Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu
berilah peringatan! Sejak ayat Ya ayyuhal Mudatsir turun, beliau SAW langsung
melipat bister tempat tidur dan katakan kepada istrinya: La Roihata
ba’dal Yaum (Sejak hari ini
tak ada lagi istirahat)
Pada ayat ini Allah SWT, menerangkan peristiwa
turunnya surah ini. Perincian peristiwa itu diterangkan Rasulullah SAW sebagai
berikut; Setelah sebulan lamanya aku berada di gua Hira' (untuk ber tahannus
mencari kebenaran) dan aku bermaksud hendak meninggalkannya, tiba-tiba terdengar
suara memanggilku. Aku lihat ke kiri dan ke kanan, namun aku tidak melihat
apa-apa Kemudian ke belakang tetapi tidak aku lihat sesuatupun Lalu aku
tengadahkan kepalaku ke atas, tiba-tiba aku menangkap bayangan dari malaikat
(Jibril) yang sedang duduk di kursi antara langit dan bumi. Malaikat itu sedang
berdoa kepada Allah. Aku begitu takut dan segera meninggalkan gua Hira'. Karena
itu aku buru-buru pulang dan segera menemui Khadijah dan mengatakan : "Dassiruni
dassiruni" kemulkan aku, kemulkan aku, hai Khadijah dan tolong basahi tubuhku
dengan air dingin". Khadijah memenuhi permintaanku. Ketika aku tertidur berkemul
kain yang menutupi seluruh tubuh, turunlah ayat, "Hai orang yang berkemul
(berselimut) , bangunlah lalu berilah peringatan... dan ... perbuatan dosa
tinggalkanlah". Nabi Muhammad SAW sedang berkemul dengan selimut karena diliputi
perasaan takut melihat rupa malaikat Jibril turunlah wahyu yang pertama kali,
yang memerintahkan agar segera bangun dan memperingatkan umat yang masih sesat
itu supaya mereka mengenal jalan yang benar.
Perkataan "qum" (bangunlah) menunjukkan bahwa
seorang Rasul harus rajin, ulet dan tidak mengenal putus asa karena ejekan orang
yang tidak senang menerima seruannya. Rasul tidak boleh malas dan berpangku
tangan. Begitulah beliau semenjak turunnya ayat ini tidak pernah berhenti
melakukan tugas dakwah. Hal itu dilakukan sepanjang hidup beliau dengan berbagai
macam kegiatan yang berguna bagi kepentingan umat dan penyiaran agama
Islam.
Adapun peringatan-peringatan yang disampaikan
beliau kepada penduduk Mekah yang masih musyrik pada waktu itu, berupa
peringatan betapa kerasnya siksaan Allah di Hari Kiamat kelak. Demi
menyelamatkan diri dari azab tersebut hendaklah manusia mengenal Allah dan patuh
mengikuti perintah Rasulullah SAW.
Syaikhain (Bukhari dan Muslim) mengetengahkan
sebuah hadis melalui Jabir r.a. yang menceritakan, bahwa Rasulullah saw. telah
bersabda, "Aku telah menyepi di dalam gua Hira selama satu bulan. Setelah aku
merasa cukup tinggal di dalamnya selama itu, aku turun dan beristirahat di suatu
lembah. Tiba-tiba ada suara yang memanggilku, akan tetapi aku tiada melihat
seseorang pun. Lalu aku mengangkat muka ke langit, tiba-tiba aku melihat
malaikat yang mendatangiku di gua Hira menampakkan dirinya. Lalu aku kembali ke
rumah dan langsung mengatakan, 'Selimuti aku!' Maka Allah menurunkan firman-Nya,
'Hai orang yang berselimut! Bangunlah, lalu berilah peringatan!'" (Q.S. Al
Muddatstsir, 1-2) Imam Thabrani mengetengahkan sebuah hadis dengan sanad yang
lemah melalui Ibnu Abbas r.a. bahwasanya Walid bin Mughirah mengundang
orang-orang Quraisy untuk makan bersama di rumahnya. Setelah mereka selesai
makan, Walid berkata, "Bagaimana menurut pendapat kalian tentang lelaki itu
(yakni Muhammad)?" Sebagian di antara mereka ada yang mengatakan, "Dia adalah
tukang sihir." Sebagian lainnya mengatakan, "Dia bukan tukang sihir." Sebagian
lagi di antara mereka ada yang mengatakan, "Dia adalah tukang tenung." Sebagian
yang lain lagi mengatakan, "Dia bukan tukang tenung." Sebagian di antara mereka
ada pula yang mengatakan, "Dia adalah penyair." Sebagian yang lainnya lagi
mengatakan, "Dia bukan penyair." Sebagian yang lainnya lagi ada yang mengatakan,
"Alquran yang dikatakannya itu adalah sihir yang ia pelajari sebelumnya."
Akhirnya berita tersebut sampai kepada Nabi saw. maka Nabi saw. menjadi sedih
karenanya, lalu ia menyelimuti seluruh tubuhnya. Pada saat itulah Allah
menurunkan firman-Nya, "Hai orang yang berselimut! Bangunlah, lalu berilah
peringatan!" (Q.S. Al Muddatstsir, 1-2) sampai dengan firman-Nya, "Dan untuk
(memenuhi perintah) Rabbmu, bersabarlah!." (Q.S. Al Muddatstsir, 7)
Sesungguhnya kamu di siang hari berenang yang
panjang di tengah tengah manusia (QS. Al Muzzammil 7)
Nabi berdakwah tak boleh berhenti diibaratkan
orang berenang jika berhenti akan tenggelam. Orang yang berjalan masih bisa
berhenti dan istirahat tetapi orang yang berenang tidak bisa berhenti kalau
berhenti akan tenggelam. Sabhan Thowila (berenang yang panjang). Tidak ada kata
berhenti dalam dakwah kalau berhenti maka kita akan tenggelam dalam lautan
maksiat.
Salama 23 tahun terus berdakwah, fikir umat,
maka menjelang kematian Rasululloh SAW ditangisi oleh puterinya Fathimah rha,
tetapi Rasululloh SAW bersabda : Anakku tak usah menangis.
La Rokuba ba’dal yaum (Sejak hari ini tak ada lagi
kesusahan bagi ayahmu). Senang selama-lamanya.
Jadi dari ia la Roihata ba’dal yaum sampai ia Rokuba ba’dal yaum Rasulluloh 23 tahun habiskan
waktu untuk ummat dengan segala penderitaan didalam dakwah. Selama 23 tahu
inilah fase dakwah Rasululloh SAW dan diakhir hayatnya yang mendapat kesenangan
selama-lamanya.
Pernahkah kita mengatakan hal ini kepada istri
kita : “La Roihata ba’dal
Yaum”, adinda tersayang mulai hari ini tidak ada lagi istirahat dalam dakwah.
Ummat sekarang dalam keadaan jauh dari Allah dan Rasulnya. Semua kehidupan ini
akan abang gunakan untuk agama. Kalau kita sudah katakan ini kepada istri
tercinta dan direalisasikan dengan baik maka menjelang kematian kita akan
tersenyum dan berkata : “La Rokuba ba’dal yaum” adinda tersayang mulai hari ini tidak ada lagi kesusahan.
Senang selama-lamanya.
Nabi diantar untuk seluruh manusia, Wama
arsalna illa kaaffata linnas, sedangkan Allah adalah Robbinas/ tuhan bagi
seluruh manusia, dan Al Qur’an adalah Hudallinnas/ petunjuk bagi seluruh manusia.
Tetapi dalam sejarah Nubuwwah Nabi SAW hanya
berumur 63 tahun, dan Nabi SAW hanya 2 kali tinggalkan tempat tinggalnya yaitu
ketika ke Thaif dan ketika ke Tabuk, bagaimana agama sampai kepada manusia ??
Apakah angin yang membawah ?? Atau burung??
Tentu tidak !! agama oleh sahabat keseluruh
alam itulah sebabnya Allah SWT berfirman tentang Ummat ini : Kamu adalah umat
yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (QS. Ali 'Imran
110)
Sebagaimana seorang ayah yang inginkan anaknya
menjadi pedagang , setiap hari ia akan bawa anaknya ke toko agar paham bagaiman
cara dagang.
Begitu juga Rasulluloh SAW telah siapkan
sahabat menjadi Da’i
sebagaimana Nabi Nabi , mereka dibawa dalam suasana Dakwah.
Sehingga di haji Wada Nabi saw telah bawa
124.000 sahabat R.hum dihadapan Allah SWT di Rumah NYA didepan Ka’bah seolah ingin tunjukan kepada Allah
SWT:
“Ya Allah Inilah Ummatku aku bawakan kepada
engkau untuk meneruskan kerjaku.”
Nabi saw sabdakan : “Fal yuballigh syahidu
minkumul ghoib.”
Hendaklah yang hadir sampaikan kepada yang tak
hadir.
Sejak hari itu sahabat pergi kemana dia
mengarah.
Yang di barat terus berjalan kebarat, yang di
timur pergi ke timur mereka tak lagi fikir pulang dulu kerumah , mereka membawah
fikir Rasululloh SAW.
Sehinggah makam mereka bertebaran di seluruh
alam, dan bila kita ke haji hanya ada 10.000 Orang yang dimakamkan di Madinah,
yang lainnya jauh dari tempat mereka 36.000 ada di Yordan , Amru bin Naqsya ada
di Shakarpur Sind Pakistan. 114.000 lagi bertebaran keseluruh alam.
Sampai sampai di Barus Sumut ada makam
sahabat bertuliskan 38 Hijriyah.
Syech Abdul Wahab katakan :
Dahulu orang islam fikir bagaimana bisa pergi
ke Amerika untuk ambil duit orang Amerika, kerja disana dan bangun rumah di
negeri sendiri.
Tetapi sekarang kita korbankan uang kita yang
kita cari di negeri sendiri untuk datang ke negeri Amerika dan berdakwa kepada
mereka agar hidayah datang dan mereka selamat dari adzab Allah SWT.
210.000 orang jamaah haji per tahun
diberangkatkan dari Indonesia. Kalau 1 jamaah 10 orang maka 21.000 ribu jamaah
negeri jauh untuk buat dakwah. Indonesia sebenarnya punya potensi besar dalam
dakwah. Kalaulah 21.000 jamaah bisa dihantar negeri jauh maka diseluruh pelosok
dunia akan ada jamaah Indonesia. Jumlah negara yang resmi tercatat 195 negara.
Untuk mempermudah dengan yang tidak dicatat kita katakanlah 210 negara. 21.000
jamaah yang dihantar berarti 100 jamaah Indonesia akan dihantar untuk setiap
negara. Satu negara akan ada 100 jamaah Indonesia.
Dibandara-bandara penerbangan diseluruh dunia
akan menjadi putih karena jubah yang mereka kenakan. Akan menjadi hitam karena
jamaah masturoh yang dihantar keseluruh dunia.
Kapan ini akan terwujud?
Kalau setiap kita yang merasa ada tanggung
jawab usaha dakwah keluar dijalan Allah.
Kalau belum bisa Taskiel orang lain. Minimal
kita bisa taskiel diri sendiri. Insya Allah
Terkadang untuk berdoa pun kita takut supaya
berangkat 4 bulan.
Takut di Aminkan Malaikat.
Takut dikabulkan Allah SWT.
Agama akan wujud dalam kehidupan manusia kalau
kita mau sama-sama berkorban untuk agama.
Rasulullah saw berwasiat kepada para sahabat,
" Wahai sahabatku, apabila saat ini kalian mengurangi waktu kalian untuk agama
Allah sepersepuluh saja, niscaya nushratullah (pertolongan Allah) tidak akan
turun, kalian harus mengamalkan agama secara keseluruhan, Tetapi ummatku pada
akhir zaman nanti, jika mereka rela meluangkan waktunya sepersepuluh saja untuk
agama Allah, maka nusratullah akan segera turun."(HR.Tirmizdi)