Satu orang guru mengatakan kepada muridnya,
kita katakanlah nama muridnya ini si Budi. Si Budi disuruh untuk membunyikan
lonceng tanda anak sekolah memulai aktivitas belajar. Si Budi pun mulai
membunyikan lonceng yang didengar semua murid-murid sekolah dan penjual sate,
penjual bakso pun mendengar bunyi lonceng tersebut. Abang penjual sate dan abang
penjual bakso tidak akan mendatangi panggilan lonceng tersebut karena mereka
tahu betul panggilan itu untuk anak-anak sekolah. Walau pun si Budi yang
membunyikan lonceng tapi pada hakikatnya ini adalah panggilan guru untuk masuk
kedalam kelas memulai aktivitas belajar.
Ketika azan di kumandangkan di Mesjid oleh pak
Abdullah. Sebagai tanda waktu shalat zuhur sudah mulai masuk. Orang Yahudi,
Nasrani dan Islam sama-sama mendengar panggilan ini. Yahudi dan Nasrani tidak
akan mendatangi panggilan azan tersebut karena mereka tahu betul panggilan ini
untuk orang-orang islam. Walau pun pak Abdullah yang mengumandangkan azan tapi
pada hakikatnya ini adalah panggilan Allah SWT untuk melaksanakan shalat.
Satu orang anak sekolah yang tidak mau
mendatangi seruan loncen. Maka dia akan diberi hukuman oleh gurunya. Satu orang
islam yang tidak mau mendatangi seruan azan. Maka dia akan diberi hukuman oleh
Allah SWT.
Nabi SAW bersabda : Sesungguhnya (pembatas)
antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.”
(HR. Muslim)
Disebutkan pula dalam Shahih Muslim sabda
beliau dalam hadits Buraidah ra. kitab-kitab Sunan:
Perjanjian (pembatas) antara kita dengan
mereka adalah shalat, maka barangsiapa yang meninggalkannya berarti ia telah
kafir.” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Ibnu Majah)
Ucapan para sahabat : Amirul Mukminin Umar ra.
Berkata : Tidak ada bagian dalam Islam bagi orang yang meninggalkan shalat.”
(HR. Malik)
Orang Islam yang tidak mau mendatangi seruan
azan. Pada hakikatnya sama dengan orang kafir (Yahudi dan Nasrani). Orang Islam
tahu betul seruan azan untuk shalat tapi dia pura-pura tidak tahu dan tidak mau
tahu. Makanya Allah SWT pun pura-pura tidak kenal dan tidak mau kenal dengan
dia.
Hari ini manusia lebih disibukkan membangun
mesjid dari pada mengisi mesjid. Mesjid itu dibangun dengan dasar Takwa bukan
dengan dasar Riya.
Allah SWT berfirman : “Janganlah kamu
bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguh- nya mesjid yang
didirikan atas DASAR TAQWA (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut
kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin
membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih”.
(QS. At Taubah 108)
Jamaah mesjid sudah terlalu banyak dan perlu
mesjid diperluas dan diperbesar karena sudah tidak sanggup menampung shalat
berjamaah. Ini dengan dasar Takwa
Hadits Nabi yang berbunyi :”Barang siapa yang
membangun masjid, maka akan dibangunkan istana oleh Allah nanti di surga”
Dengan dasar hadits ini banyak manusia
membangun mesjid. Dikampung kita inikan banyak orang kaya. Kan malu rasanya
kalau mesjidnya kecil. Maka dibangunlah mesjid atas dasar Riya.
Ketika di Yamil Akhir nanti, tertulislah
sebuah nama (Fulan bin Fulan) di dalam Istana yang sangat indah sekali. Orang
kaya pun berkata itu istana buat saya. Allah SWT berfirman : “Melalui lisan
Muhammad SAW, Aku telah berjanji membangunkan sebuah istana didalam surga bagi
yang membangun mesjid. Betul itu adalah istana mu”. Tetapi pintu istana itu
tertutup. Ya Allah, bagai mana aku bisa masuk sedangkan pintunya tertutup. Allah
SWT berfirman : “Selama didunia engkau hanya membangun mesjid tapi tidak pernah
masuk kedalamnya untuk melaksanakan shalat berjamaah”.
Dari Abu Hurairoh ra. Berkata : Aku telah
mendengar Rasulullah SAW. bersabda : Sesungguhnya manusia yang pertama kali
dihukum oleh Allah pada hari kiamat, adalah seorang yang mati syahid. Maka
didatangkan orang yang syahid itu, dan Allah mengenalkan nikmatnya dan orang
yang "Syahid" pun mengenali ni'matnya. Allah berkata :"Apa yang kamu lakukan
dengan nikmat itu? dia berkata : "aku berperang di jalanMu sehingga aku mati
syahid" Allah berkata :"kamu telah bohong, akan tetapi kamu berperang supaya
kamu dikatakan sebagai seorang pemberani. dan kamu telah disebut demikian.
kemudian Allah memberikan perintah untuknya, maka ia diseret di atas wajahnya
dan dilemparkan ke neraka. Dan seseorang yang mempelajari ilmu dan
mengajarkannya, dan seseorang yang membaca Al-Qur'an. Maka didatangkan orang
itu, dan Allah mengenalkan nikmatnya dan diapun mengenali ni'matnya, Allah
berkata : "Apa yang kamu lakukan dengan nikmatmu itu?" orang itu berkata :"aku
mempelajari ilmu dan mengajarkannya dan aku membaca al-qur'an itu semua
kulakukan demiMu, Allah berkata :"kamu telah bohong!, akan tetapi kamu
mempelajari ilmu agar orang2 mengatakan bahwa kamu orang yang berilmu dan kamu
membaca Al-Qur'an supaya orang-orang mengatakan bahwa kamu seorang "qaari" dan
kamu telah disebut demikian". Kemudian Allah memberikan perintah untuknya, maka
ia diseret di atas wajahnya dan dilemparkan ke neraka.Yang ketiga, seseorang
yang dilimpahi Allah harta yang banyak dan dia meng-infak-an semua hartanya itu,
Maka didatangkan orang itu, dan Allah mengenalkan nikmatnya dan orang itu pun
mengenali ni'matnya, Allah berkata : "Apa yang kamu lakukan dengan nikmatmu
itu?" dia berkata :"Tidaklah aku meninggalkan satu jalan yang kamu cintai untuk
menginfakan harta kecuali aku berinfak pada jalan itu hanya karenaMu. Allah
berkata :" kamu telah bohong!, akan tetapi kamu melakukan itu supaya kamu
dikatakan sebagai seorang DERMAWAN, dan kamu telah disebut demikian. kemudian
Allah memberikan perintah untuknya, maka ia diseret di atas wajahnya dan
dilemparkan ke neraka. (HR. Muslim)
Dimana-mana rata-rata mesjid lebih banyak
tiangnya dari pada jamaahnya. Lebih banyak kipas anginnya dari pada jamaahnya.
Allah SWT berfirman : “Hanya yang memakmurkan
masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari
kemudian, (QS. At Taubah 18)
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa yang
patut memakmurkan mesjid-mesjid Allah hanyalah orang-orang yang BENAR-BENAR
BERIMAN KEPADA ALLAH dan berserah diri kepada-Nya.
Dari Abu Said Al-Khudri ra. Rasulullah SAW
bersabda : Apabila kamu melihat seorang laki-laki membiasakan diri (beribadah)
di mesjid, maka saksikanlah bahwa ia orang yang beriman. (HR. Ahmad, Tirmizi,
Ibnu Majah, dan Al-Hakim)
Pada hakikatnya didalam Ayat Al
Qur’an dan hadits mengatakan
bahwa hanya orang yang beriman yang shalat berjamaah kemesjid dan orang yang
tidak shalat berjamaah dimesjid di ragukan keimanannya.
Ketika JAULAH (berkeliling dari mesjid kerumah
rumah) ditaskil untuk shalat berjamaah ke mesjid.
Satu orang bapak mengatakan : “Maaf lah dulu,
saya lagi ada halangan pula jadi tidak bisa kemesjid”
ASTAGAFIRULLAH AL AZIM, sejak kapan laki-laki
ada Halangan. Yang halangan itu wanita. Satu orang laki-laki yang shalat dirumah
pada hakikatnya dia sama dengan wanita.
Mutakallim pun taskil : “Kalau Bapak ada
keluangan waktu, nanti datanglah shalat berjamaah dimesjid dan ada ceramah
agama”
Satu orang bapak mengatakan : “Maaf lah dulu,
saya tidak ada waktu. Yang tidak ada waktu itu orang yang sudah mati. Kalau yang
masih hidup waktu selalu ada. Kalau waktu yang luang memang tidak ada karena
sibuk tapi kitalah yang meluangkan waktu. Terkadang makan pun lupa karena tidak
ada waktu, pulang kerumah pun lupa karena tidak ada waktu. Waktu untuk dunia
selalu ada tapi waktu untuk akhirat tidak pernah ada.
Ketika dialam kubur hampir semua manusia
MEMINTA WAKTU untuk dikembalikan kealam dunia. Bukan untuk mencari harta dan
jabatan atau mau jumpa anak dan istri tapi untuk sempurnakan iman. Tapi satu
detik pun Allah SWT tidak akan beri waktu kepada manusia.
Dan, jika Sekiranya kamu melihat mereka ketika
orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka
berkata): "Ya Tuhan Kami, Kami telah melihat dan mendengar, Maka kembalikanlah
Kami (ke dunia), Kami akan mengerjakan amal saleh, Sesungguhnya Kami adalah
orang-orang yang yakin." (QS. As Sajdah 12)
Dunia adalah tempat untuk sempurnakan iman.
Kalau iman tidak sempuna maka sengsaralah selama-lamanya.
Ketika masih didunia
Ketika masih ada waktu
Waktu luang memang tidak ada
Tapi kitalah yang meluangkan waktu
Sebelum masuk kubur, yang tidak akan pernah
lagi diberi keluangan waktu untuk beramal.
Insya Allah 3 hari saja luangkan waktu untuk
islah diri dan belajar agama.
Yang 27 harinya lagi kalau dunia hendak
dilipat, lipat saja.
Yang penting luangkanlah waktu 3 hari
saja.
Insya Allah
Supaya ketika azan di kumandangkan. Kita tahu
betul itu panggilan Allah SWT untuk kita