Sekedar berbagi pengalaman selama saya studi di negeri Taiwan. Alhamdulillah usaha dakwah juga sudah mulai dirintis di Taiwan. Di antara kaum muslim di sini ada juga beberapa sahabat kami yg berpemahaman salafy. Mereka ada taklim setiap malam minggu dan kami juga menghadiri taklim mereka, Alhamdulillah kami bisa sharing ilmu satu dengan yg lainnya.
Pada awalnya ada salah satu sahabat dari
afrika yg mengajak muzakarah/mengingatkan kami tentang aktivitas tabligh
termasuk tentang buku Fadilah Amal yg kami pakai sebagai taklim harian di
masjid. Alhamdulillah rekan2 seusaha menaggapinya dengan hikmah. Mereka hanya
menjawab melalui istiqomah dalam amal. Finally, mereka akhirnya menyadari bahwa
tidaklah mudah mengamalkan agama di tempat2 yg tidak ada suasana seperti
Taiwan.
Kebanyakan muslim di Taiwan hanya mampu datang
ke mesjid pd hari jumat (lebih banyak lagi yg tdk datang meski utk jumatan
karena sulit ijin dari kantor/sibuk kerja). Sebagian yg masih ada kesadaran
datang hari sabtu utk ikut taklim. Pada kondisi seperti itulah, para ustad
pemberi taklim tsb melihat dgn mata kepala sendiri bahwa rekan2 yg aktif dalam
usaha dakwah (orang bilang JT) datang setiap hari ke mesjid utk buat amal maqomi
menghidupkan amalan mesjid. Mereka sangat respek kepada rekan2 (orang bilang
karkun) karena mereka sendiri hanya dpt datang ke mesjid pad hari jumat
(jumatan) dan sabtu (taklim).
Sekedar informasi bahwa di seantero Taiwan
hanya ada 6 masjid. Dua di antaranya ada di Taipei dan rata2 kaum muslim di sini
tinggal sangat jauh dari mesjid, ditambah kondisi kerja yg sangat sulit maka
jadilah 1 atau 2 kali datang ke mesjid selama seminggu.
Di Hongkong kondisinya lebih baik. Berkat
usaha dakwah sekarang tumbuh beberapa madrasah islam di sana. Berkat usaha
dakwah pula kami ada link dgn umat islam di hongkong. Ramadhan tahun lalu mereka
mengirim seorang hafiz utk memimpin shalat taraweh di mesjid kecil Taipei selama
sebulan. Utk mesjid besar (Grand Mosque), imam shalat taraweh digilir bergantian
antara local Chinese muslim, arab, Africa dll.
Saya sendiri tahun lalu pernah mengimami
shalat taraweh di mesjid besar mewakili muslim Indonesia. Beberapa minggu lalu
kami bertemu imam Islamic Center Hongkong utk bermusyawarah tentang aktivitas
ramadhan di Taiwan. Keputusan musyawarah bahwa ramadhan tahun ini hongkong akan
mengirim 2 hafiz quran utk menjadi imam di Taiwan. Subhanallah..my dear
respected brothers and sisters..marilah kita saling menghormati dan menyayangi
satu dengan yg lainnya sehingga kerjasama kita akan menjadi asbab hidayah bagi
umat seluruh alam.
Sudah terbukti di seantero dunia bahwa usaha
dakwah ini telah menghidupkan kembali amalan islam yg telah ditinggalkan umat.
Banyak kaum muslimin yg tadinya menyembunyikan keislamannya mulai berani
menampakkan identitasnya sebagai muslim
Abu Tsabit Wrote:
Di kota Tainan (4 jam perjalanan dari Taipei)
ada satu mesjid. Sayangnya mesjid ini hanya dibuka pada hari jumat utk shalat
jumat. Apabila kami datang dari taipei utk khuruj atau kalau ada jamah foreign
dan kami bawa ke mesjid tainan, maka hanya pada waktu itulah mesjid buka selain
hari jumat. Karena tdk ada amalan mesjid, suatu hari selepas shalat jumat salah
seorang jamaah di tainan didatangi 2 misionaris kristen menanyakan siapa pemilik
mesjid dan mereka berniat membeli mesjid tsb. Subhanallah…kenapa ini terjadi ?
Karena mesjid tdk hidup dgn amal. Ini patut menjadi kerisauan kita
semua…