Hari hari kita pikirkan dan bicarakan tentang kepentingan dunia, mari kita luangkan sedikit waktu untuk pikirkan dan bicarakan tentang perkara agama, tentang kebesaran Alloh, satu satunya bekal kita nanti pulang ke "Kampung Akhirat" dan untuk apa sebenarnya kita sebagai manusia Alloh SWT ciptakan di dunia ini...

Friday, December 9, 2011

Ceramah Pak Kiyai

Alkisah di suatu pengajian akbar (jemaah yang hadir sekira 3.000 orang), Pak Kiyai menyampaikan ceramahnya, “Hadirin yang mulia, dunia ini gelap dan kubur itu terang! Hadirin semua setuju?” Serentak hampir semua jemaah menjawab, “Setuju!!!”

Pak Kiyai melanjutkan, “Nah bagi yang setuju dengan pernyataan saya, boleh pulang.” Maka dengan suara gaduh hadirin pun pulang, kecuali tiga orang pemuda yang masih belum beranjak dan tempat duduknya (ternyata ketiga pemuda itu duduk paling depan dan tidak mengantuk selama Pak Kiyai berceramah). Melihat ketiga pemuda itu tidak beranjak dan tempatnya, Pak Kiyai bertanya, “Mengapa kalian tidak pulang? Kalian tidak setuju dengan pernyataan saya?

“Yah..., kami penasaran dengan ungkapan Pak Kiyaitadi. Pak Kiyai tadi  bagaimana, dunia yang jelas-jelas terang eh ... malah dikatakan gelap, sedangkan kubur yang sudah jelas-jelas gelap malah dikatakan terang, apakah uangkapan Pak Kiyai itu tidak terbalik?” jawab si Pemuda.Pak Kiyai menjawab sambil tersenyum, “Tidak Nak Saya tidak keliru dengan yang saya sampaikan tadi.”

“Baiklah, jika kalian ingin mengetahui jawabannya mari ikut saya.” Pak Kiyai membawa ketiga pemuda tadi kemulut sebuah gua yang gelap. Ketiga Pemuda tadi semakin bertambah keheranan dan kepenasarannya. Pak Kiyai berucap kepada ketiga pemuda itu, “Masukilah gua itu dan jika kalian menemukan kerikil didalamnya, ambillah.”

Ketiga pemuda itu semakin bengong dan dibuat bingung oheh instruksi Pak Kiyai. Pemuda I berfikir, “Aku tidak akan tertipu untuk yang kedua kalinya, aku tak akan membawa apa-apa. Mengapa Pak Kiyai aneh ini malah menyuruh mengambil kerikil bukan membekahi saya senter atau obor!”

Pemuda II agak ragu-ragu dengan perintah Pak Kiyai,ia berfikir, “Ah... saya akan mengambil sedikit saja kerikil itu.

Pemuda ketiga berfikir, “Apa pun yang diperintahkan Pak Kiyai saya samina wa atharza, saya akan mengambilkerikil itu..”

Singkat cerita, ketiga pemuda itu memasuki gua. Pak Kiyai sudah menunggu di ujung mulut gua. Ketika melihat kemunculan ketiga pemuda itu, Pak Kiyai berkata, “Silakan kalian membuka hasil bawaan kalian dan dalam gua itu.”

Ketika melihat bawaannya, Ketiga Pemuda itu langsung pingsan. Ternyata kerikil itu adalah intan permata!!. Setelah ketiga pemuda itu siuman, Pak Kiyai menjelaskan, “Itulah jawaban dan pernyataan saya pada ceramah tadi. Dunia yang saya katakan gelap, saya umpamakan gua yang tentunya di dalamnya gelap, sedangkan ujung gua (di luar gua) itu saya umpamakan kubur karena memang terang. Dan kerikil! yang ternyata intan permata itu saya umpamakan bekal amal kita masing-masing ketika memasuki dunia (gua) yang serba gelap.”
Pak Kiyai melanjutkan, “Setiap orang akan menyesal ketika sudah sampai di alam kubur (sudah meninggal dunia), karena ternyata semua manusia akan menyadari bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan akhirat yang membutuhkan bekal amal shalih. Yang tidak membawa perbekalan amal shalih akan celaka selamanya, yang membawa bekal amal! shalih sedikit akan menyesal mengapa tidak membawa lebih banyak dan yang sudah membawa bekal amal! shalih yang banyak menyesal kenapa tidak membawa lebih banyak lagi. Pendek kata kita Semua akan menyesal tapi penyesalan saat itu tiada artinya.”