Ruh manusia itu ibarat piring pinjaman. Pada
saat di alam ruh, semua ruh mengakui bahwa Allah Swt. adalah Rabb-nya. Bila kita
meminjam piring maka setelah digunakan ada tiga keadaan. Jika piring itu dicuci
dahulu sebelum dikembalikan dan kembali bersih berkilau maka oleh si peminjam
akan langsung diletakkan di rak piring. Keadaan kedua, jika piring pinjaman itu
dikembalikan kepada pemiliknya dalam keadaan masih kotor dan belum dicuci maka
oleh pemiliknya akan dicuci terlebih dahulu sebelum disimpan di rak piring.
Keadaan ketiga jika piring pinjaman mi rusak (pecah) dan kotor maka si pemilik
piring itu akan marah dan langsung membuang piring itu.
Piring itu adalah ruh kita sedangkan
pemiliknya adalah Allah Swt.. Jika ruh seseorang saat menghadap Allah Swt. dalam
keadaan bersih dan kotoran syirik, dosa dan maksiat maka Allah Swt. akan
langsung meletakkan ruh tersebut di dalam Surga. Jika rub seseorang saat
menghadap Allah Swt. itu kotor maka Allah Swt. akan mencucinya terlebib dahulu
di neraka dan setelah bersih dan kotoran dosa dan maksiat maka rub itu pun akan
diletakkan di dalam Surga. Tapi seandainya rub seseorang itu penuh dengan
kecacatan seperti syirik, kafir, munafiq, murtad serta bergelimang dosa dan
maksiat maka Allah Swt. akan langsung melemparkannya ke dalam neraka
Jahanam.