Alkisah di suatu pengajian akbar (jemaah yang
hadir sekira 3.000 orang), Pak Kiyai menyampaikan ceramahnya, “Hadirin yang
mulia, dunia ini gelap dan kubur itu terang! Hadirin semua setuju?” Serentak
hampir semua jemaah menjawab, “Setuju!!!”
Pak Kiyai melanjutkan, “Nah bagi yang setuju
dengan pernyataan saya, boleh pulang.” Maka dengan suara gaduh hadirin pun
pulang, kecuali tiga orang pemuda yang masih belum beranjak dan tempat duduknya
(ternyata ketiga pemuda itu duduk paling depan dan tidak mengantuk selama Pak
Kiyai berceramah). Melihat ketiga pemuda itu tidak beranjak dan tempatnya, Pak
Kiyai bertanya, “Mengapa kalian tidak pulang? Kalian tidak setuju dengan
pernyataan saya?
“Yah..., kami penasaran dengan ungkapan Pak
Kiyaitadi. Pak Kiyai tadi bagaimana, dunia yang jelas-jelas terang eh ... malah
dikatakan gelap, sedangkan kubur yang sudah jelas-jelas gelap malah dikatakan
terang, apakah uangkapan Pak Kiyai itu tidak terbalik?” jawab si Pemuda.Pak
Kiyai menjawab sambil tersenyum, “Tidak Nak Saya tidak keliru dengan yang saya
sampaikan tadi.”
“Baiklah, jika kalian ingin mengetahui
jawabannya mari ikut saya.” Pak Kiyai membawa ketiga pemuda tadi kemulut sebuah
gua yang gelap. Ketiga Pemuda tadi semakin bertambah keheranan dan
kepenasarannya. Pak Kiyai berucap kepada ketiga pemuda itu, “Masukilah gua itu
dan jika kalian menemukan kerikil didalamnya, ambillah.”
Ketiga pemuda itu semakin bengong dan dibuat
bingung oheh instruksi Pak Kiyai. Pemuda I berfikir, “Aku tidak akan tertipu
untuk yang kedua kalinya, aku tak akan membawa apa-apa. Mengapa Pak Kiyai aneh
ini malah menyuruh mengambil kerikil bukan membekahi saya senter atau
obor!”
Pemuda II agak ragu-ragu dengan perintah Pak
Kiyai,ia berfikir, “Ah... saya akan mengambil sedikit saja kerikil
itu.
Pemuda ketiga berfikir, “Apa pun yang
diperintahkan Pak Kiyai saya sami’na wa atha’rza,
saya akan mengambilkerikil itu..”
Singkat cerita, ketiga pemuda itu memasuki
gua. Pak Kiyai sudah menunggu di ujung mulut gua. Ketika melihat kemunculan
ketiga pemuda itu, Pak Kiyai berkata, “Silakan kalian membuka hasil bawaan
kalian dan dalam gua itu.”
Ketika melihat bawaannya, Ketiga Pemuda itu
langsung pingsan. Ternyata kerikil itu adalah intan permata!!. Setelah ketiga
pemuda itu siuman, Pak Kiyai menjelaskan, “Itulah jawaban dan pernyataan saya
pada ceramah tadi. Dunia yang saya katakan gelap, saya umpamakan gua yang
tentunya di dalamnya gelap, sedangkan ujung gua (di luar gua) itu saya umpamakan
kubur karena memang terang. Dan kerikil! yang ternyata intan permata itu saya
umpamakan bekal amal kita masing-masing ketika memasuki dunia (gua) yang serba
gelap.”
Pak Kiyai melanjutkan, “Setiap orang akan
menyesal ketika sudah sampai di alam kubur (sudah meninggal dunia), karena
ternyata semua manusia akan menyadari bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah
kehidupan akhirat yang membutuhkan bekal amal shalih. Yang tidak membawa
perbekalan amal shalih akan celaka selamanya, yang membawa bekal amal! shalih
sedikit akan menyesal mengapa tidak membawa lebih banyak dan yang sudah membawa
bekal amal! shalih yang banyak menyesal kenapa tidak membawa lebih banyak lagi.
Pendek kata kita Semua akan menyesal tapi penyesalan saat itu tiada
artinya.”