Hari hari kita pikirkan dan bicarakan tentang kepentingan dunia, mari kita luangkan sedikit waktu untuk pikirkan dan bicarakan tentang perkara agama, tentang kebesaran Alloh, satu satunya bekal kita nanti pulang ke "Kampung Akhirat" dan untuk apa sebenarnya kita sebagai manusia Alloh SWT ciptakan di dunia ini...

Saturday, November 5, 2011

Sebab - sebab Kemunduran dan Kehancuran Islam 7

Banyak sekali hadits yang menyatakan bahwa apapun yang melebihi keperluan seseorang, bukan untuk disimpan atau dikumpulkan, tetapi untuk diberikan kepada orang lain. Al Quran menyatakan,

"Mereka bertanya kepadamu, apa yang mereka infakkan, katakanlah: 'Apa yang melebihi keperluanmu'. " (Al-Baqarah : 219) .

Ibnu Abbas ra. berkata bahwa yang dimaksud dengan 'afwa' adalah yang melebihi keperluan' yaitu tersisa dari menunaikan keperluan pokok keluarga.

Berkenaan dengan masalah ini, terdapat suatu masalah besar lainnya yang tengah melanda umat manusia di seluruh dunia, yaitu masalah penanggulangan orang-orang miskin dan pengentasan kemiskinan.

Dewasa ini, tercurah perhatian yang besar di berbagai belahan dunia terhadap masalah penanggulangan kemiskinan. Namun adakah cara penanggulangan yang lebih baik daripada apa yang telah dinasehatkan oleh ajaran Islam mengenai hal ini? Bukankah Islam telah menganjurkan agar jangan membelanjakan harta di luar keperluan, tidak menyimpan harta yang melebihi keperluan, dan membelanjakan sisa hartanya dengan ikhlas untuk orang-orang miskin?

Terdapat perbedaan besar antara dua pandangan yang ada. Pertama anjuran itu dianggap anjuran yang zhalim, dan mematikan orang dalam meraih cita-cita mereka, serta membuat orang akan malas dan tidak bersemangat mencari harta. Dan yang Kedua anjuran yang dianggap baik karena sesuai dengan hawa nafsu, membuat orang berlomba-lomba mencari harta, dan dapat menggunakan harta mereka sesuka hatinya.

Terlebih lagi, Islam mendorong agar seseorang tidak hanya dianjurkan agar menginfakkan kelebihan harta dari keperluannya, namun juga dianjurkan agar memerangi hawa nafsu, sehingga dapat membatasi pengeluaran mereka untuk keperluan dan memberikan selebihnya kepada orang-orang miskin. Demikianlah ajaran Islam menganjurkan. Oleh karena itu, Al Quran telah memuji kaum Anshar dengan mengatakan:

"Mereka ( kaum Anshar ) mengutamakan ( kaum Muhajirin ) atas diri mereka sendiri sekalipun mereka dalam kesusahan. " (Al-Hasyr : 9) .
Apa yang telah kita bincangkan di atas, bukan hanya diucapkan oleh para sahabat ra.. Rasulullah saw. sendiri telah memberikan contoh amaliyah dan berusaha agar orang lain menirunya melalui kehidupan beliau tersebut. Seluruh kehidupan Rasulullah saw. dan para sahabat adalah bukti nyata atas amalan ini. Bab-bab Az-Zuhud dan Ar-Riqaq di dalam kitab-kitab hadits adalah dipenuhi dengan kisah-kisah mereka dalam masalah ini. Sebagai rujukan, Anda dapat melihat beberapa contohnya, melalui kitab 'Hikayatus Shahabah'.

Pada kesempatan ini, bukanlah tempat kita untuk membahas point-point tersebut. Apa yang ingin saya tekankan di sini adalah; bahwa semua jenis penderitaan dan musibah yang menimpa kita adalah semata-mata akibat perilaku dan perbuatan kita sendiri. Itulah penyebab penyakit kita yang sebenamya. Dan obatnya telah diberitahu oleh Rasulullah saw. dengan jelas. Beliau adalah seorang dokter spesialis sesungguhnya yang terpercaya, yang bertanggung jawab serta mahir dalam ilmunya, yang belum pernah gagal dalam diagnosanya, dengan jelas telah melihat sebab-sebab penyakit itu dan telah memberikan obat serta cara pengobatan yang tepat untuk penyembuhannya.

Selanjutnya, bukan dokter yang harus menjauhkan diri dari sebab-sebab penyakit itu kemudian ia harus diobati, tetapi pasienlah yang harus melakukannya. Jika para pasien tidak mempedulikan obat dan tidak segera disembuhkan, maka dirinya sendirilah yang akan rugi. Rasulullah saw. bersabda,

"Sesungguhnya aku telah membawa kepadamu syariat yang terang dan jelas." ( Sumber: Kitab Misykat ).

Dalam lain hadits beliau bersabda,

"Demi Allah, telah kutinggalkan bagimu suatu jalan yang terang, seperti terangnya perbedaan siang dan malam." ( Sumber: Kitab Jami'ul Fawaid ).

Rasulullah saw. telah memperingatkan berkali-kali mengenai segala sesuatu berikut gejala-gejalanya. Dalam masa hidup beliau, beliau tidak meninggalkan suatu bagian pun, baik mengenai urusan agama maupun dunia, kecuali beliau memberikan bimbingan atasnya. Rasulullah saw. bersabda, "Bersegeralah beramal baik, sebelum muncul berbagai fitnah, sebagaimana malam yang gelap gulita ( sukar membedakan yang hak dan yang batil ). Pada masa itu, seseorang akan beriman pada pagi hari dan menjadi kafir pada sore harinya. Dan ia beriman pada sore hari dan menjadi kafir pada pagi harinya. Ia menjual agamanya dengan bagian dunia yang sedikit." ( At-Targhib ).