orang yang tanggung, ada yang kotor tetapi karena mereka buat dengan ijtimaiat maka semuanya dapat menjadi peng islah buat seluruh alam.

Sifat Menutupi Jasad, Jasad Menutupi Sifat

Hidup didunia memang penuh tipuan. Satu orang yang mempunyai sifat suka mencuri tapi ditutupi dengan jasadnya, penampilannya dengan baju yang bagus dan berdasi. Sehingga orang lain pun tak tahu bahwa di memang pencuri. Satu orang yang yang mempunyai sifat dengki, hasad, sombong tidak akan bisa dilihat karena ditutupi oleh jasadnya yang dibuat seindah mungkin. Untuk menutupi sifat-sifatnya yang tidak baik ditutupi dengan penampilan jasad yang baik. 

Sebaliknya diakherat akan dibalik sifat menutupi jasad. Apa saja sifat-sifat kita begitulah wujud jasad kita diakherat nanti. Akan ada 12 barisan diakherat. Jasadnya seperti babi hutan karena didunia sifatnya pun lebih rendah dari babi hutan sering meringan-ringankan shalat. Jasadnya berbentuk keledai karena enggan membayar zakat. Barisan terakhir jasadnya penuh dengan sinar laksana bulan purnama. Inilah orang yang beramal saleh dan banyak berbuat baik dan mengajak orang kepada kebaikan. 

Sifat yang kurang baik didunia bisa ditutupi dengan penampilan jasad yang baik tapi diakherat, bagai mana sifat kita didunia maka begitulah penampilan jasad kita diakherat nanti. Sifat yang baik akan menghasilkan jasad yang baik. Sifat yang buruk akan menghasilkan jasad yang buruk. 

Di Yaumul Hisab nanti setiap manusia akan jadi terdakwa. 

Terdakwa : Ayah

Jaksa penuntut umum : istri dan anak

Hakim : Allah SWT

Satu langkah lagi sang ayah akan memasuki surga. Istri dan anaknya berkata : “Tunggu dulu, jangan masukan dia kedalam surga karena didunia dia tidak pernah mengajak kami kepada kebaikan”. 

Sang anak berkata : “Kalau saya tinggal kelas, ayah akan pukul saya tapi kalau saya tinggalkan shalat ayah tak pernak pukul saya” 

Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :  “Perintahkanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat apabila sudah mencapai umur tujuh tahun, dan apabila sudah mencapai UMUR SEPULUH TAHUN MAKA PUKULLAH mereka apabila tidak melaksanakannya, dan pisahkanlah mereka dalam tempat tidurnya.” (HR. Abu Daud)

Sang istri berkata : “Kalau saya keluar rumah tidak pake jilbab, suami saya tidak pernah marah. 

Allah SWT berfirman, “Katakanlah kepada wanita yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya, memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan  perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, …” (QS. An-Nuur 31).  

Anak dan istri yang tidak didik dengan agama akan jadi Jaksa penuntut buat sang ayah nanti di Yaumul Hisab. Sebaliknya anak dan istri yang didik dalam agama akan menjadi Pengacara buat ayah di Yaumul Hisab. 

Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” (QS. Attahrim 6)

Pernahkah satu orang ayah menghidupkan agama di keluarganya…?

Pulang kerumah langsung nonton TV, makan, berhubungan suami istri. Hari-hari itulah rutinitas sang ayah.

Pernahkah kita mengajak istri dan anak. Dek, nak, kita baca dua tiga hadist atau dongeng sebelum tidur “Membaca Hayatus sahabah” kehidupan orang yang sukses dalam agama.
Untuk membiasakan baca hadist dan menghidupkan agama dalam keluarga kita juga perlu proses. Belajar ikut keluar 3 hari supaya ada kekuatan menghidupkan agama dalam kehidupan dan keluarga kita. 

Dengan keluar 3 hari sifat-sifat yang buruk dalam diri kita akan berubah menjadi sifat-sifat yang baik. Sifat yang baik akan menghasilkan jasad yang baik yang penuh dengan cahaya.
Istri dan anak pun akan menjadi Pengacara/penolong kita di Yaumul Hisab nanti. 

27 hari kita buat usaha atas dunia yang pasti dan pasti kita tinggalkan kenapa kita tidak bisa meluangkan waktu 3 hari untuk bekal akhirat yang selama-lamanya.

Insya Allah

Shalat Mendatangkan Rezeki

Ketika Maulana Ilyas rah.a mengadakan sebuah pengajian tentang shalat bisa mendatangkan rezeki. Satu orang mahasiswa berdiri dan bertanya : 

“Maulana, mana mungkin hanya dengan shalat bisa dapat rezeki, Cuma gerak-gerak badan (shalat) saja dapat rezeki kalau mau dapat rezeki itu kita harus bekerja.”

Maulana Ilyas rah.a : “Coba kamu tanya kepada polisi yang ada diperempatan jalan sana. Polisi itu Cuma gerak-gerak tangan saja. Maulana Ilyas sambil menggerakkan tangannya kekiri kekanan maju dan mundur. Polisi itu dapat rezeki gak? 

Mahasiswa : “Ya, dapat rezeki”.

Maulana Ilyas rah.a : “Jangan kamu lihat polisinya tapi lihatlah siapa yang menggaji dia. Jangan kamu lihat orang yang shalatnya tapi lihatlah siapa menggaji-Nya.”

Allah SWT berfirman : “dan perintahkanlah kepada keluargamu MENDIRIKAN SHALAT dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, KAMILAH YANG MEMBERI REZKI KEPADAMU. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa”. (QS. Thaahaa 132)

Atas dasar Firman Allah SWT inilah bahwa shalat itu mendatangkan rezeki. 

13 pintu rezeki

1. Taqwa
2. Tawakal
3. Shalat
4. Doa
5. Dakwah
6. Taklim
7. Baca Al Quran
8. Zikir
9. Istighfar
10. Silaturrahmi
11. Sedekah
12. Nikah
13. Kerja

Coba kita lihat shalat itu ada pada urutan nomor 3 untuk mendatangkan rezeki.
Kerja yang kita anggap selama ini sesuatu hal untuk mendatangkan rezeki ada pada level terahir nomor 13.

Begitu juga dengan nikah, kita berkeyakinan kalau nanti saya nikah, mau dikasih makan apa istri saya. Padahal nikah itu satu tingkat diatas bekerja untuk mendatangkan rezeki. Kalau kita masih lajang atau gadis dapat uang Rp. 50.000,-/hari kalau sudah nikah pasti rezekinya bertambah. Rezeki istri bisa datang lewat suami karena rezeki setiap manusia sudah di jamin Allah SWT. Kalau sudah menikah bisa saja penghasilannya Rp. 80.000,- atau Rp. 100.000,-/hari.

Setiap Amalan Itu Pasti Ada Maksudnya

Setiap amalan yang Allah SWT perintahkan kepada manusia pasti ada maksudnya.
Shalat maksudnya mencegah kemungkaran

Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar”. (QS. Al 'Ankabuut 45)

Kalau shalatnya belum bisa mencegah dari perbuatan mungkar berarti shalatnya belum lagi mencapai maksud dari shalat itu. Perlu diperbaiki lagi

Puasa maksudnya menjadi orang bertakwa

Allah SWT berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”, (QS. Al Baqarah 183)

Kalau puasanyanya belum bisa menjadikan orang bertakwa berarti puasanya belum lagi mencapai maksud dari puasa itu. Perlu diperbaiki lagi

Zakat maksudnya membersihkan harta

Allah SWT berfirman : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. At Taubah 103)

Haji maksudnya pergi Baitullah untuk mengingatkan keadaan kita nanti di padang mahsyar
Ketika haji akan memakai pakaian yang sama. Status, pangkat dan jabatan tidak akan terlihat disana. Sama saja. 

Lari-lari kecil antara safa dan marwa di yaumil akhir pun kita kan berlari kepada nabi Adam as untuk meminta Syafa'at tapi disuruh kepada nabi Nuh as, lalu ke Ibrahim as, Musa as, Isa as dan terakhir yang bisa memberi hanya Nabi Muhammad SAW. 

Allah SWT pun punya maksud menghantar manusia kepermukaan bumi ini. Apa maksudnya?

Dunia dicibtakan untuk manusia, manusia dicibtakan untuk akhirat. 

Allah SWT berfirman : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (QS. Adz Dzaariyaat 56)

Segala fasilitas yang ada dipermukaan bumi ini. Allah SWT cibtakan semuanya untuk mempermudah manusia beribadah. 

Ayah telah menyuruh anaknya untuk membeli gula. Untuk mempermudah sang anak membeli gula, ayah pun memberikan sepeda. Ini uang, ini sepeda sekarang belikan ayah gula. Tetapi belum sampai tujuan. Anak ini dirayu oleh temannya untuk bermain. Sehingga dia pun lalai dan lupa maksud dan tujuannya membeli gula. Waktu magrib pun semakin dekat dan sang anak pun tidak berani pulang kerumah karena takut dimarahi. Tetapi mau tidak mau harus pulang juga dan di marahi ayah. 

Keadaan kita pun seperti anak ini. Allah SWT menyuruh kita untuk sempurnakan iman dikehidupan dunia. Kita diberi fasilitas mobil, rumah dan uang untuk mempermudah manusia beribadah tetapi di dalam kehidupan kita ini dirayu oleh setan dan bala tentaranya sehingga lalai dan lupa maksud dan tujuan. Waktu magrib (tua) pun semakin dekat. Semakin dipenghujung waktu semakin takut kembali kepada Allah SWT. Tetapi mau tidak mau manusia itu harus kembali kepada Allah SWT dalam keadaan iman sempurna. 

Allah SWT berfirman : “Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui”. QS. Al 'Ankabuut 64)

Memanglah dunia ini tempat main-main. Makanya manusia disibukkan dengan permainan dunia. 

Kalau manusia tidak sempurnakan iman didunia. Maka Allah SWT akan sempurnakan imannya di neraka. 

Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zalim: "Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul." (Kepada mereka dikatakan): "Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa? (QS. Ibrahim 44)

Iman manusia ketika itu begitu sempurna karena telah melihat langsung azab Allah SWT. Ya Tuhan kami, kembalikan kami kedunia untuk sempurnakan iman. Ini IMPOSSIBLE

Sebagai mana tidak mungkin susu kembali ke putingnya

Sebagai mana tidak mungkin anak kembali ke perut ibunya

Manusia pun tidak mungkin kembali kedunia. 

Andaikan iman Firaun ketika di alam kubur ditimbang dengan imannya semua wali Allah yang masih hidup yang ada dipermukaan bumi ini. Niscaya imannya Firaun lebih berat lagi. Karena dia telah melihat langsung azab Allah SWT sedangkan wali Allah belum. 

Katakanlah: "Pada hari kemenangan (Hari Kiamat) itu tidak berguna bagi orang-orang kafir, iman mereka dan tidak pula mereka diberi tangguh." (QS. As Sajdah 29)

Iman yang sempurna di alam kubur tidak berlaku lagi karena waktu untuk menyempurnakan hanya didunia saja. Makanya, kalau manusia tidak sempurnakan iman didunia. Maka Allah SWT akan sempurnakan imannya di neraka. 

Kalaulah anak yang bijak, dia tahu betul maksudnya beli gula dan langsung ditunaikan seketika dan tepat waktu. Ayah pun akan senang dan segala permintaan anak akan dituruti.
Kalaulah manusia yang bijak, dia tahu betul maksudnya sempurnakan iman dipermukaan bumi ini.  Allah SWT pun akan senang dan memberikan kita balasan yang sempurna berupa surga. 

Wajahnya cantik seperti nabi Yusuf as

Umurnya muda 33 tahun seperti nabi Isa as

Suaranya merdu seperti nabi Daud as

Kekuatannya seperti nabi Musa as

Tinggi badannya 30 meter seperti nabi Adam as

Akhlaqnya seperti nabi Muhammad SAW

Jadi, tidak ada hal yang paling penting didunia ini selain menyempurnakan iman. Inilah maksud sesungguhnya Allah SWT hantar manusia kepermukaan bumi ini. 

Alhamdulillah, usaha untuk menyempurnakan iman ini sudah ada diseluruh dunia. Kita tinggal pilih saja
  1. Sempurnakan iman di dunia
  2. Sempurnakan iman di neraka
Pasti kita pilih sempurnakan iman didunia.
Luangkanlah waktu 3 hari untuk belajar sempurnakan iman
Insya Allah 

Sembelih Kecintaan Terhadap Dunia

Allah SWT berfirman : “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." (QS. Ash Shaaffaat 102)

Maka tatkala anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim yaitu telah mencapai usia sehingga dapat membantunya bekerja; pada saat itu anak Nabi Ibrahim berusia tiga belas tahun Ibrahim berkata, "Hai anakku! Sesungguhnya aku melihat maksudnya, telah melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu! mimpi para nabi adalah mimpi yang benar, dan semua pekerjaan mereka berdasarkan perintah dari Allah SWT. maka pikirkanlah apa pendapatmu!" tentang mimpiku itu; Nabi Ibrahim bermusyawarah dengannya supaya ia menurut, mau disembelih, dan taat kepada perintah-Nya. Ia menjawab, "Hai bapakku huruf Ta pada lafal Abati ini merupakan pergantian dari Ya Idhafah kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu untuk melakukannya Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar" menghadapi hal tersebut.

Menurut riwayat Ibnu `Abbas , tatkala Ibrahim as diperintahkan untuk melakukan ibadah datanglah setan menggoda di waktu sai. Setan mencoba berlomba dengan dia, tapi Ibrahim as berhasil mendahuluinya sampai ke Jumrah aqabah. Setan menggodanya lagi, tetapi Ibrahim as menyuruh melemparinya dengan batu tujuh kali hingga dia lari. Pada waktu jumratul wusta datang lagi setan menggodanya, tapi dilempari oleh Ibrahim as tujuh kali. Kemudian Ibrahim as menyuruh anaknya menelungkupkan mukanya untuk segera disembelih. Ismail as waktu itu sedang mengenakan baju gamis (panjang) putih: Berkata dia kepada bapakaya; "Wahai bapakku, tidak ada kain untuk mengafaniku kecuali baju gamisku itu, maka lepaskanlah supaya kamu dengan gamisku itu dapat mengafaniku". Maka Ibrahim mulai meninggalkan baju gamis itu, tapi pada saat itulah ada suara di belakangnya menyeru dia: "Hai Ibrahim, kamu sudah melaksanakan dengan jujur mimpimu". Ibrahim segera berpaling, tiba-tiba seekor kambing kibas putih ada di hadapannya. 

Allah SWT menyuruh Nabi Ibrahim as bukan untuk menyembelihi Nabi Ismail as tapi untuk MENYEMBELIH KECINTAAN KEPADA ANAKNYA. Selama 13 tahun Nabi Ibrahim tinggalkan anak dan istrinya untuk MENYEMBELIH KECINTAAN KEPADA ANAK DAN ISTRI. Setelah 13 tahun berjumpa kembali kecintaan Nabi Ibrahim kepada Anaknya mulai tumbuh berkembang. Allah SWT mau memberi pelajaran buat kita semua. Supaya menyembelih kecintaan kepada anak. 

Allah SWT berfirman : Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS. At Taubah 24) 

Kecintaan kepada benda yang hidup dalam ayat ini ada lima :

1. Bapa-bapa    
2. Anak-anak
3. Saudara-saudara
4. Isteri-isteri
5. Kaum keluargamu

Kecintaan kepada benda yang mati dalam ayat ini ada tiga :

1. Harta kekayaan yang kamu usahakan
2. Perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya
3. Tempat tinggal yang kamu sukai

Kecintaan kepada yang delapan perkara ini jangan sampai melebihi kecintaan kepada tiga perkara :

1. Allah SWT
2. Rasul-Nya
3. Berjuang dijalan Allah

Allah SWT berfirman : Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali 'Imran 31)

Seorang bapak mempunyai seorang anak dan seekor kambing. Ketika anak sakit, kambing disembelih dan dagingnya dijual untuk biaya berobat anak. Tapi kalau kambingnya sakit, anak disembelih untuk biaya berobat kambing. Ini namanya GILA. Berapa banyak manusia yang sembelih perintah Allah demi untuk kepentingan dunia. Ketika waktu Zuhur yang Allah SWT ingin shalat berjamaah di mesjid tapi demi jualan jengkol. Dia rela sembelih perintah Allah demi untuk tunaikan hajatnya jualan jengkol. Saat itu kebesaran jengkol lebih besar dihatinya dibanding kebesaran Allah SWT. 

Keluar 3 hari, 40 hari dan 4 bulan dalam rangka menyembelih kecintaan kepada anak dan istri serta 8 perkara dalam At Taubah ayat 24

Insya Allah  

Sangka Baik Itu Penting

Satu orang pemuda lulusan S2 pertanian bekerja disebuah perkebunan kelapa sawit. Pupuk yang bapak gunakan ini salah. Nak, saya disini sudah bekerja 30 tahun dan tidak pernah ada kelapa sawit yang mati dan produksinya pun bagus. Bapak tahu gak siapa saya, saya ini lulusan S2 pertanian. Menurut teori yang saya pelajari pupuk ini tidak bagus digunakan. Bapak ini pun menjawab : ITUKAN TEORI” 

Satu orang pemuda lulusan S2 Ekonomi di Amerika sedang duduk disebuah restoran dan bercerita dengan seorang kakek. Kakek dulu sekolah dimana…? Kakek Cuma tamat SD nak. Dengan panjang lebar pemuda ini bercerita bagai mana memajukan ekonomi. Singkat cerita kakek ini mengatakan “YANG PUNYA RESTORAN DAN HOTEL INI SAYA”. Kakek balik bertanya : “Nak, kerja dimana sekarang” dijawab : “MASIH PENGANGGURAN” 

Satu orang pemuda lulusan S2 jurusan agama di Madinah pulang kampung dan berjumpa dengan satu orang bapak yang dulunya preman dan sekarang sudah bertaubat. Pak, dakwah dari rumah ke rumah itu salah. Apalagi sampai dakwah 40 hari, 4 bulan tinggalkan istri. Bapak ini menjawab : saya sudah 5 tahun ikut dakwah 60 teman saya yang dulunya pemabuk, tukang zina sekarang sudah taubat karena sering saya datangi. 10 orang kristen sudah saya masukkan islam. Sudah berapa orang yang kamu ajak kepada kebaikan, sudah berapa orang yang kamu islamkan…? Pemuda itu diam dan mengalihkan. Pemuda itu mengatakan. Kita berdakwah itu dimesjid. Ngapain repot-repot 3 hari mengeluarkan dana dan meninggalkan istri. Bapak ini menjawab : kalau berdakwah di mesjid itu kepada orang yang sudah baik. Jadi bagaimana nasib saudara kita yang belum mau ke mesjid. 

Satu orang pemuda tamatan pesantren berjumpa dengan seorang kakek. Didalam hati pemuda ini berkata “Kakek ini lebih tua dari saya, lebih banyak ilmunya, lebih banyak pahalanya, lebih banyak pengalamannya”. Didalam hati kakek pun berkata “Pemuda ini lebih muda dari saya, lebih sedikit dosanya, lebih faham ilmu agama dari pada saya. 

Satu orang yang belajar kita Shahih Bukhari belum tentu amalannya shahih. Yang shahih hadistnya. Satu orang yang hanya belajar Fadhail Amal tapi diamalkan dan istiqamah, amalannya shahih. 

Untuk mendapatkan ilmu bukan hanya dari membaca dan belajar. 1 ilmu yang kita ketahui diamalkan dengan istiqamah, Allah akan memberi 10 femahaman ilmu yang tidak kita ketahui. Umar bin khattab bekas preman bukan lulusan S2 atau S3 tapi lulusan Mesjid (Belajar di mesjid) tapi 2/3 dunia telah tunduk kepada islam.   

Janganlah kita menganggap remeh orang-orang disekitar kita. Walau pun kita sudah Mufti sekali pun belum tentu kita lebih pintar dari mereka. Rasulullah orang yang cerdas dan pintar tapi sering sekali menanyakan pendapat kepada Abu Bakar, Umar dan sahabat lain dan selalu bermusyawarah dalam segala hal. 

Orang yang bodoh itu yang menganggap dirinya pintar dan orang yang pintar itu yang masih ada keinginan memuntut ilmu.    

Selalulah berprasangka baik kepada orang lain. 

Al Hujuraat: 11

Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan)dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. 49:11). 

Al Hujuraat: 12

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yaang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. 49:12).

Sampaikanlah Walau Satu Ayat

Wahyu yang kedua kalinya turun Ya ayyuhal Mudatsir. Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan!. Buat dakwah. Kita mengetahui wahyu yang pertama kali turun adalah Iqra Bismi Rabbikal Lazi Khalaq. “Bacalah, Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya “.

Wahyu yang pertama terdiri dari 5 ayat. Nabi SAW waktu itu masih faham 5 ayat saja. Sudah diperintahkan buat dakwah. Sekembalinya dari Gua Hira Nabi Muhammad SAW menggigil dan berselimut. Malaikat Jibril datang kembali menyampaikan wahyu yang kedua. Ya ayyuhal Mudatsir, Hai orang yang berselimut, bangunlah, bangunlah. Buat dakwah. Yang perlu digaris bawahi disini Nabi SAW ketika itu masih tahu 5 ayat saja. Tetapi sudah disuruh buat dakwah. 

Di hari pertama Nabi SAW buat dakwah. Beliau telah dakwah kepada istrinya Khadijah dan masuk islam. Dakwah kepada Zaid bin Haritsah dan masuk islam. Zaid adalah seorang budak yang dibeli oleh Nabi SAW dan menjadikannya anak angkat. Dakwah kepada keponakannya Ali bin Abi Thalib dan masuk islam. Dakwah kepada temannya Abu Bakar dan masuk islam. Di hari pertama Nabi SAW buat dakwah telah mengislamkan 4 orang. 

Abu Bakar telah bertanya kepada Nabi SAW. Ya Nabi Allah apa tugas dan kewajiban saya? Nabi SAW menjawab :”Apa tugas saya itulah tugas kamu”. Apa tugas Nabi SAW? Buat dakwah. Abu Bakar pun langsung buat dakwah. Yang perlu digaris bawahi disini Abu Bakar ketika itu tidak tahu apa-apa mengenai islam dan tidak satu ayat pun yang beliau tahu. Yang diketahui Abu Bakar islam itu adalah “Dakwah”. Abu Bakar ketika itu Cuma tahu satu kalimat saja. Yaitu kalimat iman.  “Laa ilaaha illallaah Muhammadur Rasulullah”.      

Dari Aisyah r.ha. menceritakan, “Abu Bakar ra. keluar untuk menemui Rasulullah SAW karena memang ia sudah bersahabat dengan Nabi SAW sejak masa jahiliyah. Ketika bertemu dengan Nabi SAW. ia berkata, “Hai Abdul Qasim (Nabi Muhammad SAW), Engkau telah diasingkan dari majelis kaummu, dan mereka menuduhmu telah menghina nenek moyang mereka.” Rasulullah SAW bersabda, “Aku adalah Rasul Allah, aku mengajak engkau kepada (agama) Allah.” Setelah beliau selesai menyampaikan ucapannya (dakwahnya), maka Abu Bakar ra. pun memeluk Islam. Lalu Rasulullah SAW pergi meninggalkan Abu Bakar, dan tiada seorang pun di antara kedua bukit Makkah yang lebih berbahagia daripada Rasulullah SAW dengan masuk islamnya Abu Bakar ra. Dari sana Abu Bakar ra. pergi kepada Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, dan Saad bin Abu Waqqash r.hum. (untuk mengajak mereka kepada Islam). Maka mereka pun semuanya memeluk Islam. Esok harinya Abu Bakar ra datang kepada Utsman bin Mazhun, Abu Ubaidah bin Jarrah, Abdur Rahman bin Auf, Abu Salamah bin Abdul Asad, dan Arqam bin Abil Arqam, lalu membawa mereka semua (kepada Rasulullah SAW maka mereka pun masuk Islam).” (Al Bidaayah Wan Nihaayah III/80)

Dihari pertama Abu Bakar masuk islam, beliau telah mengislamkan 4 orang dan di hari kedua Abu Bakar masuk islam, beliau telah mengislamkan 5 orang lagi. Dalam jangka 2 hari Abu Bakar sudah mengislamkan 9 orang. 

Jadi, 10 Assabiqunal Awwalun itu adalah 4 orang taskilan Nabi SAW dan 6 orang taskilan Abu Bakar yaitu : Khadijah, Zaid bin Haritsah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar, Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, dan Saad bin Abu Waqqash, Utsman bin Mazhun, Abu Ubaidah bin Jarrah.        

Nabi SAW baru faham 5 ayat sudah diperintahkan buat dakwah. Abu Bakar baru tahu satu kalimat “Laa ilaaha illallaah Muhammadur Rasulullah” sudah diperintahkan buat dakwah.
  1. Bolehkah anak kecil mengumandangkan adzan...? Jawabnya boleh.
  2. Bolehkah seseorang yang sama sekali belum pernah sekolah mengumandangkan adzan...? Jawabnya boleh.
  3. Bolehkah seorang preman mengumandangkan adzan...? Jawabnya boleh.
  4. Bolehkah tukang becak mengumandangkan adzan...? Jawabnya boleh.
  5. Bolehkah ulama mengumandangkan adzan...? Jawabnya tentu boleh.
Jadi, intinya siapa saja boleh mengumandangkan adzan. Asal dia tahu lafadz-lafadznya (Islam). 

Setelah selesai adzan kita akan berdoa “Allahumma Robba Hadzihid Da'waatit Taammah...” Wahai Tuhanku yang mempunyai seruan yang sempurna... Dakwah yang sempurna. Adzan adalah dakwah yang sempurna. Ketika adzan dikumandangkan semua di seru. Pejabat, penjahat, tukang babat, ulama, ustadz, pemabuk, pedagang, petani. Bahkan Yahudi dan Kristiani pun mendengan seruan adzan. 

Dalam dakwah pun begitu semua kalangan didatangi. Tanpa memandang status, pangkat dan jabatan. Ketika buat dakwah ulama didatangi, penjahat pun didatangi karena itu memang tanggung jawab kita. 

Adzan adalah dakwah yang paling sempurna dan siapa saja boleh mengumandangkan adzan dan semua kalangan diseru, dipanggil untuk datang kemesjid memenuhi panggilang Allah SWT. 

Jadi, tidak harus tamatan pesantren, S1, S2 atau S3 baru boleh buat dakwah. Siapa saja boleh buat dakwah karena tanggung jawab usaha dakwah ini, tanggung jawab semua orang islam yang ada kalimat “Laa ilaaha illallaah Muhammadur Rasulullah” didalam hatinya. 

Allah SWT berfirman : 

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar”, (QS. Ali 'Imran 110)

Jadi, kita ini sebagai umat akhir zaman adalah umat dakwah yang di hantar untuk buat dakwah kepada seluruh manusia. 

Allah SWT berfirman : 

Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik." (QS. Yusuf 108)

Aku (Nabi SAW) dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kepada Allah. Didalam ayat ini dikatakan kalau kita mengaku pengikut Nabi SAW harus buat dakwah. Yang dipertanyakan kalau kita tidak buat dakwah kita ini ummat siapa...?

Ketika adzan dikumandangkan. Seorang anak kecil telah berkata kepada ayahnya. Wahai ayahku, bagaimana kalau kita shalat berjamaah dimesjid. Perkataan anak ini pun sudah dinilai dakwah. Karena dakwah itu “Mengajak”. Jadi, tidak perlu ilmu yang banyak untuk buat dakwah. Satu ayat saja yang kita ketahui sudah disuruh untuk disampaikan. 

Nabi SAW bersabda : “Sampaikanlah dari ku walaupun hanya satu ayat”. (HR Ahmad, Bukhari, Tarmidzi)

Setiap umat islam yang baligh bahkan anak-anak pun hafal Al Faatihah. Al Faatihah itu 7 ayat sedangkan yang dikatakan Nabi SAW : “Sampaikanlah walau satu ayat”. Jadi, paling minimal setiap orang islam sudah hafal 7 ayat. 

Jadi, tidak ada alasan kalau kita tidak buat dakwah. 

Nabi SAW baru faham 5 ayat sudah diperintahkan buat dakwah. Kita sudah tahu 7 ayat. Jadi, tidak ada alasan kalau kita tidak buat dakwah. 

Abu Bakar baru tahu satu kalimat “Laa ilaaha illallaah Muhammadur Rasulullah” sudah diperintahkan buat dakwah. Kita sudah bisa shalat, zikir, doa dsb. Jadi, tidak ada alasan kalau kita tidak buat dakwah. 

Siapa saja boleh mengumandangkan adzan dan ini adalah dakwah yang sempurna. Kita pun pasti bisa mengumandangkan adzan. Jadi, tidak ada alasan kalau kita tidak buat dakwah.
Nabi SAW pun bersabda : “Sampaikanlah dari ku walaupun hanya satu ayat”. Kita sudah hafal puluhan ayat. Jadi, tidak ada alasan kalau kita tidak buat dakwah. 

Didalam surat Yusuf dikatakan kalau kita mengaku pengikut Nabi SAW harus buat dakwah. Jadi, tidak ada alasan kalau kita tidak buat dakwah. 

Kita sering berpendapat bahwa jika kita tidak konsekuen dengan ajakan kita dan kita merasa bukan ahlinya, maka tidak selayaknya kita menasihati orang lain. Ini adalah tipuan yang sangat nyata. Jika kita menunaikan suatu tugas dan tugas itu adalah perintah Allah SWT, maka kita tidak boleh mundur sedikit pun. Kita hendaknya memulai kerja dakwah ini dengan kepahaman bahwa dakwah ini adalah perintah Allah SWT. Insya Allah, usaha dan kesungguhan yang kita lakukan akan membawa kemajuan, kekuatan, dan istiqamah. Hendaknya kita kerjakan terus-menerus sehingga kita akan mendapat kedekatan dengan Allah SWT. 

Dari Anas ra. ia berkata, kami bertanya, “Ya Rasulullah, kami tidak akan menyuruh orang untuk berbuat baik sebelum kami sendiri mengamalkan semua kebaikan dan kami tidak akan mencegah kemungkaran sebelum kami meninggalkan semua kemungkaran.” Maka Nabi SAW. bersabda, “Tidak, bahkan serulah kepada kebaikan meskipun kalian belum mengamalkan semuanya, dan cegahlah dari kemungkaran, meskipun kalian belum meninggalkan semuanya.” (HR. Thabrani).

Jadi, tidak ada alasan lagi kalau kita tidak buat dakwah. 

Tanamkanlah didalam hati kita bahwa dakwah ini perintah Allah SWT sunnah Nabi SAW dan dakwah ini adalah tanggung jawab saya. Walau pun kita hanya seseorang yang tidak pernah sekolah. Tidak bisa baca dan tulis. Nabi SAW saja tidak bisa baca dan tulis tetapi tetap buat dakwah.  
 
Jadi, tidak ada alasan lagi kalau kita tidak buat dakwah.  

“Saya tidak ada keberanian, kekuatan untuk buat dakwah”.

Ini rata-rata penyakit umat islam. Bagaimana cara mengatasinya...?

Supaya bisa buat dakwah. Solusinya buat “Usaha Dakwah”

Untuk buat usaha kita perlu waktu. Usaha perdagangan perlu waktu. Usaha pertanian perlu waktu. Usaha dakwah pun begitu juga, perlu meluangkan waktu. Tahap pertama luangkan waktu 3 hari untuk usaha dakwah. Setelah 3 hari belajar usaha dakwah maka kita akan mendapatkan SIM (Surat Izin Mengajak, Surat Izin Menyampaikan, Surat Izin Mendakwah). Setelah 3 hari, maka kita akan ada kekuatan, keberanian untuk buat dakwah kepada keluarga, teman dsb.  

Jadi, tidak ada alasan lagi kalau kita tidak buat dakwah.