Alhamdulilah, senang sekali bisa hadir dalam
malam markaz di Bandung kemarin dan juga malam musyawarah di Kebon Jeruk. Memang
benar sekali kalo kita sangat dianjurkan untuk bisa hadir dalam malam markaz
setiap pekannya atau paling minimal sekali yaitu sekali dalam 1 bulan. Dengan
hadir di malam markaz, banyak nashihat-nashihat yang insyaAllah kita dapatkan
dari orang-orang yang telah lama berkecimpung dalam usaha da’wah.
Berikut kami tuliskan bayan pak Cecep Firdaus
pada saat malam markaz Antapani, pekan kemarin dan juga bayan ketika musyawarah
markaz di BonJer. Semoga dapat mengambil hikmahnya..
Nashihat maulana Umar untuk dapat mengeluarkan
jama’ah da’wah sebanyak-banyaknya,
yaitu:
Pertama, 2 orang lama membawa 8-10 orang baru
keluar 4 bulan IPB
Kedua, 2 orang lama membawa 8-10 orang baru
untuk keluar 4 bulan dalam negri
Ketiga, kumpulan orang lama bersama-sama
keluar 4 bulan negri jauh
Keempat, mempersiapkan para kaum wanita untuk
ijtima’ (di Bangladesh,
ketika ijtima’ tahun lalu
ada 100ribu wanita yang bersedia puasa senin-khamis dan 3 hari tengah bulan
untuk menghadapi ijtima’)
Kelima, orang lama meluangkan waktunya 2bulan
untuk khidmat di markaz nizhamuddin
orang berilmu itu dalam bahaya apabila ia
belum beramal
orang beramal dalam bahaya apabila ia belum
ikhlash
seorang maulana menambahkan dalam bayannya,
orang yang ikhlash juga dalam bahaya, karena ia akan berada dalam incaran
syaithan sehingga hilang keikhlashannya
‘seorang kaya
mengambil anak angkat dari keluarga yang miskin. Maka anak ini dipelihara dengan
baik. Diberi makan, diberi pakaian yang bagus. Setelah itu ia disekolahkan
hingga menjadi sarjana dengan gelar yang tinggi. Lalu ia diberikan perusahaan
untuk dikelola. Suatu saat, sang ayah (yang kaya tadi) telah tiba ajalnya. Maka
ia memanggil anak angkatnya tadi. Tapi ketika itu sang anak sedang mendapat
kerjaan yang penting yang bisa rugi jika ditinggalkan. Maka ia tidak memenuhi
panggilan ayah angkatnya. Maka sang ayah berkata, “Anak macam apa ia. Padahala
ia adalah anak dari keluarga miskin. Aku angkat ia jadi anakku, ku sekolahkan,
kunikahkan ia, ku beri perusahaan besar….” Ketika ia menyebut seluruh
kebaikannya, maka Allah azza wa jalla mencabut nyawanya. Maka habislah seluruh
amalnya itu…
Shahabat bertanya, ‘Ya Rasulullah, bagaimana ikhlash itu..?
Maka Rasulullah menjawab,’Aku tidak tahu. Mari kita bertanya pada Jibril.’ Maka Rasulullah saw bertanya,
‘Bagaiamana ikhlash itu
wahai Jibril?’ Jibril a.s
menjawab, ‘Aku tidak tahu.
Mari kita tanya langsung pada Allah.’ Maka Allah menjawab, ‘Ikhlash itu adalah rahasia Aku.’
Karkun-karkun di Indonesia banyak mengeluh
karena mereka punya banyak masalah yang tidak selesai-selesai. Selesai satu maka
datang yang lain. Maka Maulana Ahmad Lat berkata seperti yang telah dikatakan
oleh suatu keterangan bahwa barang siapa yang memperbaiki hubungan nya dengan
Allah, maka Allah akan memperbaiki hubungannya dengan makhluk. Tapi kalo kita
tidak memeperbaiki hubungan kepada Allah, maka jangan harap segala permasalahan
kita akan diselesaikan oleh Allah azza wa jalla.
Maulana sa’ad bertanya kepada pak Cecep, “sudah
berada ditingkatan manakah karkun-karkun di Indonesia..?” Maka pak Cecep tidak
dapat menjawabnya. Maka Maulana Sa’ad berkata bahwa ada 4 tingkatan manusia.
Tingkatan pertama, orang yang menolak sama
sekali terhadap usaha da’wah. Berarti orang ini telah ingkar terhadap Al qur’an dan As sunnah karena dalil-dalil
usaha da’wah ada smuanya di
dalam Al qur’an dan
hadits.
Tingkatan kedua, orang yang senang sekali
dengan usaha da’wah.
Mendukung dan setuju dengan usaha da’wah. Tapi apabila diajak untuk keluar di jalan Allah azza wa jalla,
maka ia berkata nanti dulu atau belum siap.
Tingkatan ketiga, orang yang senang dengan
usaha da’wah, ikut
bersama-sama keluar di jalan Allah azza wa jalla. Tetapi ketika dihadapkan oleh
suatu pilihan ketika datangnya takaza agama dengan takaza dunia, maka ia
mendahului takaza dunianya.
Tingkatan keempat, orang yang senang dengan
usaha da’wah, ikut
bersama-sama keluar di jalan Allah azza wa jalla, dan ketika dihadapkan antara 2
pilihan, takaza dunia atau agama maka ia memilih takaza agama lebih dahulu dan
mengorbankan keduniaannya.
MasayaAllah, bersyukur kita karena Indonesia
diberi kesempatan untuk mengadakan ijtima’ dunia pada bulan Juli 2009 di Jakarta. Banyak negara yang minta
izin untuk mengadakan ijtima’ dunia, tapi tidak diizinkan oleh para masyaikh. Target pengeluaran
jama’ah untuk Indonesia
yaitu mengeluarkan sebanyak lebih kurang 13.240 jama’ah. Maka ia adalah tanggung jawab kita
semua untuk dapat mensukseskan ijtima’ ini. Untuk itu diharapkan dari 1 halaqah dapat mengeluarkan 1
jama’ah 40hari dan 1
jama’ah 4 bulan.
Jama’ah gerak 4bulan dapat
mengeluarkan 1 jama’ah 4
bulan dan 3 jama’ah 40 hari.
Dan jama’ah 40 hari dapat
mengeluarkan 1 jama’ah
4bulan dan 1 jama’ah
40hari.