Hari hari kita pikirkan dan bicarakan tentang kepentingan dunia, mari kita luangkan sedikit waktu untuk pikirkan dan bicarakan tentang perkara agama, tentang kebesaran Alloh, satu satunya bekal kita nanti pulang ke "Kampung Akhirat" dan untuk apa sebenarnya kita sebagai manusia Alloh SWT ciptakan di dunia ini...

Wednesday, November 16, 2011

Kisah 4 Bulan dan 8 Telur

Kisah ini berlaku di masa hayat Syaikh Umar Palanpuri rohimahulloh. Suatu ketika ada seorang lelaki yang mengadukan masalahnya kepada Syaikh Umar, lelaki ini sedang diuji oleh Alloh dengan sakit parah yang diderita oleh ayah serta istrinya, sementara dia tiada memiliki uang untuk membiayai pengobatan mereka, maka dia datang kepada Syaikh untuk meminta nasihat.

Syaikh Umar adalah seorang Ulama yang memiliki kerisauan umat yang tinggi, sehingga risau tersebut merasuk dalam setiap bayan beliau. Bayan yang beliau sampaikan memiliki kesan ruhani yang kuat bagi para pendengarnya, bahkan banyak yang mengalirkan airmatanya saat mendengarkan bayan beliau. Beliau dikenal dengan sebutan Lisaanud-dakwah (The Tongue of Dakwah)

Sangat terasa betapa hebat kekuatan ruhiyah dari bayan beliau.Di Ijtima Indonesia 1995 atau 1996 di Ancol, saat itu beliau baru menyampaikan muqoddimah bayan dengan membaca QS. Thoha: 124-126 (Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, Mengapa Engkau menghimpunkan Aku dalam keadaan buta, padahal Aku dahulunya adalah seorang yang melihat?". Allah berfirman: "Demikianlah, Telah datang kepadamu ayat-ayat kami, Maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari Ini kamupun dilupakan"). Saat itu kami para mustami’in tersedu sedan mendengar beliau membaca ayat-ayat tersebut.

Saat mendengar permasalahan yang disampaikan laki-laki itu, syaikh menasihatkan agar lelaki itu keluar berdakwah selama 4 bulan fi sabilillah. Lelaki itu mengatakan bahwa dia tiada memiliki bekal. Maka syaikh telah mentarghib lelaki itu agar pulang melihat lebih teliti lagi apa yang dimilikinya. Setelah melihat apa yang ada di rumahnya, maka dengan perasaan sedih dia kembali kepada syaikh karena dia tiada memiliki apa-apa kecuali hanya seekor ayam betina yang sedang bertelur, saat itu jumlah telurnya 8 butir.

Syaikh menasihatkan agar 8 telur itu dijual, separuh hasilnya dipakai untuk bekal 4 bulan, separuh lagi untuk ditinggalkan bagi keluarganya. Lelaki ini pun sami’a wa atho’a, maka dibawanyalah 8 telur ke toko terdekat dengan maksud menjualnya. Tetapi saat itu pemilik toko hanya memiliki uang cash yang cukup untuk membayar 4 butir telur, sehingga dia menjanjikan bahwa keluarga lelaki itu boleh mengambil sisa pembayaran 4 telur pada waktu-waktu selanjutnya, dan lelaki itupun sepakat. Maka berangkatlah dia berdakwah dengan bekal uang penjualan 4 butir telor dan tidak meninggalkan uang cash sama sekali bagi keluarganya.

Singkat cerita, lelaki itu pun selesai dari tugas dakwahnya dan kembali ke Markaz Nizhamuddin untuk menerima bayan wabsy. Tetapi selesai wabsy, dia tidak juga kembali ke keluarganya, dia tetap berada di markaz sambil berdoa menangis-nangis. Saat ditanya mengapa dia tidak pulang, dia menjawab bahwa dia khawatir barangkali ayah dan istrinya yang sakit parah saat ditinggalkannya telah meninggal. Itulah yang membuatnya tidak berani pulang. Syaikh menasihatinya agar tetap pulang, maka dia pun dengan berat hati dan berdebar-debar melangkah menuju kampung halamannya.

Semakin dekat ke rumahnya debaran jantungnya semakin kencang, hingga saat mendekati halaman rumahnya dia dikejutkan oleh suara tawa ceria anak-anaknya yang sedang bermain gembira, dia melihat anak-anaknya sehat, segar bahkan lebih gemuk dari saat kepergiannya. Dipeluknya anak-anak itu dengan air mata berlinang seraya dengan penuh kekhawatiran menanyakan bagaimana hal ibu dan kakek mereka. Betapa terperanjatnya dia begitu mendengar bahwa istri dan ayahnya ternyata telah sembuh. ALLOHU AKBAR…Sungguh Alloh tiada memungkiri janji-Nya bahwa Dia pasti menolong orang-orang yang mau menolong agamaNya.

Ternyata Alloh memberikan keberkahan bagi keluarganya melalui telur-telur yang ditinggalkannya terhutang oleh pemilik toko. Setiap hari datanglah keluarganya mengambil hasil dari penjualan 4 butir telur tersebut, tetapi setiap hari telur-telur itu dijual, keesokan harinya telur kembali ke jumlah semula, yakni 4 butir, begitulah setiap hari uang hasil penjualannya diambil dan setiap hari pula telur-telur itu kembali utuh jumlahnya.

(Diceritakan di Markaz Dakwah Jogja, Kamis 29 April 2010 oleh Akhuna Muhammad Fajar Auliya yang baru pulang dari India)