Jika kita memperhatikan toko emas, pengunjung
atau pembelinya itu sedikit. Sedangkan jika kita pergi ke toko obral pengunjung
dan pembelinya banyak. Mengapa?
Jawabannya, karena barang dan pembeli yang
mendatangi kedua toko itu berbeda. Barang yang dijual di toko emas adalah barang
paling mulia dan paling berharga. Harganya mahal. Pengunjung dan pembelinya pun
hanya orang-orang tertentu yang ada kemampuan membeli dan mengetahui nilai emas.
Sedangkan barang yang dijual di toko obral umumnya barang sisa yang sudah tidak
laku dijual, kadang-kadang kualitas barangnya rendah dan banyak cacat. Harganya
pun relatif rendah dan murah. Keadaan pengunjung dan pembeli banyak karena
melihat murahnya barang-barang obral. Pembeli dan pengunjung ke toko emas adalah
orang-orang pilihan karena tidak semua orang tahu dan mampu menilai harga emas
sebagai logam mulia. Tidak demikian dengan pembeli dan pengunjung toko obral,
yang penting harga murah mengenai kualitas barang urusan nomor
lima.
Begitu pun dengan da’wah sebagai pekerjaan paling mulia dan
paling berharga, peminatnya sedikit tetapi upahnya besar karena barang yang
dijualnya pun barang paling berharga. Dan yang menggaji atau mengupahnya adalah
Allah Swt. pemilik seluruh manusia. Dahulu orang yang mengerjakan pekerjaan
da’wah ini adalah para nabi
dan Rasul sebagai manusia-manusia pilihan dan terbaik (the best and the chosen).
Da’wah menjadi pilihan
pekerjaan utama para kekasih Allah Swt.. Tidak terdengar cerita para Nabi dan
Rasul melaksanakan kerja selain da’wah. Meskipun sebagai manusia biasa ada keahlian-keahlian tertentu
yang secara fitrah diberikan oleh Allah Swt. kepada para Nabi dan Rasul. Makanya
ada Nabi yang berdagang, bertani, menggembala kambing, ahli membuat kapal, ahli
membuat perkakas dan besi dan pandai mengobati. Tetapi keistimewaan dan keahlian
itu sifatnya pelengkap saja bukan menjadi maksud mereka diciptakan ke dunia ini.
Malahan keistimewaan dan keahlian tadi digunakan justru untuk menunjang kerja
da’wah. Da’wahlah yang menjadi maksud para anbiya
diutus ke muka bumi yaitu mengajak sekalian manusia untuk memurnikan ketaatan
kepada Allah Swt.. Makanya pantas nash-nash ayat dalam al Quran mengatakan bahwa
hanya segolongan ummat yang beramar ma’ruf nahi munkar dan mereka itulah orang-orang yang mendapat
keuntungan. (Q.S Ali lmran: 104). Kerja da’wah ini betul-betul hanya diberikan
kepada orang-orang yang telah dipilih oleh Allah Swt., khusus bagi yang telah
mendapat hidayah dan taufiq-Nya.
Sementara yang memilih pekerjaan utamanya
selain da’wah ibarat
pengunjung dan pembeli barang-barang di toko obral. Pekerjaannya bernilai rendah
karena barang barang yang dijualnya pun barang-barang murah (obralan). Pekerjaan
dunia yang ia lakukan hanyalah mendapatkan upah sekadarnya saja di dunia.
Pilihan bagi pekerjaannya ini tidak dapat memberikan jaminan keselamatan hidupnya
jika ia nanti pensiun menjadi manusia (mati).