Ayas adalah seorang miskin yang jujur dan
pintar. Ta bekerja sebagai pencari rumput untuk hewan-hewan ternak. Ia dikenal
oleh masyarakat sebagai seorang yang baik budi bahasanya, sopan santun, amanah,
tawadhu dan penyabar. Karena itu Raja pun tertarik dengannya dan mempekerjakan
Ayas sebagai tukang kebun kerajaan.
Kejujuran dan kecerdasan Ayas telah cukup
membuat prestasi kerja dia di kerajaan itu mendapat acungan jempol dan Raja
sehingga Raja bertambah sayang dan suka kepadanya. Tentunya hal ini membuat iri
para pembantu dan menteri-menteni kerajaan.
Raja ingin menguji kejujuran Ayas. Suatu hari
ia mengumpulkan seluruh pembantunya, menteri-menteri dan petinggi kerajaan yang
lainnya. Raja berkata kepada semua yang hadir, “Apakah kalian selalu siap
mendengar dan menjalankan titahku?”
Serempak semua yang hadir menjawab, “Siap
baginda!”
“Terima kasih,” sahut raja. Raja mengambil
permata kerajaan dan berkata, “Sekarang saya perintahkan untuk memecahkan
permata kerajaan ini.”
Mula-mula para menteri yang disuruhnya, tetapi
mereka menolak sambil mengatakan terlalu sayang kalau permata kerajaan yang
berharga dan keramat itu harus dipecahkan. Kemudian raja menyuruh Ayas untuk
memecahkan permata itu. Tanpa fikir panjang Ayas menghancurkan permata itu
dengan kapak. Kontan hadirin terkejut dan memaki-maki Ayas sebagai seorang yang
tak tahu diri, bodoh dan segudang umpatan lainnya dialamatkan kepada Ayas. Raja
hanya terdiam. Kemudian raja bertanya kepada Ayas, “Mengapa kamu menghancurkan
permata itu?”
Ayas menjawab, “Ampun paduka, saya hanya
menaati perintah paduka yang mulia untuk menghancurkan permata itu. Bagi saya
permata itu tidak ada harganya jika dibandingkan dengan perintah paduka yang
mulia.”
Maka raja tersenyum bahagia. Setelah peristiwa
itu raja semakin sayang pada Ayas dan hal mi membuat iri hati dan kebencian
menteri-menteri kerajaan kepada Ayas semakin kuat.
Raja kembali ingin menguji kejujuran dan
kepintaran Ayas, maka dikumpulkannya kembali seluruh penghuni kerajaan kemudian
Raja berkata, “Nah sekarang setiap yang berharga di dekat kalian boleh dipegang
dan dimiliki.”
Suasana menjadi hiruk pikuk, para menteri ada
yang berdiri dekat dengan perhiasan kerajaan dan memegangnya, ada yang memegang
emas permata, dan lain-lain. Tapi Ayas hanya diam saja. Raja heran dan bertanya
kepadanya, “Mengapa kamu tidak mengambil barang berharga kerajaan yang terdekat
denganmu?”
Ayas hanya menjawab dengan pertanyaan, “Saya
hanya ingin memastikan perintah raja, benarkah Raja menyuruh memegang barang
berharga terdekat dan setelah itu barang tadi menjadi milik saya?”
Raja menjawab, “Benar.”
Maka tiba-tiba Ayas memeluk tubuh raja. Semua
yang hadir kembali dibuat kaget dengar kelakuan Ayas. Setelah raja meredakan
suasana, ia meminta penjelasan Ayas.
Ayas menjelaskan mengapa ia memeluk raja.
Karena raja adalah barang paling berharga di kerajaan itu. Barangsiapa memiliki
raja berarti otomatis memiliki seluruh kerajaan berikut harta dan kekuasaannya.
Kemudian Ayas melanjutkan, begitulah jika seorang manusia “memegang” dan
ta’aluk-nya (hubungannya)
dengan Allah Swt. Baik, maka Allah Swt. sebagai Maha Raja dan sekalian Raja akan
beserta kita setiap saat. Secara otomatis pertolongan dan bantuan-Nya senantiasa
bersama kita, setiap doÙ„ dan permohonan kita akan dikabulkan oleh-Nya. Dan kalau
mi sudah wujud maka seluruh makhluk ciptaan Allah Swt. akan tunduk dan
berkhidmat (melayani) kita.” Demikian penjelasan Ayas.