Setiap amalan yang Allah SWT perintahkan
kepada manusia pasti ada maksudnya.
Shalat maksudnya mencegah
kemungkaran
Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar”. (QS. Al 'Ankabuut
45)
Kalau shalatnya belum bisa mencegah dari
perbuatan mungkar berarti shalatnya belum lagi mencapai maksud dari shalat itu.
Perlu diperbaiki lagi
Puasa maksudnya menjadi orang
bertakwa
Allah SWT berfirman : “Hai orang-orang yang
beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa”, (QS. Al Baqarah 183)
Kalau puasanyanya belum bisa menjadikan orang
bertakwa berarti puasanya belum lagi mencapai maksud dari puasa itu. Perlu
diperbaiki lagi
Zakat maksudnya membersihkan harta
Allah SWT berfirman : “Ambillah zakat dari
sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka
dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman
jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. At Taubah
103)
Haji maksudnya pergi Baitullah untuk
mengingatkan keadaan kita nanti di padang mahsyar
Ketika haji akan memakai pakaian yang sama.
Status, pangkat dan jabatan tidak akan terlihat disana. Sama saja.
Lari-lari kecil antara safa dan marwa di
yaumil akhir pun kita kan berlari kepada nabi Adam as untuk meminta Syafa'at
tapi disuruh kepada nabi Nuh as, lalu ke Ibrahim as, Musa as, Isa as dan
terakhir yang bisa memberi hanya Nabi Muhammad SAW.
Allah SWT pun punya maksud menghantar manusia
kepermukaan bumi ini. Apa maksudnya?
Dunia dicibtakan untuk manusia, manusia
dicibtakan untuk akhirat.
Allah SWT berfirman : “Dan aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (QS.
Adz Dzaariyaat 56)
Segala fasilitas yang ada dipermukaan bumi
ini. Allah SWT cibtakan semuanya untuk mempermudah manusia beribadah.
Ayah telah menyuruh anaknya untuk membeli
gula. Untuk mempermudah sang anak membeli gula, ayah pun memberikan sepeda. Ini
uang, ini sepeda sekarang belikan ayah gula. Tetapi belum sampai tujuan. Anak
ini dirayu oleh temannya untuk bermain. Sehingga dia pun lalai dan lupa maksud
dan tujuannya membeli gula. Waktu magrib pun semakin dekat dan sang anak pun
tidak berani pulang kerumah karena takut dimarahi. Tetapi mau tidak mau harus
pulang juga dan di marahi ayah.
Keadaan kita pun seperti anak ini. Allah SWT
menyuruh kita untuk sempurnakan iman dikehidupan dunia. Kita diberi fasilitas
mobil, rumah dan uang untuk mempermudah manusia beribadah tetapi di dalam
kehidupan kita ini dirayu oleh setan dan bala tentaranya sehingga lalai dan lupa
maksud dan tujuan. Waktu magrib (tua) pun semakin dekat. Semakin dipenghujung
waktu semakin takut kembali kepada Allah SWT. Tetapi mau tidak mau manusia itu
harus kembali kepada Allah SWT dalam keadaan iman sempurna.
Allah SWT berfirman : “Dan tiadalah kehidupan
dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah
yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui”. QS. Al 'Ankabuut
64)
Memanglah dunia ini tempat main-main. Makanya
manusia disibukkan dengan permainan dunia.
Kalau manusia tidak sempurnakan iman didunia.
Maka Allah SWT akan sempurnakan imannya di neraka.
Dan berikanlah peringatan kepada manusia
terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah
orang-orang yang zalim: "Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah kami
ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan
Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul." (Kepada mereka dikatakan): "Bukankah
kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa?
(QS. Ibrahim 44)
Iman manusia ketika itu begitu sempurna karena
telah melihat langsung azab Allah SWT. Ya Tuhan kami, kembalikan kami kedunia
untuk sempurnakan iman. Ini IMPOSSIBLE
Sebagai mana tidak mungkin susu kembali ke
putingnya
Sebagai mana tidak mungkin anak kembali ke
perut ibunya
Manusia pun tidak mungkin kembali kedunia.
Andaikan iman Fir’aun ketika di alam kubur ditimbang
dengan imannya semua wali Allah yang masih hidup yang ada dipermukaan bumi ini.
Niscaya imannya Fir’aun
lebih berat lagi. Karena dia telah melihat langsung azab Allah SWT sedangkan
wali Allah belum.
Katakanlah: "Pada hari kemenangan (Hari
Kiamat) itu tidak berguna bagi orang-orang kafir, iman mereka dan tidak pula
mereka diberi tangguh." (QS. As Sajdah 29)
Iman yang sempurna di alam kubur tidak berlaku
lagi karena waktu untuk menyempurnakan hanya didunia saja. Makanya, kalau
manusia tidak sempurnakan iman didunia. Maka Allah SWT akan sempurnakan imannya
di neraka.
Kalaulah anak yang bijak, dia tahu betul
maksudnya beli gula dan langsung ditunaikan seketika dan tepat waktu. Ayah pun
akan senang dan segala permintaan anak akan dituruti.
Kalaulah manusia yang bijak, dia tahu betul
maksudnya sempurnakan iman dipermukaan bumi ini. Allah SWT pun akan senang dan
memberikan kita balasan yang sempurna berupa surga.
Wajahnya cantik seperti nabi Yusuf
as
Umurnya muda 33 tahun seperti nabi Isa
as
Suaranya merdu seperti nabi Daud as
Kekuatannya seperti nabi Musa as
Tinggi badannya 30 meter seperti nabi Adam
as
Akhlaqnya seperti nabi Muhammad SAW
Jadi, tidak ada hal yang paling penting
didunia ini selain menyempurnakan iman. Inilah maksud sesungguhnya Allah SWT
hantar manusia kepermukaan bumi ini.
Alhamdulillah, usaha untuk menyempurnakan iman
ini sudah ada diseluruh dunia. Kita tinggal pilih saja
- Sempurnakan iman di dunia
- Sempurnakan iman di neraka
Pasti kita pilih sempurnakan iman didunia.
Luangkanlah waktu 3 hari untuk belajar
sempurnakan iman
Insya Allah