Sebuah benda jika tidak digunakan sesuai
dengan maksud yang menciptakannya, maka benda ini tidak berguna dan lama-lama
akan rusak. Begitu juga manusia, tidak ada gunanya dan akan rusak jika tidak
sesuai dengan maksud penciptaannya. Yang mengetahui maksud hidup manusia,
bukanlah isterinya, anaknya, ayahnya, pemerintahnya dsb. Mengapa ? karena mereka
tidak mempunyai andil dalam penciptaan manusia.
Maksud hidup manusia adalah
1. Manusia diciptakan untuk ibadah
“Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia,
melainkan (hanya untuk) beribadah.”
(QS. Adz Dzariyat : 56 )
2. Manusia untuk menjadi khalifah
“Sesungguhnya Aku akan menjadikan di muka bumi
ini khalifah (manusia)”
(QS. Al Baqarah : 30 )
3. Manusia untuk ber’amar ma’ruf nahi mungkar
dan sebagai naibnya Rasulullah SAW
“Kalian adalah sebaik-baik ummat yang
dikeluarkan untuk manusia, yaitu untuk ber’amar ma’ruf dan nahi mungkar dan
beriman kepada Allah” (QS. Ali Imran : 110)
Jika manusia berhasil mewujudkan maksud
hidupnya, maka akan dijadikan raja-raja di Jannah/Surga. “Jika kamu melihat
Jannah seolah-olah adalah kenikmatan dan kerajaan yang besar” (QS. Al Insan:
20).
Keperluan hidup manusia adalah :
1. Makan Minum
2. Rumah
3. Kendaraan
4. Pakaian
5. Pernikahan
Para sahabat Nabi keperluannya rendah tetapi
maksud hidup tinggi. Sementara kita memiliki keperluan tinggi tetapi maksud
hidupnya rendah. Keseharian kita hanya memikirkan bagaimana mendapatkan
keperluan, tetapi para sahabat berpikir untuk selalu mengorbankan keperluan
untuk mendapatkan maksud hidup.
Perbedaan orang beriman dengan orang kafir
dalam menggunakan keperluan dan maksud hidup adalah :
1. MAKAN MINUM
Orang kafir : Makan dan minum untuk kesehatan
dan kekuatan sebagaimana kaum A’ad sehingga mereka berkata : “Siapakah yang
lebih kuat daripada Kami ……?”(QS. Fushsihlat: 15)
Orang beriman :
Makan Minum untuk beribadah agar bisa berdiri
shalat dan mengerjakan ibadah lainnya. Jika makan dengan cara adab sunnah
Rasulullah SAW maka akan diberi pahala oleh Allah SWT.
Makan Minum untuk Khalifah adalah agar bisa
berkhidmat kepada sesama. Nabi SAW bersabda, “jika kalian mengangkat beban
saudaramu ke punggung kudanya, maka akan dihitung sedekah, jika kalian mengisi
ember saudaramu dengan air maka dihitung sedekah”
Makan Minum untuk dakwah, suatu jamaah diantar
ke suatu rumah di Pakistan maka dihidangkan kepadanya air yang rasanya asin.
Karena jamaah berniat dakwah maka Amir(sebutan untuk pemimpin jamaah)
mengatakan, “Habiskan air asin tadi”.
Setelah jamaah pulang isteri pemilik rumah
terlihat pucat, suaminya bertanya, “ada apa?”
Isterinya berkata,”Aku salah memasukkan gula
ternyata aku memasukkan garam ke air minum mereka, bagaimana keadaan
mereka?”
Suaminya berkata.”Tidak masalah, mereka biasa
saja bahkan tampak senang.”
Isterinya berkata,”kalau begitu bapak harus
ikut mereka karena mereka bukan orang biasa tetapi seperti malaikat yang
berjalan-jalan di bumi.”
2. PAKAIAN
Orang kafir : tujuan menggunakan pakaiannya
seperti burung merak yaitu untuk menarik lawan jenis dan untuk
dipuji-puji.
Orang beriman :
Untuk Ibadah yaitu menutup aurat karena malu
kepada Allah.
Untuk Khalifah yaitu untuk melayani umat
sebagaimana kisah Hasan r.a cucu Nabi SAW. Beliau memakai pakaian mahal sehingga
seorang Yahudi datang kepadanya dan berkata, “Ya Hasan, benarkah engkau cucu
Rasulullah ?”
Hasan r.a. menjawab,”Ya, Kenapa ?”
Kata si Yahudi, “mengapa engkau menyelisihi
kakekmu dengan berpakaian mewah padahal dunia adalah penjara bagimu dan surga
bagi orang kafir?”. Si Yahudi melanjutkan, “kini kau lihat, aku berpakaian
compang camping sementara kamu seperti di Surga?”
Hasan r.a. berkata,”Wahai Yahudi, seandainya
kamu tahu pakaian apa yang akan kamu dapatkan di neraka, niscaya kamu akan
memakai pakaian paling mewah di dunia ini karena tak merasakan lagi di akhirat.
Aku memakai pakaian bagus ini agar orang miskin tahu kalau aku orang kaya agar
mereka tak sungkan-sungkan meminta sedekah kepadaku.”
Untuk Dakwah, dengan pakaian yang digunakan
orang akan mendapat hidayah dan ingat kepada Allah. Itulah sebabnya orang
beriman mencontoh pakaian Rasulullah SAW dan para sahabat.
3. RUMAH
Orang kafir :
Rumah untuk kesombongan dan fungsinya hanya
untuk restoran (untuk tempat makan keluarga), hotel (tempat tidur/istirahat) ,
WC (tempat buang air), gallery (tempat menyimpan barang-barang mewah), bioskop
mini (tempat nonton TV keluarga), gedung pertemuan keluarga.
Orang beriman:
Untuk ibadah, Nabi SAW bersabda,”Shalatlah
kamu (shalat sunnah) di sudut-sudut rumah kamu niscaya rumah kamu akan dipandang
oleh penduduk langit bercahaya sebagimana kamu memandang bintang-bintang di
langit.”
Untuk Khalifah, yaitu melayani ummat
sebagaimana hadits yang menunjukkan bahwa hak tamu untuk dilayani adalah tiga
hari, setelah hari ketiga maka dihitung sedekah.
Untuk Dakwah, yaitu bagaimana orang masuk ke
rumah kita mendapat hidayah sebagaimana rumahnya Fatimah binti Khaththab. Umar
bin Khaththab masuk ke rumahnya langsung mendapat hidayah, mengapa ? karena di
dalam rumah hidup amalan masjid yaitu dakwah, ta’lim, ibadah dan
khidmat.
4. KENDARAAN
Orang kafir :
Menggunakan kendaraan hanya untuk
menyelesaikan urusan dunia saja, juga sebagai kesombongan dan status
sosial.
Orang beriman :
Untuk Ibadah, seperti dipakai untuk pergi ke
Masjid, silahturahmi dll.
Untuk Khalifah, yaitu untuk melayani saudara
muslimnya, dipinjamkan untuk hajat muslimin
Untuk Dakwah, yaitu untuk berjuang di Jalan
Allah. Nabi SAW bersabda, “seseorang yang memelihara kuda untuk digunakan jihad
maka semua makanan, kotoran dan kencingnya dihitung sebagai kebaikan oleh Allah
SWT”
Nabi SAW juga bersabda,”ada tiga hasil orang
memiliki kendaraan, yaitu:
(1) orang yang mendapatkan Surga dari
kendaraannya karena digunakan di jalan Allah SWT.
(2) mendapat neraka karena dipakai untuk
bermaksiat kepada Allah.
(3) tidak memperoleh apa-apa di Akhirat karena
hanya digunakan untuk keperluan dunia semata.”
5. PERNIKAHAN
Orang kafir :
Pernikahan mereka hanya untuk menyempurnakan
nafsu saja dan mendapatkan keturunan.
Orang beriman :
Untuk Ibadah, sesuai sabda Nabi SAW, “orang
yang sudah menikah shalat 2 rakaatnya lebih baik dari pada 70 rakaat orang yang
belum menikah.”
Untuk Khalifah, yaitu dengan memiliki isteri
kita bisa berkhidmat kepada tetangga sebagaimana hadis,”jika kamu masak,
perbanyaklah kuahnya dan kirimkan kepada tetangga kamu.”
Untuk Dakwah, yaitu wanita/isteri dapat
berdakwah sampai ke dapur-dapur tetangga kita, sedangkan laki-laki hanya sampai
depan pintu saja. Kewajiban dakwah termasuk untuk wanita. Do’a-do’a wanita dalam
dakwah sangatlah hebat melebihi do’a 70 wali Allah.