Hari hari kita pikirkan dan bicarakan tentang kepentingan dunia, mari kita luangkan sedikit waktu untuk pikirkan dan bicarakan tentang perkara agama, tentang kebesaran Alloh, satu satunya bekal kita nanti pulang ke "Kampung Akhirat" dan untuk apa sebenarnya kita sebagai manusia Alloh SWT ciptakan di dunia ini...

Saturday, December 10, 2011

Tamsil "Gerbong Kereta Api"


Perjalanan kita dalam dawah seperti naik kereta api. Umat akhir zaman menempati gerbong terakhir. Sedangkan locomotif dan gerbong pertama kereta api ditempati oleh Nabi Muahammad saw. dan para sahabatnya r.anhum. Rel yang ditempuhnya sama karena kereta apinya pun sama. Dalam kerja dawah ini kita hanya tinggal ittiba (mengikuti) contoh dawah yang dahulu dijalankan para pendahulunya (ibarat lokomotif dan gerbong pertama tadi). Dawah adalah kereta api menuju Surga. Kini kereta api itu menyisakan gerbong terakhir yang disediakan untuk umat akhir zaman. Petunjuk dan contoh sudah ada. Tujuan kereta api pun telah jelas. Kereta api yang kita tumpangi sama dengan kereta api yang ditumpangi Nabi, karena memang kita berada pada satu kereta dan hanya berbeda gerbong (zamannya) saja. Tujuan dan kereta api kita sama dengan Nabi s.a.w. Kita berada satu kereta dengan Nabi s.a.w.. Meskipun kita berada di gerbong terakhir tapi tetap akan sampai di tempat tujuan yang sama. Dengan dawah berarti menaiki kereta api yang sama dengan Nabi s.a.w., kita hanya tinggal ittiba (mengikuti). 

       Bagaimana cara mengikutinya gerbong atau perjalanan Nabi s.a.w.? Tentu kalau kita lihat Nabi s.a.w. dan para sahabat selalu shalat berjamaah di masjid, maka kita pun harus ikut contoh yang dibuat Nabi s.a.w. selalu shalat berjamaah di masjid. Kalau Nabi s.a.w. selalu tampak mata kakinya ketika berjalan atau beribadah seperti shalat, tentu kita pun harus tampak mata kaki. Begitu juga kalau Nabi berjanggut dan mencukur kumisnya, kita pun mengikutinya. Inilah dawah sehari-hari kita untuk mencapai kejayaan Islam.