Belajarlah dan tukang parkir. Setiap han ia
“bergaul” dengan berbagai macam mobil mewah. Tidak jarang untuk pengaturan letak
kendaraan ia naik mobil dan memarkirkan mobil-mobil bagus dan mewah itu di
pelataran parkir. Entah sudah berapa ribu mobil mewah yang ia lihat, kadang ia
naiki dan diparkirkan olehnya. Setiap hari keluar masuk mobil-mobil baru.
Pemandangan seperti mi tidak membuat tukang parkir terkesan. Melihat mobil yang
biasa-biasa hatinya pun biasa. Melihat mobil dan menaiki mobil mewah hatinya pun
tidak kemudian terkesan. Setiap han ada mobil yang datang menemuinya dan pergi
meninggalkannya. Hatinya tetap tidak terkesan dengan kedatangan dan kepergian
mobil-mobil itu. Tukang parkir menyadari sesadar-sadarnya bahwa semua mobil yang
tiap han ditemuinya itu bukan rniliknya tetapi milik orang lain.
Alangkah indahnya apabila seorang muslim
mempunyai sikap dan pemikiran seperti tukang parkir di atas. Ia tidak terpesona
dengan tipuan perhiasan dunia. Seorang mukmin sejati menyadari sepenuhnya bahwa
perhiasan dunia yang dia punyai dan yang dia kenakan hanyalah pinjaman dan Allah
Swt. yang sewaktu-waktu bisa diambil kembali oleh-Nya. Meskipun ia berharta
banyak dan berduit tebal pada hakekatnya rezeki dia yang sesungguhnya hanyalah
yang dia makan dan yang dia sedekahkan (sebagai tabungan amal di akhirat).
Seorang mukmin sejati akan menyadari bahwa hidup yang sesungguhnya bukanlah di
dunia in tetapi kelak di akhirat. Dan untuk menuju alam akhirat haruslah
melewati pintu kematian. Ternyata setiap jenazah yang diusung dan dibaringkan di
hang lahat tidaklah membawa benda-benda dan harta dunia, karena semuanya itu
akan segera berpindah tangan menjadi barang warisan yang akan habis
dibagi-bagikan kepada keluarganya atau bahkan menjadi rebutan dan sumber
sengketa sesudah kematiannya. Wallahu a’lam.