Berbicara fadhilah-fadhilah amal atau
keuntungan-keuntungan amal seperti menyuguhkan air minum putih. Semua orang
boleh dan tanpa pantangan untuk meminum olehnya. Onang yang mengidap kencing
manis boleh meminum air putih, pengidap darah tinggi pun boleh meminumnya. Air
putih adalah minuman yang bisa diterima semua orang.
Bila kita saat silaturahmi dan menyampaikan
nasehat agama berbicara masalah keimanan, kebesaran Allah s.w.t., adanya kampung
akhirat, indahnya surga dan masalah di kubur dan neraka maka semua orang akan
menyukainya. Nilai-nilai pahala jika disampaikan kepada masyarakat akan
membangkitkan gairah untuk beramal. Karena pada dasarnya setiap manusia senang
berbicara keuntungan-keuntungan sebab normalnya manusia menghendaki hidupnya
beruntung.
Seandainya kita berbicara khilafiah atau
politik praktis saat silaturahmi atau bayan (penjelasan) agama, tentunya tidak
semua orang akan menyukainya. Ibarat menyuguhkan air kopi, bagi pengidap darah
tinggi berbahaya. Teh manis bagi pengidap kencing manis juga berbahaya. Memang
untuk sementara waktu selama kita berda’wah sebaiknya tidak menyentuh masalah-masalah yang menjadi titik
perpecahan umat, Karena usaha untuk menyatukan hati umat itu sangatlah berat dan
sulit.
Sekali lagi, jika sering berbicara kebaikan
maka kesan kebaikan akan ada dalam hati kita. Dan jika sering berbicara
kejelekan maka kesan kejelekan akan masuk ke dalam hati kita.