Hari hari kita pikirkan dan bicarakan tentang kepentingan dunia, mari kita luangkan sedikit waktu untuk pikirkan dan bicarakan tentang perkara agama, tentang kebesaran Alloh, satu satunya bekal kita nanti pulang ke "Kampung Akhirat" dan untuk apa sebenarnya kita sebagai manusia Alloh SWT ciptakan di dunia ini...

Friday, December 9, 2011

Tamsil "Sayembara Raja"

Di sebuah kerajaan, Rajanya bermaksud akan pensiun (meletakan tahta kerajaan). Usia raja itu sudah lanjut dan ia hanya memiki seorang putri. Tahta kerajaan akan diberikan kepada salah sorang rakyatnya yang cakap, mampu dan mumpuni. Karena itu sang Raja mengadakan sayembara: “Wahai rakyatku barangsiapa yang bisa menjawab empat pertanyaanku, maka ia berhak menjadi raja menggantikanku, berhak menikahi putriku dan seluruh harta kerajaan menjadi miliknya.

Pertanyaan 1: “Apa yang paling benar dan dibenarkan oleh semua orang?”
Pertanyaan 2: “Apa yang paling menipu di antara yang paling menipu?”
Pertanyaan 3: “Apa yang paling menguntungkan di antara yang paling berurtturzg?”
Pertanyaan 4: “Apa yang paling berharga di antara yang paling berharga?”

“Batas waktu sayembara ini hanya satu bulan!” ucap Raja melanjutkan titahnya. Sayembara itu disebarkan keseluruh pelosok kerajaan. Kerajaan itu menjadi gempar, seluruh rakyatnya ingin jadi raja.

Ada seorang mentri kerajaan yang masih bujangan mencoba mengikuti sayembara dan mendaftarkan jadi raja. Ta mendapat info bahwa di sebuah kampung ada “seorang pintar” yang diyakini bisa menjawab sayembara raja tadi. Singkat cerita, pemuda tadi bergegas datang ke tempat “orang pintar” itu yang ternyata seorang kiyai. Kiyai itu berjanggut yang sudah memutih, mengenakan pakaian. serba putih, bersorban putih, ke mana-mana membawa tongkat. Orang mengenalnya dengan sebutan “karkun”. Pemuda tadi menyampaikan maksudnya kepada Kiyai tadi bahwa ia ingin memenangkan sayembara dengan menjawab pertanyaan raja agar ia bisa jadi raja.

Kiyai hanya tersenyum simpul, terus ia berkata, “Baiklah.. keinginanmu akan saya penuhi tapi syaratnya engkau harus ikut aku 3 Hari. Tanpa fikir panjang, pemuda itu mengiyakan ajakan Kiyai. Ia diajak pergi ke sebuah masjid, dikenalkan program silaturohmi dan amalan masjid Nabi Muhammad saw. sewaktu beliau saw. berada di Madinah. Singkat cerita program 3 hari telah selesai. Kiyai menjawab pertanyaan pertama: “Apayang paling benar dan dibenarkan oleh semua orang? Jawabannya adalah: kematian!” Pemuda tadi segera pergi kepada raja dan menyampaikan jawabannya. Raja menjawab, “Jàwabanmu benar.”

Pemuda tadi dengan suka cita segera pergi menemui Kiyai dan mengucapkan terima kasih sambil menyerahkan amplop berisi uang, spontan kiyai menolaknya. “Aku tidak membutuhkannya,” ucap Kiyai. Pemuda tadi bertanya lagi, bagaimana kiyai, mengenai pertanyaan yang kedua: “Apa yang paling menipu di antara yang paling menipu?”

       Kiyai menjawab, “Jika engkau ingin tahu jawabannya syaratnya ikut aku program 40 hari.”

Pemuda itu kaget, wah nggak bisa Kiyai, batas waktu sayembara itu hanya 1 bulan!”

Kiyai menjawab, “Yah.. terserah, jika ingin tahu jawabannya maka engkau harus ikut program 40 hari.”

Pemuda tadi bingung, terus ia pergi menemui raja dan bertanya, “Tuan raja, adakah di antara rakyatmu Selain saya yang sudah bisa menjawab pertanyaan tuan?”

Raja menjawab, “Belum! Baru engkau saja yang mampu menjawab pertanyaan saya dengan benar.”

Segera pemuda tadi beranjak meninggalkan raja dan pergi menemui kiyai. Akhirnya pemuda tadi memutuskan ikut program 40 hari karena ia sangat penasaran dengan pertanyaan raja yang aneh itu. Kiyai sangat senang dengan kesediaan pemuda tadi mengikuti ajakannya.
Selama 40 hari bersama Kiyai, banyak pelajaran, ilmu dan pengalaman yang didapatkan oleh pemuda tadi. Waktu selama 40 han benar-benar dimanfaatkan oleh pemuda itu untuk belajar agama dan belajar kerja kenabian. Perubahan pun sedikit demi sedikit mulai tampak pada diri pemuda itu. Penampilannya sudah mulai berubah, ada Sedikit janggut yang dibiarkannya tumbuh. Bacaan al Qurلnnya pun sudah lumayan, fikir dan risau umat mulai tertanam, visi dan misi hidup untuk kehidupan akhirat mulai terbentuk. Akhirnya pada akhir program 40 han tersebut Kiyai berkata kepada si Pemuda tadi, “Baiklah. Karena engkau dengan sungguh-sunguh telah mengikuti program 40 han in saya akan menjawab pertanyan Sayembara raja yang kedua: Apa yang paling menipu di antara yang menipu? jawabannya adalah: Dunia. Engkau bisa temukan mi di dalam al Qurلn. Dunia itu menipu kita, segala yang kita usahakan siang malam bahkan sampai lupa waktu (harta, pangkat, jabatan, isteri) pada akhirnya akan kita tinggalkan saat kematian kita datang. Harta yang kita pakai di alam kubur hanyalah selembar kain kafan. Mengapa dunia rajanya penipu? Jika ada orang menipu kita maka pada kesempatan kedua kita tidak akan tertipu oleh orang yang sama, tapi dunia ini telah menipu dan menghancurkan manusia terdahulu dan kita hari ini. Kita terus sibuk dengan urusan dunia sampai lupa akhirat, padahal Allah Swt. yang menciptakan kita dan dunia mi mengatakan jangan terperdaya oleh dunia, dunia mainmain, dunia kesenangan semu! Tapi kita tetap tertipu, entah untuk yang keberapa kalinya kita ditipu olehnya.”

Dengan seksama pemuda tadi mendengarkan uraian Kiyai. Setelah mendapatkan jawaban kedua pertanyaan sayembara raja, dengan hati berdebar-debar pemuda tadi mendatangi raja. Ia merasa khawatir ada orang yang mendahuluinya menjawab semua pertanyaan raja sehingga ambisinya untuk jadi Raja kandas. Sesampainya di depan raja ia menyampaikan jawabannya dan ternyata jawaban ini pun benar. Bukan hanya itu, raja mengatakan sampai batas waktu 45 hari belum ada satu pun rakyatnya yang mampu menjawab pertanyaannya selain pemuda itu. Maka raja menerapkan kebijaksanaan untuk memperpanjang waktu sayembara sampai ada orang yang bisa menjawab seluruh pertanyaannya.

Pemuda itu pun kembali menemui kiyai yang sekarang diyakininnya memang “orang pintar”. Maka saat pemuda mendatanginya, kiyai itu langsung menyapanya, “Engkau datang lagi ke man ingin mengetahui jawaban yang ketiga, kan?”
lan.”

“Benar Kiyai, saya sangat penasaran.”
“Baiklah, syaratnya mudah, engkau ikut aku 4 bulan.”
Singkat cerita, perjalanan dawah 4 bulan semakin menempa kerohanian si pemuda itu. Di samping ilmu agamanya kian bertambah, sifat-sifat baik dan dalam dinnya mulai tumbuh subur laksana bunga-bunga di taman. Selama 4 bulan, panca indrenanya terjaga dan melakukan maksiat dan dosa. Maka pada akhir perjalanaran spiritualnya bersama Kiyai, Kiyai menyampaikan jawaban ketiga sekaligus jawaban keempat dan pertanyaan raja sebagai bonus untuk pemuda itu. Jawaban ketiga: “Apa yang menguntungkan di antara yang paling menguntungkan?” jawabannya adalah: Dawah! (QS Au Imran: 1O4). Jawaban keempat: “Apa yang paling berharga di antara yang paling berharga?” Jawabannya adalah: Surga! (QS At Taubah: 111). Begitu berharganya Surga, sampai Allah Swt. telah membeli diri dan harta orang yang beriman digantikan-Nya dengan Surga. Di Surga ada bidadari yang jika menetes air liurnya ke lautan di dunia in maka seluruh lautan di dunia akan menjadi manis.” Demikian penuturan Kiyai.

Setelah mendengarkan berita surga itu akhirnya Kiyai bertanya kepada si Pemuda, “Nah. . . .sekarang masih maukah kamu menjadi raja?”

Dengan mantap pemuda menjawab, “Tidak mau !!. Saya tidak mau menjadi raja, saya mau menjadi Dai.” kiyai berucap lirih, “Alhamdulilah!”