Allah telah berikan kepada umat ini 3 jabatan
:
1. Khalifatullah : Pemimpin Allah di muka
bumi
2. Na’ib Nabi SAW : Penerus Nabi SAW
3. Warisul Kitab : Pewaris Kitab /
Mandat
Allah telah wariskan dunia ini kepada orang
beriman sebagai wakil Allah dimuka bumi. Bagaimana caranya menjadi wakil Allah
ini ? caranya sudah Allah terangkan di dalam Al Qur’an dan di contohkan oleh Nabi SAW. Kita
ini adalah wakil dan petugas-petugas Allah di muka bumi. Maka kita harus
bertindak dan berlaku seperti petugas. Makan seperti petugas, tidur seperti
petugas, pakaian seperti layaknya seorang petugas, kerja seperti seorang
petugas, dan hidup seperti seorang petugas.
Syekh Abdul Wahab, Amir Pakistan, berkata,
“Kita harus tingkatkan niat kita dari seorang da’i menjadi seorang Na’ib atau penerus Nabi.” Seseorang jika
dia bisa mengajak satu orang untuk taat kepada Allah sudah bisa dibilang sebagai
da’i. Tetapi yang kita
perlukan adalah bukan hanya da’i tetapi Na’ib
atau penerus Nabi. Kita ini penerus dakwah nabi, penerus jaulah nabi, penerus
taklim nabi, penerus musyawarah nabi, penerus sholat nabi SAW, dan lain-lain.
Sehingga nanti ketika kita niat untuk meneruskan sholatnya Nabi, maka Allah akan
sempurnakan sholat kita seperti sholatnya Nabi SAW. Dari derajat sholatnya,
kekhusyuan sholatnya, tertib sholatnya, dan lain-lain. Niatkan diri kita
tinggi-tinggi karena nanti Allah akan bangkitkan kita seperti apa yang kita
niatkan. Seseorang niat untuk menjadi hafidz namun belum selesai jadi hafidz dia
sudah meninggal, maka nanti Allah akan bangkitkan dia bersama para hafidz. Jika
kita niat untuk memahami Qur’an dan niat menyebarkan keseluruh manusia, maka nanti Allah akan
buat kita faham Al Qur’an
dan menyebarkannya keseluruh alam. Dalam mahfum hadits Allah berfirman, “Aku ini
seperti prasangkaan hambaku terhadapku…” Jika kita niat untuk menjadi penerus
nabi maka nanti Allah akan sempurnakan niat kita. Allah akan sempurnakan amal
seseorang tergantung dari apa yang dia niatkan.
Allah telah berikan umat ini kitab yang utama
yang menjadi penutup kitab-kitab terdahulu. Al Quran ini isinya adalah seluruh
perintah Allah kepada umat ini sebagai pewaris kitab. Qur’an ini adalah mandat dari Allah kepada
orang beriman untuk di pelajari, di pahami, dan di sampaikan kepada seluruh
manusia sebagai panduan hidup. Dengan Qur’an ini Allah akan buat hati manusia ini tenang dan bercahaya.
Qur’an ini juga akan menjadi
saksi buat kita terhadap kesalahan-kesalahan umat terdahulu.
Untuk dapat menyampaikan mandat ini kepada
seluruh manusia ini diperlukan kerja dakwah. Allah telah angkat derajat umat ini
dengan kerja Dakwah. Allah panggil kita dengan, “Choiru Ummah”, sebaik-baiknya
ummat, karena diberikan tanggung jawab Amar Ma’ruf Nahi Mungkar. Namun amal yang telah
mengangkat derajat umat ini malah kita tinggalkan. Jika kita ke pasar tidak ada
niat untuk dakwah atau minimal benci dalam hati, maka seluruh dosa orang di
pasar akan kita tanggung dengan sempurna walaupun kita tidak melakukannya. Jika
kita melihat rumah ibadah agama lain lalu kita ucapkan “La Illaha Illallah La
Ma’buda Illallah”, maka
Allah akan catat sebagai niat memberantas seluruh kejahatan dan kemusyirikan
dimuka bumi. Penting kita masuk pasar baca do’a dan niat mau dakwah.
Nabi SAW di angkat ke langit setelah melalui
Mujahaddah yang tinggi, Allah buka seluruh hijab antara Dia SWT dan Nabi SAW,
tidak ada lagi pembatas. Hakekat Iman akan datang setelah kita melewati
Mujahaddah dalam mengamalkan agama. Sahabat mengadu kepada Nabi SAW bahwa dia
telah disiksa dan diperlakukan buruk oleh orang kafir, namun dia tidak pernah
membalas, bahkan mendo’akan
kebaikan untuk orang yang menyiksanya. Nabi SAW berkata mahfum, “Jika kamu terus
berbuat itu, maka Allah akan kirim malaikat untuk bantu kita.” Orang buat salah
lalu kita maafkan, maka ini adalah kesempatan masuk surga tanpa hisab. Seorang
sahabat sudah dibilang sebagai penghuni surga karena amalannya sebelum tidur dia
selalu memaafkan semua kesalahan orang yang mendzalimi dia.
Untuk dapat mengamalkan agama ini diperlukan
keikhlasan. Orang yang mengamalkan agama tanpa keikhlasan ini seperti orang yang
membawa koper berisi batu. Orang yang membawa koper ini akan terlihat seperti
orang yang banyak uang, bawa koper kemana-mana. Padahal setelah di buka isinya
batu, mau beli apa-apa tidak laku. Inilah orang yang mengamalkan agama tetapi
tidak ada keikhlasan.
Lakukan dakwah dengan sifat Nabi SAW
:
1. Sifat Sabar Nabi SAW :
Setelah Nabi SAW di tolak dakwahnya oleh orang
Thaoif, Nabi SAW dihina-hina mereka, bahkan di timpuki hingga puluhan kilometer
sampai keluar kota.. Namun bagaimana nabi mendo’akannya kepada Allah, “Ya Allah jangan
engkau hukum umatku, ini disebabkan karena mereka tidak tahu. Ini adalah salahku
karena kelemahanku dalam menyampaikan. Semoga suatu saat nanti keturunan mereka
dapat memeluk agamaMu.” Inilah Akhlaq, Iqrom, Nabi SAW setelah disakiti oleh
orang yang mendzoliminya.
2. Ikhlas Nabi SAW :
Nabi SAW berdo’a setelah ditimpuki dari Thoif : “Ya
Allah biarkan yang lain marah kepadaku, asalkan Engkau tidak marah kepadaku,
maka jika yang lain marah kepadaku tidak apa-apa (Tidak ada masalah).” Inilah
keikhlasan Nabi SAW dalam berdakwah.
Manusia ini karena terbuat dari tanah sehingga
mempunyai sifat yang berubah-ubah seperti tanah. Tanah ini jika kena panas dia
akan kering, jika kena hujan dia akan menjadi lembek dan basah. Inilah sifat
tanah selalu berubah-ubah berdasarkan keadaan. Manusia hari ini begitu imannya,
masih suka terpengaruh dan berubah-ubah oleh suasana dan keadaan.
Maulana Ilyas bilang :
“Benteng terbesar bagi orang beriman ini
adalah Dakwah. Hidupkan suasana dakwah maka Iman ini akan terjaga.”
Dakwah ini jika benar dilaksanakan dan tertib
maka musuh bisa menjadi kawan. Sedangkan dakwah yang tidak dilaksanakan dengan
benar bisa membuat kawan menjadi musuh. Jika Iman dan Amal ini benar dikerjakan
maka tambah hari tammbah rindu sama yang namanya mati dan akherat. Tanda Dakwah
ini benar semakin hari semakin sayang kepada umat. Nabi SAW sangking sayangnya
kepada umat melihat orang meninggal tanpa iman rasanya mau hancur hati jadinya.
Bagaimana risau dan fikir nabi SAW bisa masuk ke dalam diri kita ini perlu
usaha, latihan, dan pengorbanan. Tujuan keluar ini adalah latihan agar risau
nabi bisa menjadi risau kita, fikir nabi bisa menjadi fikir kita, kerja nabi
bisa menjadi kerja kita, dan kesedihan nabi bisa menjadi kesedihan kita. Orang
yang keluar terus di jalan Allah tidak mau buat Maqomi maka akan timbul sifat
sombong. Tetapi orang yang hanya mengerjakan Maqomi saja dan tidak mau keluar di
jalan Allah, tidak akan bisa lari dari sifat syirik. Namun jika orang tersebut
keluar juga dan Maqomi juga maka akan lahir sifat Tawakkal.
Sudah menjadi ketentuan Allah siapa saja yang
mau menjadi hafidz qur’an,
maka langkah pertama yang dia harus lakukan adalah menyediakan waktu untuk
membaca dan menghafal qur’an. Seseorang jika ingin menjadi petani maka langkah pertama yang
harus dilakukan adalah menyediakan waktu untuk bertani. Begitu juga dengan
pedagang, pengusaha, dan lain-lain. Maka jika kita ingin menjadi penerus Nabi
SAW, penting kita siapkan waktu untuk meneruskan kerja Nabi SAW.