Hari hari kita pikirkan dan bicarakan tentang kepentingan dunia, mari kita luangkan sedikit waktu untuk pikirkan dan bicarakan tentang perkara agama, tentang kebesaran Alloh, satu satunya bekal kita nanti pulang ke "Kampung Akhirat" dan untuk apa sebenarnya kita sebagai manusia Alloh SWT ciptakan di dunia ini...

Sunday, December 18, 2011

Nilai Suatu Perintah

Nilai suatu perintah tergantung kepada siapa yang memberi perintah. Perintah satu orang kepala seksi dibanding perintah manager tentu lebih tinggi nilainya perintah manager. Perintah satu orang Kapolda dibanding perintah Kapolri tentu lebih tinggi nilainya perintah Kapolri. Perintah satu orang Gubernur dibanding perintah Presiden tentu lebih tinggi nilainya perintah Presiden.

Satu orang tentara di telepon selulernya ada panggilan. Ketika dilihat, telepon dari Komandan. Apa pun perintah komandan akan dilaksanakan. Siap, siap, siap. Bukan perintahnya yang di lihat tapi yang dilihat siapa yang beri perintah. 

Satu orang PNS dapat panggilan dari Bupati. Tanpa berpikir panjang langsung menjumpai pak Bupati karena dia tahu betul panggilan ini sangat penting sekali. Dalam keadaan kurang sehat pun akan berusaha untuk memenuhi perintah ini. Karena PNS ini faham betul siapa yang memberi perintah. 

Komandan yang paling tinggi “ALLAH”
Presiden yang paling tinggi “ALLAH”
Manager yang paling tinggi “ALLAH”
Raja yang paling tinggi “ALLAH” 
Bos yang paling tinggi “ALLAH”

Hari ini kita tidak kenal dengan ALLAH sehingga perintah ALLAH dianggap kecil. ALLAH begitu kecil dihati-hati manusia yang besar itu Komandan, Bos, Presiden dsb. Perintah manusia lebih kita taati dibanding perintah ALLAH. 

Ditengah kesibukan kita ALLAH SWT perintahkan shalat. Malah kita menganggap perintah shalat itu tidak penting yang lebih penting perintah atasan. 

Hayya Alas Shalah, Hayya Alas Shalah. Nantilah dulu, kan masih ada waktu. 

Satu orang tukang becak dipanggil penumpang : “Bang, saya mau ke Jln. SM Raja, abang saya beri 100ribu yang penting abang antar saya sekarang”. Abang becak pun mengatakan : “ ALLAH SWT telah perintahkan saya untuk shalat saat ini, Hayya Alas Shalah, Hayya Alas Shalah, walau pun 1 milyar saya diberikan uang, saya tetap tidak akan mau. Karena nilai satu shalat berjamaah lebih bernilai dari pada dunia beserta isinya. Uang yang 1 milyar itu belum ada nilai apa-apanya dibanding shalat berjamaah. 

Tukang becak yang lain pun diajak. Saya mau ke Jln. SM Raja? Berapa ongkosnya? “10 ribu” kata abang becak. Bapak itu berkata : “Kok, mahal sekali, 5 ribu saja”. “Ok lah”, kata abang becak. Perintah ALLAH pun datang Hayya Alas Shalah, Hayya Alas Shalah. Nantilah dulu, demi uang 5 ribu rupiah di telah sia-siakan perintah ALLAH SWT. 

Berapa banyak hari ini manusia demi untuk mengumpulkan lembaran-lembaran uang telah tinggalkan perintah ALLAH SWT. Padahal, uang 1 koper yang kita kumpulkan tidak akan pernah dibawa kealam kubur. Uang yang 1 koper tidak akan pernah laku diakhirat. Yang dibawa itu hanya iman dan amal. Yang laku diakhirat hanya iman dan amal saja. 

Kerajaan Nabi Sulaiman as tidak akan pernah ada yang menandingi sebelum dan sesudah Nabi Sulaiman. Seluruh penjuru dunia dari timur sampai kebarat dalam kekuasaan nabi Sulaiman as. Bukan hanya manusia yang ada dalam kendalinya. Jin pun dalan kekuasaannya. Faham dengan bahasa hewan dan tumbuhan. Angin, air, api semua dalam kekuasaan Nabi Sulaiman. 

Suatu ketika angin diperintahkan untuk menerbangkan nabi Sulaiman beserta kerajaannya. Satu orang petani telah melihat kejadian ini. Sangkin takjubnya ia mengatakan : “SUBAHANALLAH”. Mendengar hal itu nabi Sulaiman pun turun dan mengatakan : “Bapak, apa yang barusan engkau sebutkan?”. Petani pun menjawab : “SUBAHANALLAH”. Tahukan engkau nilai “SUBAHANALLAH” itu lebih bernilai dari pada seluruh kerajaan Sulaiman as. Kerajaan Sulaiman as akan musnah tapi ucapan “SUBAHANALLAH” akan tetap kekal di sisi Allah SWT. 

Satu ucapan “SUBAHANALLAH” saja lebih bernilai dari pada dunia beserta isinya. Makanya pahalanya tidak dibalas didunia. Andaikan pahala “SUBAHANALLAH” ini dijatuhkan ke dunia maka akan pecahlah dunia karena tidak sanggup untuk menampungnya. Inilah nilai satu perintah ALLAH SWT bagai mana lagi dengan amalan yang lain. Bagai mana pula dengan pahala shalat berjamaah. Jauh lebih tinggi. Makanya abang becak itu faham betul dan menolok uang 1 milyar demi satu perintah ALLAH SWT. 

Satu orang raja telah suruh rakyatnya. Masuk kedalam gua yang gelap gulita. Sudah gelap, gulita lagi. Tidak bisa melihat apa isi didalam gua. Sekarang semuanya masuk jangan terlalu banyak tanya. Apa pun yang ada di dalam gua silahkan diambil saja. Tapi perlu saya beri tahu, siapa yang tidak mengambil rugi, yang abil juga rugi, yang ambil sedikit rugi dan yang ambil banyak pun rugi. Setelah sampai diujung gua. Mereka melihat apa yang mereka ambil. Rupayanya emas, intan dan permata. Yang ambil banyak kurang banyak. Yang ambil sedikit pun kurang banyak. Apa lagi yang tidak ambil sama sekali. 

Dunia ini pun gelap gulita sehingga manusia tidak bisa melihat perintah ALLAH SWT. Emas, intan dan permata telah ALLAH SWT sebarkan dipermukaan bumi ini. Berupa shalat, zikir, sedekah dsb. Bukankah shalat itu lebih berharga dari pada emas, intan dan permata. Tapi karena kita di dalam dunia yang gelap gulita tidak bisa melihat perintah-perintah ALLAH SWT. Walau pun dunia ini gelap gulita tapi sekarang kita sudah tahu nilainya amalan agama. Makanya apa pun yang terjadi kita tetap perbanyak amalan. 

Hari ini manusia dalam keadaan sakit. Kalau sakit makanan apa pun tidak akan enak. Kalau ruhaniah kita sakit amalan apa pun tidak akan enak. Shalat tidak enak, zikir tidak enak, baca Al Quran tidak enak. Ketika sakit, kita tahu betul makan rendang itu enak, tapi rendang yang enak pun kita muntahkan. Berapa banyak perintah ALLAH yang kita muntahkan karena merasa jijik melihatnya. Pada hal kita tahu betul fhadilah shalat berjamaah tapi shalat berjamaah selalu kita muntahkan. Karena ruhaniah kita sakit. 

Kalau sakit parah tentu tidak bisa berobat jalan. Harus di opname selama 3 hari. Dalam keadaan sibuk kerja, dalam keadaan waktu tidak ada. Tapi, kalau sudah namanya sakit, sesibuk apa pun kita. Pasti akan meluangkan waktu untuk berobat kerumah sakit. Ruhaniah manusia pun hari ini sakit karena shalat pun sudah tidak enak bahkan memuntahkannya. Perlu juga di opname selama 3 hari di mesjid. Yang lebih susah lagi sudah tahu sakit tapi tidak mau berobat ini paling-paling mati. Tapi kalau ruhaniah sakit dan tidak mau berobat ini paling-paling neraka. Neraka kok paling-paling. Ini keliru namanya justru masuk Neraka ini yang harus paling dipikirkan dan dihindari, karena ini sakit yang menyebabkan penderitaan yang selama-lamanya. 

Inilah pentingnya kita keluar 3 hari untuk mengobati ruhaniah manusia yang sakit. Selama 3 hari kita akan diberi obat hati sesuai dengan dosis dan penyakit hati kita. 

Apa obat sakit ruhaniahnya yang diberi selama 3 hari dan berapa dosisnya? Ini rahasia, kalau sudah dikasih tahu bukan rahasia lagi namanya. 

Tapi demi kesembuhan anda kami akan buka juga rahasianya hanya disini. Bagi anda yang ingin ruhaniahnya sembuh. 

OBAT DAN DOSISNYA PENYAKIT HATI    
  
4 jam untuk dakwah
4 jam untuk taklim
4 jam untuk zikir ibadah
4 jam untuk khitmat

Obat inilah yang akan diberikan kepada anda secara gratis selama 3 hari. Setelah selama 3 hari berobat iman, Insya Allah ketika perintah Allah dan perintah atasan secara bersamaan ada didepan kita. Perintah ALLAH akan kita dahulukan. 

Shalat akan terasa enak. Kalau tidak shalat berjamaah di mesjid rasanya menyesal sekali seperti menyesalnya tidak datang makan di restoran yang paling enak. Rasa nikmat shalat sudah terasa enak, zikir terasa enak, baca Al Quran terasa enak. Amalan yang lain pun akan terasa enak karena ruhaniah sudah sehat. Sebagai mana kalau kita sehat semua makanan akan terasa enak. 

Insya Allah 3 hari

Walau pun kita seorang dokter tapi ketika sakit tidak mau berobat. Sampai kapan pun tidak akan sembuh. Walau pun ilmu kita tinggi masalah agama ketika sakit ruhaniah tidak mau berobat. Sampai kapan pun tidak akan pernah sembuh. IMPOSSIBLE   

Insya Allah 3 hari 

Insya Allah