Janganlah seorang da’i bersikap seperti calo terminal. Ia
mengajak orang-orang (penumpang) untuk menaiki mobil angkutan umum kemudian
setelah mobil angkutan umum itu penuh dan mulai melaju meninggalkan terminal, si
calo tadi tidak ikut di dalamnya. Ia mengajak orang lain pergi ke tempat “X”
sementara dirinya sendiri masih tetap di tempat tidak beranjak
kemana-mana.
Seharusnya ajakan seorang da’i disertai dengan contoh dan praktek
amal yang kongkrit (nyata). Sehingga tidak terjadi kelucuan (kontradiksi)
misalnya membicarakan bagaimana nasib orang-orang miskin tapi dilaksanakan di
hotel mewah berbintang. Membicarakan nasib ummat Islam dan pelaksanaan kembali
sunnah Rasulallah saw. tapi dilaksanakan di mall-mall. Hal ini bukan sesuatu
yang salah tetapi terasa kurang pas.