Hari hari kita pikirkan dan bicarakan tentang kepentingan dunia, mari kita luangkan sedikit waktu untuk pikirkan dan bicarakan tentang perkara agama, tentang kebesaran Alloh, satu satunya bekal kita nanti pulang ke "Kampung Akhirat" dan untuk apa sebenarnya kita sebagai manusia Alloh SWT ciptakan di dunia ini...

Saturday, December 10, 2011

Tamsil "Tukang Parkir"

Belajarlah dan tukang parkir. Setiap han ia “bergaul” dengan berbagai macam mobil mewah. Tidak jarang untuk pengaturan letak kendaraan ia naik mobil dan memarkirkan mobil-mobil bagus dan mewah itu di pelataran parkir. Entah sudah berapa ribu mobil mewah yang ia lihat, kadang ia naiki dan diparkirkan olehnya. Setiap hari keluar masuk mobil-mobil baru. Pemandangan seperti mi tidak membuat tukang parkir terkesan. Melihat mobil yang biasa-biasa hatinya pun biasa. Melihat mobil dan menaiki mobil mewah hatinya pun tidak kemudian terkesan. Setiap han ada mobil yang datang menemuinya dan pergi meninggalkannya. Hatinya tetap tidak terkesan dengan kedatangan dan kepergian mobil-mobil itu. Tukang parkir menyadari sesadar-sadarnya bahwa semua mobil yang tiap han ditemuinya itu bukan rniliknya tetapi milik orang lain.

Alangkah indahnya apabila seorang muslim mempunyai sikap dan pemikiran seperti tukang parkir di atas. Ia tidak terpesona dengan tipuan perhiasan dunia. Seorang mukmin sejati menyadari sepenuhnya bahwa perhiasan dunia yang dia punyai dan yang dia kenakan hanyalah pinjaman dan Allah Swt. yang sewaktu-waktu bisa diambil kembali oleh-Nya. Meskipun ia berharta banyak dan berduit tebal pada hakekatnya rezeki dia yang sesungguhnya hanyalah yang dia makan dan yang dia sedekahkan (sebagai tabungan amal di akhirat). Seorang mukmin sejati akan menyadari bahwa hidup yang sesungguhnya bukanlah di dunia in tetapi kelak di akhirat. Dan untuk menuju alam akhirat haruslah melewati pintu kematian. Ternyata setiap jenazah yang diusung dan dibaringkan di hang lahat tidaklah membawa benda-benda dan harta dunia, karena semuanya itu akan segera berpindah tangan menjadi barang warisan yang akan habis dibagi-bagikan kepada keluarganya atau bahkan menjadi rebutan dan sumber sengketa sesudah kematiannya. Wallahu alam.