Nabi SAW selalu berpikir bagaimana bayi yang
pertama kali lahir dan bayi yang terakhir kali lahir semuanya mendapat hidayah
dari Allah SWT.
Aisyah pernah meminta agar didoakan Nabi SAW,
“Ampunilah dosa Aisyah yang lalu dan yang akan datang. Aisyah bukan main
senangnya sampai berguling-guling. Nabi SAW bertanya : mengapa engkau begitu
senang, ya humairoh?. Aisyah menjawab siapa yang tidak senang didoakan oleh
kekasih Allah SWT. Nabi SAW mengatakan : ummat ku setiap harinya 5 kali aku
doakan. Inilah sayangnya nabi SAW kepada ummat.
Ketika Isra' Mi'ra penghulunya malaikat
(Jibril As) dan penghulunya manusia (Nabi Muhammad SAW) sama mengadakan
perjalanan. Setelah sampai di batas yang ditentukan Jibril berkata : Ya Nabi
Allah, saya tidak bisa lagi melanjutkan perjalanan. Kalaulah Aku melangkah satu
langkah saja. Niscaya aku akan binasa. Jadi, perjalanan dilanjutkan Nabi SAW
untuk berjumpa dengan Allah (Disini menunjukkan bahwa manusia itu lebih mulia
dari pada malaikat). Kemudian terjadi dialog antara Nabi SAW dan Allah SWT :
Nabi SAW berkata : “Attahiyyatul Mubarakaatush sholawaatuth thayyibatu
lillaah”. “Ya Allah, segala penghormatan, keberkahan,
sholawat dan kebaikan hanya milik-Mu ya Allah”
Allah SWT pun berfirman : “Assalaamu’alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh”. “Wahai Nabi selamat sejahatera semoga tercurah kepada Engkau
wahai Nabi Muhammad, semoga juga Rahmat Allah dan Berkah-Nya pun tercurah
kepadamu wahai Nabi”
Nabi SAW berkata : “Assalaamu’alaina wa’alaa
‘ibaadillaahish
shoolihiin”. “Semoga salam sejahtera tercurah kepada
kami dan hamba-hamba-Mu yang sholeh”.
Nabi SAW ketika itu masih mendokan kita :
“Semoga salam sejahtera tercurah kepada kami dan hamba-hamba-Mu yang sholeh”.
Begitulah sayangnya Nabi SAW kepada kita.
Ummat ku yang shaleh, Ya Allah. Pikir ummat,
Inilah sayangnya nabi SAW kepada ummat.
Ketika Nabi SAW hendak meninggal dunia,
malaikat Jibril berkata : Ya Kekasih Allah, hari ini surga sudah dihias seindah
mungkin. Untuk menyambut kedatangan-Mu. Nabi SAW bertanya : Wahai Jibril, itu
untuk-KU, apa untuk ummat ku. Nabi SAW pun masih ingat kepada kita. Malaikat
Jibril berkata : Akan diharamkan ummat terdahulu masuk surga, sebelum ummat-Mu
masuk surga. Nabi SAW jadi lega mendengar hal itu.
Ketika malaikat Izrail hendak mencabut nyawa
Nabi SAW. Beliau bertanya : Apakah seperti ini juga nanti yang dirasakan
ummatku. Malaikat Izrail menjawab : Ini yang paling ringan. Nabi SAW menangis
bagaimana nanti dengan ummat-Ku, mereka nanti akan merasakan kesakitan yang luar
biasa. Nabi SAW berdoa : Ya Allah, Engkau limpahkanlah semua kesakitan sakaratul
maut ummat-Ku kepada KU, supaya mereka tidak merasakan kesakitan sakaratul maut.
Di saat sakaratul maut pun Nabi SAW masih memikirkan ummatnya.
Sehingga akhir dari lisan Nabi SAW. Ummati,
Ummati, Ummati.
Tetapi kita sebagai ummat-Nya jarang sekali
mengingat Nabi SAW.
Orang yang pertama kali nantinya dibangkitkan
adalah Nabi SAW. Ketika Nabi SAW telah dibangkitkan, Beliau bukan bertanya :
Mana istriku Khadijah, mana anakku Fatimah, mana cucuku Hasan dan Husin tetapi
yang ditanya oleh Nabi SAW adalah Aina ummati, Aina ummati, Aina ummati dimana
ummatku, dimana ummatku, dimana ummatku.
Ketika hendak menyeberangi titian Shirotol
Mustaqim, para nabi berkata : Robbi Sallimna, selamatkan Saya. Tetapi Nabi SAW
berkata sambil berdiri di penghujung titian : Robbi Sallim Ummati, selamatkan
ummatku. Disaat itu manusia jatuh keneraka seperti hujan. Titian Shirotol
Mustaqim itu 500 tahun mendaki, 500 tahun mendatar, 500 tahun menurun. Melihat
keadaan ini Nabi SAW menangis dan terus berkata : Robbi Sallim Ummati, Robbi
Sallim Ummati, Robbi Sallim Ummati.
Begitulah sayangnya Nabi SAW kepada ummat.
Apalagi kita sebagai ummat akhir zaman Nabi
SAW sangat sayang kepada kita.
Nabi SAW bersabda : “Sungguh aku sangat ingin
berjumpa dengan saudara-saudaraku,” Seorang sahabat ra bertanya, “Ya Rasulullah,
bukankah kami ini saudara-saudaramu?” Rasulullah SAW menjawab, “Kalian adalah
sahabat-sahabatku, sedangkan saudara-saudaraku adalah orang-orang yang beriman
kepadaku padahal mereka belum pernah berjumpa denganku.” (Hr. Ahmad)
“Sungguh beruntung orang yang beriman kepadaku
dan pernah melihatku (Nabi SAW sabdakan demikian satu kali). Dan sungguh
beruntung (Nabi SAW sabdakan hingga tujuh kali) orang yang beriman kepadaku
padahal ia tidak pernah melihatku! (Hr. Ahmad)
Nabi SAW adalah orang yang paling di cintai
oleh Allah SWT, kenapa? Karena Nabi SAW adalah orang yang paling banyak mengajak
ummat untuk mencintai Allah SWT.
Kalau kita juga mau di cintai Allah SWT,
ajaklah manusia sebanyak-banyaknya mencintai Allah. Maka Allah SWT akan semakin
cinta kepada kita.
Bagaimana pikir Nabi SAW menjadi pikir
kita
Bagaimana risau Nabi SAW menjadi risau
kita
Bagaimana ummat selamat dari azab yang pedih.