Hari hari kita pikirkan dan bicarakan tentang kepentingan dunia, mari kita luangkan sedikit waktu untuk pikirkan dan bicarakan tentang perkara agama, tentang kebesaran Alloh, satu satunya bekal kita nanti pulang ke "Kampung Akhirat" dan untuk apa sebenarnya kita sebagai manusia Alloh SWT ciptakan di dunia ini...

Saturday, November 5, 2011

Sebab - sebab Kemunduran dan Kehancuran Islam 3

Rasulullah saw. telah mengutuk dalam banyak hadits atas orang yang memberi bunga, yang membayar riba, yang menjadi saksi terhadap barang yang menggunakan riba, dan orang yang menulis perjanjian yang berhubungan dengan riba. Betapa malang nasib yang akan dihadapi oleh orang yang dikutuk oleh Rasulullah saw.. Sebuah hadits juga menyatakan, "Negeri yang terdapat di dalamnya perzinahan dianggap sebagai perbuatan biasa, maka negeri itu telah menyediakan diri bagi adzab Allah."

Demikianlah, dengan memperhatikan larangan-larangan di atas, mari kita memperhatikan kembali keadaan perekonomian kita, tidak terkira berapa banyak sistem ekonomi yang terlibat riba secara terang-terangan. Lebih parah lagi, sistem ekonomi demikian dianggap halal dan tidak terhitung textbook-textbook/ buku-buku/ artikel-artikel ditulis untuk menghalalkannya. Jika ada orang/ pihak yang berani membicarakan hukum keharaman riba, maka ia/ mereka akan ditentang habis-habisan dan dicela dengan berbagai alasan yang naif. Dan para musuh Allah itu, para pelaku riba itu, akan melancarkan berbagai macam cara, usaha serta kasak-kusuk tiada henti untuk membuat propaganda agar tiada seorang pun yang mendengarkan ketentuan Allah ini.

Bukan hanya dalam aspek ekonomi, ketidaktaatan kepada hukum Allah terjadi, namun hampir terjadi di setiap aspek kehidupan. Anda dapat melihat dan memikirkannya, begitu banyak sikap ketidaktaatan dan pengabaian perintah-perintah Allah ini, bahkan sudah muncul pula gerakan penolakan terhadap semua perintah agama. Hal-hal yang diharamkan ditentang dan dikatakan bukan dari Allah, sedangkan perbuatan dosa dilakukan dengan terbuka dan tanpa rasa malu. Tiada seorang pun yang berani menentang atau melarang pelakunya. Jika ada yang melarangnya, maka orang itu akan dikatakan sebagai orang yang berpikir konservatif.

Maulana Zakariyya rah.a. telah mengemukakan beberapa hadits untuk menerangkan, bahwa penderitaan umat Islam dan kesusahan kita adalah disebabkan perbuatan kita, tanpa harus menyalahkan pihak manapun. Jika kaum muslimin percaya, bahwa Rasulullah saw. adalah lurus dan benar, mereka seharusnya mempercayai bahwa segala kesulitan dan penderitaan yang telah beliau nyatakan, adalah akibat dari tindakan-tindakan dan dosa-dosa tertentu. Dan jika kita ingin selamat dari kesusahan-kesusahan itu, seharusnya kita meninggalkan semua bentuk perbuatan yang melanggar tersebut. Seolah-olah kita sekarang ini terjun ke dalam api lalu menjerit dan mengatakan kita terbakar. Hal itu adalah omong kosong. Dalam suatu penjelasan hadits, berkali-kali Rasulullah saw. menyatakan. "Umatku akan tercampak ke dalam kesulitan-kesulitan dan penderitaan-penderitaan apabila umatku melakukan tiga belas ( 13 ) perbuatan dosa/ maksiat berikut ini:
  1. Harta rampasan dijadikan milik pribadi.
  2. Harta amanah digunakan sebagai harta rampasan.
  3. Zakat dianggap pajak ( diberikan dengan berat hati ).
  4. Merebak perilaku mentaati istri dan mendurhakai ibu.
  5. Berperilaku baik terhadap kawan dan berlaku kasar terhadap ayah.
  6. Terjadi kegaduhan dan hura-hura di dalam masjid.
  7. Orang zhalim yang rendah, hina, dan lemah ( lemah iman, akal, akhlaq ) menjadi pemimpin masyarakat.
  8. Seseorang dihormati karena kejahatannya ( karena ia akan mendatangkan kesusahan bila tidak dihormati ).
  9. Merebak minum-minuman keras.
  10. Kaum laki-laki memakai pakaian sutera.
  11. Bermunculan penyanyi-penyanyi wanita ( Diva, trio, Idol, dll ).
  12. Meluas/ merebak/ merrajalelanya penggunaan alat-alat musik.
  13. Orang-orang masa kini menghina orang-orang pada zaman awal umat ( para sahabat, tabi'in dan mujahidin yang mu'tabar ).
Apabila sudah sampai pada kondisi demikan, maka tunggulah akibatnya ( atas malapetaka ) seperti angin taufan, tanah longsor, gempa bumi dan penjelmaan ( perubahan rupa ) dan hujan batu dari langit."

Hadits yang lain menyatakan, "Apabila Baitul Mal ( Perbendaharaan umum/ Kas Negara ) dijadikan sebagai harta pribadi ( uang negara dicuri/ dipakai secara diam-diam dan tidak bertanggung jawab untuk kepentingan partai demi memenangkan Pilpres atau Pemilu, dll ), dan uang amanah dianggap sebagai harta rampasan, zakat dianggap sebagai pajak, dan belajar agama bukan dengan tujuan meninggikan agama ( Motivasinya adalah untuk keduniaan, kekayaan dan kehormatan, biar jadi ustadz ngetop, dll ), dan laki-laki tunduk kepada istrinya, dan merebak sikap tidak mentaati ibu, sikap akrab kepada kawan dan memutuskan hubungan dengan ayahnya sendiri menjadi masalah biasa, terjadi kegaduhan dan keramaian di dalam masjid-masjid ( masjid untuk kampanye, peragaan busana, arisan kampung, dll ), dan orang-orang pendosa menjadi pemimpin, orang-orang lemah memegang kekuasaan, seseorang dihormati karena ditakuti kejahatannya, penyanyi-penyanyi wanita dan alat-alat musik merebak dimana-mana, mimunam keras banyak diminum, dan orang-orang pada awal zaman umat ini direndahkan (umat sekarang mencela para shahabat, tabiin. Contohnya kata-kata jorok berikut yang lazim diungkapkan,” Ah itu kan jaman dulu, jaman Ounta !”), maka tunggulah kedatangan angin taufan, gempa bumi, tanah longsor dan perubahan bentuk serta hujan batu dari lagit."

Hadits ini hampir sama dengan dua hadits di atas, hadits ketiga disertai tambahan 'anak-anak muda (yang masih mentah) berkhutbah di atas mimbar'.

Adakah salah satu dari masalah-masalah yang telah dijelaskan oleh Rasulullah saw. Ini, yang belum terjadi pada masa ini? Perhatikan satu persatu dosa-dosa tersebut, jika melihat keadaan dunia sekarang ini, Anda dapat pastikan bahwa seluruh penjuru dunia sedang sibuk terlibat di dalamnya.
Wallohu a'lam