Alkisah ada seorang ayah yang mempunyai tiga
orang anak. Anak pertama bernama Harben, ia sangat disayang dan dimanja, apa
saja keperluannya akan dipenuhinya walaupun ia harus bekerja banting tulang
untuk memenuhi keinginan anak pertamanya itu. Anak kedua bernama Anis, ia
disayang juga, tapi tidak seperti anak pertama, kadang kadang diperhatikan,
kadang-kadang terlupakan. Sedangkan anak yang ketiga bernama Amshol, ia jarang
sekali diperhatikan bahkan lebih sering dilupakan.
Suatu ketika, sang ayah mendapat musibah,
ditimpa persoalan yang pelik. Ia dituntut di pengadilan dan akan diancam dengan
hukuman pidana yang sangat berat. Maka dalam keadaan bingung dan tertekan, sang
ayah berkata kepada Harben anak pertamanya, “Wahai anakku, tolong bantu ayahmu,
ayah dalam kesulitan di pengadilan.”
Harben menjawab, “Saya tidak bisa menolong
ayah karena saya bukan ahli hukum, saya tidak pernah belajar hukum. Maaf ayah,
cobalah ayah minta tolong kepada Anis.”Maka sang ayah pun meminta tolong kepada
Anis, anak keduanya. Anis menjawab, “Boleh ayah, di mana
pengadilannya?”
Maka Anis pun langsung menuju ke kantor
pengadilan. Setelah membuka pintu ruang pengadilan, dilihatnya sang hakim, jaksa
penuntut umum dan pembela memakai jubah hitam dan berdasi merah, demikian
menyeramkannya. Seketika ia menutup kembali pintu ruang pengadilan itu dan lan
kembali ke rumah, kemudian berkata kepada ayahnya, “Aku takut, minta tolong saja
kepada Amshol.”
Sang ayah pun minta tolong kepada Amshol,
anaknya yang ketiga. Maka Amshol berkata, “Baiklah ayah, memang tugas dan
kewajiban saya untuk menolong ayah, tetapi sesuai dengan modal dan bekal yang
pernah ayah berikan kepada saya dulu.”
Siapakah anak pertama yang bernama Harben itu?
Harben adalah harta benda yang ia usahakan siang dan malam, setelah meninggal
dunia tidak hisa dibawa dan tidak bisa menolong apa-apa.
Siapakah Anis, anak keduanya itu? Anis adalah
ahli waris, anak dan isterinya. Setelah sang ayah meninggal dunia, keluarga dan
ahli warisnya hanya dapat mengantarkan jasadnya sampai ke pintu kubur, walaupun
dahulu ia berkata sehidup semati, tetapi setelah meninggal dunia, tidak ada yang
dapat mengikuti.
Siapakah Amshol, anak ketiganya? Amshol adalah
iman dan amal yang diusahakan selama hidup di dunia sebagai bekal untuk
kehidupan di akhirat. Anak inilah yang akan ikut menolongnya di alam kubur, di
alam barzakh, di alam shirat, alam mizan, alam mahsyar dan menghantarkannya
sampai ke dalam Surganya Allah Swt.. Barakallah
hularia walakum, wanafa ani wa iyakum.