Hadirin yang dimuliakan Allah SWT, setelah
Beliau mengucapkan mukadimah dan membacakan ayat Al quran dan Hadist Nabi
Muhammad SAW, selanjutnya Beliau katakan bahwasanya gerak atau kerja yang kita
kerjakan hari ini adalah gerak dakwah untuk merubah yakin kita, maka hanya
dengan kerja inilah yakin kita akan berubah, tapi kalau kerja dakwah ini kita
tinggalkan maka yakin kitapun tidak akan berubah. Sesuai dengan perubahan
keyakinan dalam diri kita maka kita akan untuk mudah mengamalkan amalan -
amalan agama, tapi kalau keyakinan tidak tertanam dalam diri kita maka tidak
akan mampu untuk mengamalkan agama, karena hadirin seperti yang dikatakan Syeihk
Yusuf Rah sesuatu yang di yakini oleh seseorang maka dia akan menuju atau
berusaha untuk mendapatkan apa yang dia yakini tadi. Maka hari ini manusia
berfikir untuk kehidupan dunia karena yakin dengan kehidupan dunia akan
membahagiakannya dan tertanam dalam hati, sehingga dia pun berusaha untuk
mendapatkan dunia dan kerja usaha untuk mendapatkan keduniaan. Tapi hari ini
manusia tidak yakin kepada agama sehingga dia malas dan berat mengamalkan agama
dalam kehidupan.
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT kenapa tidak ada keyakinan dalam agama karena tidak ada usaha atas yakin tadi. Maka ketika usaha atas yakin yakni dakwah dikerjakan baru yakin akan datang pada agama dan dengan adanya keyakinan baru dia akan mengamalkan agama dalam kehidupan sehari – hari. Tapi kalau usaha dakwah ini ditinggalkan oleh ummat maka yakin kepada agamapun akan lemah sehingga amal - amal agamapun akan lemah dia kerjakan.
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT kenapa tidak ada keyakinan dalam agama karena tidak ada usaha atas yakin tadi. Maka ketika usaha atas yakin yakni dakwah dikerjakan baru yakin akan datang pada agama dan dengan adanya keyakinan baru dia akan mengamalkan agama dalam kehidupan sehari – hari. Tapi kalau usaha dakwah ini ditinggalkan oleh ummat maka yakin kepada agamapun akan lemah sehingga amal - amal agamapun akan lemah dia kerjakan.
Hadirin yang dirahmati oleh Allah SWT, Beliau
katakan hari ini ummat merasa bahwa kerja atas agama adalah kerja infirodi
padahal kerja ini adalah amalan istimai, kerja yang harus dierjakan oleh semua
kalangan bukan pribadi –
pribadi.
Dengan jelas Allah SWT mengatakan dalam Al
Quran bahwasanya dakwah dan amal merupakan satu yang tidak bisa dipisahkan. Kapan
orang mudah mengamalkan perintah - perintah Allah kalau ada keyakinan dalam
dirinya dan yakin akan terbentuk hanya dalam dakwah tanpa dakwah tidak akan
terbentuk keyakinan. Maka hadirin yang dirahmati Allah SWT yakin akan tertanam
dalam dakwah, jadi kekhususan dalam dakwah adalah untuk menanamkan keyakinan
sehingga ketika kita dakwahkan akan kebesaran Allah dan keagungan Allah yakin
akan tertanam dalam diri kita sehingga akan mudah untuk beramal. Maka orang
terdorong untuk beramal karena yakin sudah terhujam dalam dirinya, maka Allah
SWT menjelaskan bahwa dakwah dan amal tidak bisa dipisahkan satu sama lain dan
itu agama yang terbaik. kalau orang beramal mungkin banyak orang beramal tapi
tanpa ada dakwah sehingga dia beramal tanpa ada yakin maka amal dia, dia baru
mau satu amalan agama, tapi kalau bertabrakan dengan kerja - kerja yang lain
maka dia akan mudah meninggalkan amalan - amalan agama dan menuju amalan
keduniaan dia, karena apa, karena dia beramal tanpa ada yakin kepada Allah SWT.
dan hadirin yang dimuliakan Allah SWT sarana untuk membentuk yakin kepada Allah
adalah dengan dakwah maka dengan jelas Allah SWT firmankan,.,.,” waman aksanu,.,.,.,tidak ada orang
yang lebih baik agamanya dari orang yang mengajak manusia kepada Allah dan dia
sendiri beramal sholeh, maksudnya hadirin yang dirahmati Allah SWT, amal yang
didasari oleh dakwah sehinggga menimbulkan keyakinan dalam diri seseorang maka
dia akan mudah mengamalkan perintah Allah SWT dan dengan yakin yang ada hatinya
dia melaksanakan perintah - perintah Allah SWT nanti amalnyapun ada ruh ada
kekuatan sehingga dia tidak akan goyah dan tidak meninggalkan ini amalan agama
karena bertabrakan dengan pekerjaan - perkerjaan yang lain dan juga
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT amal yang dikerjakan dengan yakin kepada Allah akan menimbulkan betul - betul dalam kehidupan dia sehari hari dengan dakwah yang dia kerjakan maka ketika dia mengajak manusia kepada Allah baik mengajak dalam akidah begitu juga dalam ibadah, imaniah, muamalah, muasyarah, akhlak dan sebagainya maka dengan dia dakwahkan ini semua dia akan mudah untuk mengamalkan perintah - perintah Allah dan penampilan islami akan tampak dalam diri dia setelah dia dakwahkan nanti mudah untuk beramal maka Allah katakan,.,.,., wa qaala innani minal muslimin,....saya adalah salah seorang dari islam yang lain jadi penampilan secara islami dalam kehidupan seseorang kalau sekiranya dia betul - betul beramal dengan landasan dakwah kepada Allah SWT jadi dakwah dan amal yang disatukan tadi akan menimbulkan betul - betul kepribadian muslim baik dalam imaniah, ibadiah, tijarah, semua kehidupan dia sehari sesuai dengan contoh Nabi Muhammad SAW.
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT amal yang dikerjakan dengan yakin kepada Allah akan menimbulkan betul - betul dalam kehidupan dia sehari hari dengan dakwah yang dia kerjakan maka ketika dia mengajak manusia kepada Allah baik mengajak dalam akidah begitu juga dalam ibadah, imaniah, muamalah, muasyarah, akhlak dan sebagainya maka dengan dia dakwahkan ini semua dia akan mudah untuk mengamalkan perintah - perintah Allah dan penampilan islami akan tampak dalam diri dia setelah dia dakwahkan nanti mudah untuk beramal maka Allah katakan,.,.,., wa qaala innani minal muslimin,....saya adalah salah seorang dari islam yang lain jadi penampilan secara islami dalam kehidupan seseorang kalau sekiranya dia betul - betul beramal dengan landasan dakwah kepada Allah SWT jadi dakwah dan amal yang disatukan tadi akan menimbulkan betul - betul kepribadian muslim baik dalam imaniah, ibadiah, tijarah, semua kehidupan dia sehari sesuai dengan contoh Nabi Muhammad SAW.
Jadi Beliau katakan hadirin bahwasanya kalau
dakwah ini senantiasa umum dikalangan ummat dan semua memahami dakwah bahwa
kerja saya masing - masing maka tidak akan terjadi kemurtadan dalam ini ummat
tidak ada satu orang islampun pindah ke agama yang lain, kapan, ketika mereka
betul - betul menjadikan dakwah sebagai kerja mereka yang utama sebagai kerja
yang ummum dikalangan ummat. Tapi kemurtadan akan terjadi dalam kehidupan
ketika mereka mengira bahwasanya dakwah ini merupakan pekerjaan sebagian -
sebagian atau hanya beberapa orang saja yang diwajibkan untuk berdakwah. Maka
kekhususan dakwah ini adalah untuk menjaga diri kita dari kemurtadan, maka
sudah menjadi sunnahtullah ketika Allah turunkan agama maka Allah kirimkan
Nabi, Nabi pun datang dan Nabipun berdakwah maka ummatpun akan masuk kedalam
agama islam. Nabi meninggal dunia dakwah ditinggalkan maka ummatpun kembali
kedalam kemurtadan. Ini sudah sunnahtullah dalam setiap zaman kalau dakwah
dikerjakan tidak akan terjadi kemurtadan dalam kehidupan tapi kalau dakwah
ditinggalkan maka kemurtadanpun akan datang.
Maka hadirin ketika dakwah menjadi pekerjaan
umum dikalangan ummat, tidak ada satu ummat islampun akan pindah ke agama yang
lain. Hari ini kemurtadan telah merebak kemana mana bahkan hadirin yang
dimuliakan Allah SWT bukan dalam akidah saja dalam muasyarah, pemikiran, banyak
kemurtadan dalam diri ummat.
Beliau katakan ada tiga kemurtadan dalam
kehidupan ummat sekarang ini. Pertama murtad dalam muasyarah, apa itu,
muasyarah mereka meninggalkan sunnah - sunnah Nabi Muhammad SAW dan lebih suka
kehidupan cara - cara orang lain. Maka dalam muasyarah mereka sehari hari, dalam
pergaulan suami istri ada dirumah, dalam perkawinan lebih menyukai cara hidup
orang lain dari pada cara sunnah Nabi SAW ini adalah kemurtadan dalam
muasyarah.
Yang kedua murtad dalam pemikiran mereka
dengan mudahnya mengejek atau menghinakan kerja amal amal agama dalam pemikiran
mereka dan lebih memuliakan pekerjaan - pekerjaan yang tidak ada hubungannya
dengan agama lebih, seakan akan agama menjadi ejekan dalam kehidupan sehari
hari, orang yang mengamalkan agama seperti ejekan oleh mereka. Lebih gawat lagi
ada murtad dalam keyakinan seperti yang kita ketahui dia pindah ke agama yang
lain. maka hadirin untuk melepaskan dari kemurtadan yang tadi baik murtad dalam
muasyarah, murtad dalam pemikiran dan keyakinan, maka ini adalah kerja dakwah
yang kita kerjakan sekarang ini untuk memelihara kita dari segala macam bentuk
kemurtadan.
Beliau katakana, kita lihat Abdullah bin
Hujafah RA ketika dia ditawan oleh tentara romawi maka dikatakan di bawa pada
raja, raja katakan wahai Abdullah separuh kerajaan akan kuberikan kepadamu asal
kamu tinggalkan agama Muhammad SAW, kerajaan romawi kerajaan yang besar separuh
kerajaan akan diberikan kepada Abdullah bin Hujafah RA dengan syarat
meninggalkan agama yaitu agama islam maka Abdullah bin Hujafah katakan wahai
raja jangankan separuh kerajaan seluruh kerajaan yang kamu kuasai ditambah
kerajaan arab yang kamu kuasai kamu berikan kepadaku untuk meninggalkan agama
kekasihku Nabi Muhammad SAW satu kedipan mata saja tidak akan saya kerjakan.
Jadi kalau begitu kata raja kamu akan saya bunuh, silahkan, itu yang dia
inginkan, maka raja memerintahkan untuk mengambil kawah yang besar di isi dengan
air dinyalakan api, ketika itu mendidih dipanggil tawanan islam diceburkan
kedalam itu kawah, Abdullah ditanya, kamu mau meninggalkan agama tidak, dia
jawab tidak ! akhirnya kata raja ceburkan dia juga, maka ketika Abdullah akan
diceburkan ke dalam itu kawah maka diapun mulai menangis akhirnya ditanyakan,
kenapa kamu menangis, apakah kamu mau meninggalkan agama tidak, dia katakan
tidak, lantas kenapa menangis, saya katakan saya menangis karena saya
memikirkan hanya punya satu ruh saja padahal saya berharap mempunyai ruh
sejumlah bulu - bulu yang ada di badan saya ini sehingga ketika diceburkan
meninggal dunia syahid hidup lagi berkali kali sampai semua ruh di korbankan
untuk agama Allah SWT. Jadi nilai kekuatan yang ada pada diri Abdullah RA
karena dia meletakkan dirinya sebagai seorang dai untuk berdakwah sehingga tidak
mungkin kemurtadan datang dalam kehidupan.
Beliau katakan hadirin jauhnya ummat hari ini
dari agama atau tidak adanya penampilan agama dalam kehidupan bukan hanya
kebodohan, tidak , bukan karena tidak ada ilmu, bukan, tapi lemahnya amal agama
dalam kehidupan ummat hari adalah karena lemahnya yakin, jadi karena lemahnya
yakin. Karena lemahnya yakin sehingga penampilan agamapun tidak ada, amal
agamapun ditinggalkan maka hadirin yang dimuliakan Allah SWT kekhususan dari
pada ini dakwah adalah untuk menanamkan yakin, lagi dan lagi Syeikh Yusuf Rah
katakan bahwasanya kekhususan dalam dakwah untuk menanamkan keyakinan, maka
Beliau katakan saya tidak memberikan nama atas gerakan ini tapi kalau sekiranya
saya memberikan nama maka saya memberikan gerakan untuk meningkatkan yakin atau
merubah yakin. Jadi dalam dakwah ini yakin akan kuat dan amal agama pun akan
kuat dalam kehidupan tapi kalau sekiranya dakwah ditinggalkan yakin akan lemah
amalpun akan lemah.
Maka 13 tahun lamanya sebelum ada kefardhuan -
kefardhuan yang lain bahkan sholatpun memang sudah ada sejak di mekkah tapi
shollo kama ,.,.nusholli ada
di Madinah, di Mekkah mereka sholat tapi masih boleh berbicara mengucapkan salam
menjawab salam tapi hukum - hukum yang lain belum ada ditentukan di kota Mekkah.
13 tahun lamanya usaha Nabi untuk memperkuat iman untuk menanamkan keimanan
kepada Sahabat Ra, maka hadirin yang dirahmati Allah SWT kapan kita bisa
menanamkan kalimat laa ilaha illAllah di hati kita, ketika kita menafikan segala makhluk, segala apa
yang nampak di depan kita sebagaimana Nabi Ibrahim AS betul betul tertanam
keyakinan yang kuat di dalam hati Beliau, ketika Beliau menafikan segala
kekuatan baik itu bintang bulan matahari apapun yang ada di depan Beliau semua
dinafikan baru Beliau menanamkan keyakinan kepada Allah SWT. Maka hadrin yang
dimuliakan Allah SWT, para Sahabat Ra iman mereka telah dibina oleh Nabi SAW
selama 13 tahun dan mereka sendiri berkata kami belajar iman baru belajar amal,
kami belajar iman terlebih dahulu baru belajar Al Quran sebelum hukum - hukum
dipelajari mereka terlebih dahulu belajar iman sehingga iman para Sahabat Allah
jadikan sebagai contoh untuk ummat seluruhnya tapi para Sahabat yang iman sudah
kuat dibina oleh Nabi selama 13 tahun dan dijadikan contoh untuk ummat, tetap
Nabi SAW katakan jaddidu imanakum.,.,. perbaharui iman kamu, jadi Sahabat yang sudah kuat imannya begitu,
oleh Nabi tetap untuk memperbaharui iman, karena iman kadang - kadang melemah
maka perlu diperbaharui maka para Sahabat bertanya yaa rasulullah bagaimana
kami memperbaharui iman kami Nabi SAW arahkan perbanyaklah mengucapkan
laa ilaha illAllah.
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT, hari ini
Beliau katakan pemahaman kita yang dimaksud memperbanyak mengucapkan laa ilaha
illAllah dzikirkan, jadi alhamduliilah dikalangan ummat hadirin yang dirahmati
Allah SWT itu banyak, tetapi tadzkiroh kepada laa ilaha illAllah itu sedikit, sehingga orang asyik untuk berdzikir untuk dirinya
sendiri tidak membuat tadzkiroh, dzikir tanpa tadzkiroh hanya untuk dirinya
sendiri tanpa untuk mengingatkan untuk orang lain padahal tertib para Sahabat Ra
dalam belajar iman kepada Nabi SAW untuk memperbanyak itu kalimat laa ilaha
illAllah mereka tadzkirohkan. Maka Sahabat Nabi seperti keluar mesjid mengatakan
kepada temannya sahal,..,mari beriman sesaat kepada Allah SWT. Jadi cara mereka untuk
memperbaharui iman mereka selain di
dzikirkan juga di
dakwahkan.
Maka hadirin yang dimuliakan Allah SWT kita
dalam kerja dakwah ini perlu memberikan waktu di setiap mesjid kita masing -
masing bagaimana membuat amal yang seperti dikerjakan para Sahabat Ra, kita
buat majelis dzikir iman majelis membicarakan hal gaib tetapi sebagian teman -
teman kita bergerak keluar mengajak orang - orang di luar untuk masuk kedalam
mesjid. kemudian ada majelis iman dalam mesjid membicarakan ghaibiyah hal - hal
yang ghaib, keagungan Allah, kebesaran Allah SWT sehingga lagi dan lagi
membicarakan perkara - perkara yang ghaib yang tidak nampak, maka keyakinan
akan muasyadah akan berkurang, yakin akan eksperien pengalaman - pengalaman
akan berkurang ataupun kepada benda - benda ciptaan dan sebagainya. Bahwa semua
gambaran - gambaran dunia ini akan hilang ketika ummat di bawa kedalam mesjid
kemudian dimesjid diarahkan untuk membicarakan ghaibiyah hal - hal yang tidak
nampak di depan mata baru keyakinan ummat akan berubah. Jadi hadirin yang
dimuliakan Allah SWT cara yang dikerjakan para Sahabat Nabi untuk memperbaharui
iman jangan kita tinggalkan, kita kembalikan. Kita buat halakoh mesjid, kita
bergerak keluar mesjid untuk mengajak orang setelah orang tersebut masuk mesjid
kita bicarakan kebesaran Allah, kita bicarakan perkara ghaib, jika mereka bisa
menafikan hal -hal yang muhasyadah baru akan tertanam iman mereka kepada Allah
SWT.
Kemudian hadirin yang dimuliakan Allah SWT,
Beliau katakan bahwasanya hari ini ummat ketika mendakwahkan kalimat itu
laa ilahailllah untuk orang
lain padahal dakwah ini untuk dirinya sendiri ketika kita mendakwahkan kalimat
laa ilahaillah bukan untuk
memperbaiki iman orang lain utamanya tapi untuk menguatkan iman kita sendiri dan
dengan jelas Allah telah terangakan dalam al quran wazza,.,.,.,jadi Allah telah
tanamkan kalimat ini laa ilahaillah pada orang beriman dan merekalah paling
berhak atas ini kalimat dan mereka pemilik kalimat dia sendiri jadi maksudnya
kalimat laa ilahaillah yang kita dzikirkan dan tadzkirohkan pada orang lain
untuk menguatkan iman kita sendiri, maka hadirin yang dimuliakan Allah SWT para
Sahabat ra mereka buat demikian untuk menguatkan iman mereka sendiri mereka
dakwahkan mereka ajak orang lain mari beriman sesaat sehingga begitu kuatnya
iman mereka saling mengingatkan satu sama lain sekali. Sayidina Umar bertemu
dengan kumpulan para Sahabat dan mereka sedang membicarakan iman, Ustman bin
Affan ada, maka Sayidina Umar katakan kalau sekiranya musuh - musuh islam sekian
banyak menghadap, cukup dengan mereka saja Allah sudah hancurkan mereka, jadi
kekuatan iman para Sahabat Nabi ketika dakwah sudah terhujam dalam hati mereka
maka jumlah yang sedikit saja mampu menghancurkan kekuatan musuh, ketika
mendakwahkan satu sama lain kekuatan iman para Sahabat lebih kuat dari pada
gunung tapi walaupun demikian tetap mereka lagi dan lagi satu sama lain saling
meingatkan mari beriman sesaat mari beriman sesaat kepada satu sama lain.
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT maka Beliau katakan seperti Muadz bin Jabal,
Abdullah bin Rawah ra yang sering pergi kepasar – pasar, kemana - mana mengajak para
Sahabat Nabi mari beriman sesaat mari beriman sesaat untuk menguatkan iman
mereka sehingga iman mereka menjadi contoh ini ummat dan iman mereka lebih kuat
dari pada gunung –
gunung.
Beliau katakan ada 4 sarana untuk menguatkan
iman kita ini, kita bayankan azzumatullah kudratullah kehebatan Allah kebesaran
Allah kita bayan kan bukan hanya kita tahu saja alhamdullillah saya saya sudah
tahu Allah maha besar bukan tapi kita bayankan kita ingatkan pada orang lain
karena kalau sudah kita bayankan pada orang lain sampaikan maka nanti akan
tertanam kebesaran Allah pada diri kita seseorang bertanya kepada Syeikh Yusuf
rah, maulana bagaimana kami tahu bahwa azzumatullah telah tertanam dalam diri
kami, Beliau katakan untuk mengetahui kalau azzumatullah atau kebesaran Allah
telah tertanam dalam diri kamu atau belum suatu saat kamu pergi ke mesjid
ketika melangkah pergi kemesjid ada orang bilang pak ini perdana mentri atau
presiden memanggil bapak, bagaimana ? nah waktu itu ujian kalau kebesaran
perdana mentri atau presiden tertanam dalam diri dia maka dia berkata orang
besar memanggil dia saya akan kepada dia sebentar lalu saya sholat karena masih
ada waktu untuk sholat maka kalau dia palingkan dari menuju mesjid ke istana itu
berarti kebesaran perdana mentri atau presiden tertanam dalam diri dia tapi
kalau dia tahu kalau maha besar itu adalah Allah saya pergi kemesjid berarti
kebesaran Allah telah tertanam dalam dirinya.
Bapak - bapak yang di muliakan Allah SWT, lagi
dan lagi tiada henti - hentinya kita bayankan - bayankan sampai tertanam dalam
diri kita kebesaran Allah SWT dan tidak ada batasan dalam ilmu tauhid dalam iman
tidak ada batasan tetapi kalau tentang ahkam ilmu tentang hukum itu ada batasan
tentang haji ada batasan ilmu haji, ada zakat ada batasan ilmu zakat, sholat
juga ada ilmu batasannya, tetapi ilmu tauhid tidak ada batasannya dan tidak ada
akhir maka lagi dan lagi kita perbaharui lagi iman kita sampaikan sehingga hari
demi hari iman kita semakin kuat. Hadirin yang dimuliakan Allah SWT sampai kita
betul - betul menafikan semua yang ada semua kekuatan makhluk hanya Allah yang
kuasa bahkan kita mampu hadirin menafikan para anbiya sendiri tidak punya
kekuatan apa - apa jadi kekuatan yang ada pada mereka itu hanya dari Allah SWT
dan kemauan seorang Nabi tidak akan wujud tanpa kehendak dari Allah SWT
walaupun semua Nabi kumpul dipermukaan dunia ingin memberikan hidayah kepada
seseorang tapi kalau Allah tidak izinkan memberikan hidayah maka tidak akan
mampu memberikan hidayah jadi keinginan para anbiya saja tidak akan terjadi
tanpa kehendak dari Allah SWT.
Nabi kita Muhammad SAW ditanya tentang seseorang tentang ashabul kahfi karena yakin ketemu dengan Jibril setiap hari maka Beliau katakan besok akan saya beritahu bagaimana Nabi takhluknya kepada Allah SWT, begitu Jibril datang senantiasa mengajarkan dan menyampaikan wahyu dari Allah maka Nabi SAW mengatakan besok tanpa mengucapkan insya Allah Nabi lupa mengucapkan insya Allah karena begitu dekatnya dengan Allah yakin dengan datangnya Jibril setiap hari akan mudah bertanya ternyata apa yang terjadi dapat teguran dari Allah SWT dengan tidak mengucapkan insya Allah yakin dengan kekuatan Beliau karena ada hubungan dengan Allah begitu juga karena adanya Jibril as maka ternyata wahyu terhenti selama 15 hari, sehingga orang yang bertanya dia mengatakan wah dia sudah ditinggalkan tuhannya dia sudah ditinggalkan tuhannya setelah 15 hari baru Jibril datang membawa wahyu dan diingatkan kepada rasullullah SAW walaa,.,.,insyah Allah,.,. jangan kamu katakan kepada sesuatu ; saya akan kerjakan besok kecuali kamu ucapkan insya Allah, hadirin yang di muliakan Allah SWT kalau seseorang yakin kepada sesuatu maka Allah wakilkan dia kepada sesuatu, kalau dia takut kepada sesuatu maka Allah jadikan sesuatu yang dia takuti jadi menguasai dia kalau anak adam tidak takut hanya kepada Allah maka Allah jadikan segala sesuatu takut kepadanya dan kalau anak adam hanya berharap kecuali kepada Allah maka Allah cukupkan tetapi kalau anak adam berharap atau yakinnya kepada sesuatu maka Allah serahkan dia kepada seuatu tersebut jadi tidak akan cukup mencukupi keperluan dia, jadi hadirin yang dimuliakan Allah SWT inilah cara untuk menguatkan yakin kita bayankan jelaskan bicarakan sampaikan kepada orang lain azzumatullah kudratullah sampai tertanam kedalam hati kita betul betul yang besar itu Allah yang maha kuat itu Allah dan berkuasa itu Allah.
Nabi kita Muhammad SAW ditanya tentang seseorang tentang ashabul kahfi karena yakin ketemu dengan Jibril setiap hari maka Beliau katakan besok akan saya beritahu bagaimana Nabi takhluknya kepada Allah SWT, begitu Jibril datang senantiasa mengajarkan dan menyampaikan wahyu dari Allah maka Nabi SAW mengatakan besok tanpa mengucapkan insya Allah Nabi lupa mengucapkan insya Allah karena begitu dekatnya dengan Allah yakin dengan datangnya Jibril setiap hari akan mudah bertanya ternyata apa yang terjadi dapat teguran dari Allah SWT dengan tidak mengucapkan insya Allah yakin dengan kekuatan Beliau karena ada hubungan dengan Allah begitu juga karena adanya Jibril as maka ternyata wahyu terhenti selama 15 hari, sehingga orang yang bertanya dia mengatakan wah dia sudah ditinggalkan tuhannya dia sudah ditinggalkan tuhannya setelah 15 hari baru Jibril datang membawa wahyu dan diingatkan kepada rasullullah SAW walaa,.,.,insyah Allah,.,. jangan kamu katakan kepada sesuatu ; saya akan kerjakan besok kecuali kamu ucapkan insya Allah, hadirin yang di muliakan Allah SWT kalau seseorang yakin kepada sesuatu maka Allah wakilkan dia kepada sesuatu, kalau dia takut kepada sesuatu maka Allah jadikan sesuatu yang dia takuti jadi menguasai dia kalau anak adam tidak takut hanya kepada Allah maka Allah jadikan segala sesuatu takut kepadanya dan kalau anak adam hanya berharap kecuali kepada Allah maka Allah cukupkan tetapi kalau anak adam berharap atau yakinnya kepada sesuatu maka Allah serahkan dia kepada seuatu tersebut jadi tidak akan cukup mencukupi keperluan dia, jadi hadirin yang dimuliakan Allah SWT inilah cara untuk menguatkan yakin kita bayankan jelaskan bicarakan sampaikan kepada orang lain azzumatullah kudratullah sampai tertanam kedalam hati kita betul betul yang besar itu Allah yang maha kuat itu Allah dan berkuasa itu Allah.
Beliau katakan kudrat kekuatan bukan dalam
alam bukan dalam benda - benda tapi kudrat berasal dari Allah SWT jadi kekuatan
hanya dari zat Allah, alam ini semua tidak mempunyai kekuatan apa - apa baik itu
bulan bintang matahari bumi langit semua tidak mempunyai kekuatan apa - apa,
bahkan para anbiya tidak punya kekuatan yang mempunyai kekuatan hanya Allah SWT
ini, hadirin kita betul - betul menafikan segala kekuatan hanya isbatkan kepada
Allah Allah yang kuat ,Allah kahdir mutlak betul - betul Allah yang menguasai
segala - galanya, maka Nabi Ibrahim sudah tertanam dalam diri Beliau yakin akan
kudrattullah kekuatan Allah sehingga bisa menafikan segala kekuatan apapun juga
walaupun di ancam dengan kobaran api begitu hebat dua tangan dan kaki sudah
terikat akan dilemparkan dalam kobaran api tadi maka Beliau tidak terkesan bahwa
api tidak punya kekuatan yang punya kekuatan siapa Allah dan kekuatan yang ada
pada alam ini semua, baik pada bulan bintang matahari dan api semua dari Allah,
kalau Allah berikan ada kekuatan kalau tidak, tidak akan ada kekuatan sama sekali,
hadirin dimuliakan Allah SWT Beliau katakan kenapa Namrud memusuhi kepada Nabi
Ibrahim ingin membakar, Beliau katakan segala permusuhan yang dihadapkan kepada
para anbiya adalah karena dakwah bukan karena ibadah, orang kalau ibadah tidak
ada musuh tapi kalau dia mulai berdakwah baru ada musuh, dalam Al Quran
dijelaskan kenapa para anbiya banyak musuhnya karena dia berdakwah ,.,.,.apakah
kamu akan membunuh seseorang laki laki yang mengucapkan rabbku Allah bukan
mengatakan atau mengucapkan saja kalau mengucapkan Allah saja tidak ada musuh
tapi kalau ia mengucapkan mendakwahkan kalimat laa ilaahaillah baru ada musuh.
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT para anbiya as karena yakin dia tertanam semata - mata hanya kepada Allah SWT saja mampu menafikan segala kekuatan bukan hanya kepada benda -benda saja seperti api tetapi kekuatan para malaikatpun dia nafikan hanya yakin kepada kekuatan Allah SWT dan hadir pertolongan Allah kepada seorang hamba bergantung sangkaan hamba kepada Allah, Allah katakan saya itu tergantung sangkaan hamba kepadaku bagaimana persangkaan manusia kepada Allah begitu lah Allah bermuamalah kepada manusia dan prasangka kepada Allah tergantung iman kalau iman kepada Allah itu kuat maka sangkaan kepada Allah semakin kuat, kalau iman dia lemah kepada Allah maka sangkaan kepada Allah itu juga lemah, ketika Jibril datang malaikat gunung datang dan sekelompok para malaikat datang membantu Nabi Ibrahim as dengan kekuatan api, Alhamdulillah Beliau sudah menafikan sekarang Jibril menawarkan bantuan kepada Nabi Ibrahim as, hadirin disinilah ujian kepada Nabi Ibrahim as tadi dengan ancaman tidak terkesan, sekarang dengan tawaran maka kekuatan yang ada pada Nabi Ibrahim as sehingga prasangka dia kepada Allah begitu kuat maka dia tidak menerima tawaran itu malaikat, karena yakinnya kepada Allah begitu kuat sehingga sangkaan Nabi Ibrahim as tidak bergoyang, hanya kepada Allah kekuatan iman dia tadi tidak minta bantuan kepada malaikat Jibril dan malaikat lainnya sehingga Allah SWT langsung berbicara kepada api ya naru,..wahai api jadilah kamu dingin dan buatlah sejahtera Ibrahim, Allah tidak perintahkan Jibril untuk memadamkan api tidak karena Nabi Ibrahim hatinya betul - betul hanya kepada Allah jadi sangkaan hamba kepada Allah tergantung dari kekuatan iman dan kekuatan iman itu dengan kekuatan dakwah.
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT para anbiya as karena yakin dia tertanam semata - mata hanya kepada Allah SWT saja mampu menafikan segala kekuatan bukan hanya kepada benda -benda saja seperti api tetapi kekuatan para malaikatpun dia nafikan hanya yakin kepada kekuatan Allah SWT dan hadir pertolongan Allah kepada seorang hamba bergantung sangkaan hamba kepada Allah, Allah katakan saya itu tergantung sangkaan hamba kepadaku bagaimana persangkaan manusia kepada Allah begitu lah Allah bermuamalah kepada manusia dan prasangka kepada Allah tergantung iman kalau iman kepada Allah itu kuat maka sangkaan kepada Allah semakin kuat, kalau iman dia lemah kepada Allah maka sangkaan kepada Allah itu juga lemah, ketika Jibril datang malaikat gunung datang dan sekelompok para malaikat datang membantu Nabi Ibrahim as dengan kekuatan api, Alhamdulillah Beliau sudah menafikan sekarang Jibril menawarkan bantuan kepada Nabi Ibrahim as, hadirin disinilah ujian kepada Nabi Ibrahim as tadi dengan ancaman tidak terkesan, sekarang dengan tawaran maka kekuatan yang ada pada Nabi Ibrahim as sehingga prasangka dia kepada Allah begitu kuat maka dia tidak menerima tawaran itu malaikat, karena yakinnya kepada Allah begitu kuat sehingga sangkaan Nabi Ibrahim as tidak bergoyang, hanya kepada Allah kekuatan iman dia tadi tidak minta bantuan kepada malaikat Jibril dan malaikat lainnya sehingga Allah SWT langsung berbicara kepada api ya naru,..wahai api jadilah kamu dingin dan buatlah sejahtera Ibrahim, Allah tidak perintahkan Jibril untuk memadamkan api tidak karena Nabi Ibrahim hatinya betul - betul hanya kepada Allah jadi sangkaan hamba kepada Allah tergantung dari kekuatan iman dan kekuatan iman itu dengan kekuatan dakwah.
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT kita
ceritakan cerita para anbiya as pertolongan Allah SWT kepada para anbiya as
untuk apa untuk menguatkan iman kita sendiri, jadi cara yang ke 2 Beliau katakan
untuk menanamkan yakin kita kepada Allah adalah menceritakan pertolongan yang
ghaib yang Allah berikan kepada para anbiya as, jadi kita ceritakan para anbiya
as tadi jangan sampai ada perasaan dalam hati kita, itukan para anbiya as dapat
pertolongan dari Allah SWT bukan karena mereka Nabi saja karena mereka kerja
keNabian, kerja dakwah iman mereka kuat, sangkaan mereka kuat sehingga ada
pertolongan dari Allah hari ini juga janji Allah tidak akan berubah inna,.,.kami
pasti dan pasti akan menolong rasul rasul kami dan juga orang beriman di dunia
dan akhirat, jadi pertolongan Allah bukan hanya kepada para Nabi dan orang
beriman yang buat kerja Nabian tapii akan Allah beri pertolongan kepada mereka, maka
hadirin yang dimuliakan Allah perlunya kita mengulang - ulangi menceritakan
para anbiya yang Allah berikan pertolongan gahib kepada para anbiya dalam medan
dakwah, lagi dan lagi kita ceritakan untuk menguatkan iman kita wakullan ,.,.,dan
setiap Allah ceritakan kepada kita untuk menguatkan hati kamu jadi cerita para
anbiya atau pertolongan - pertolongan yang gahib yang Allah berikan kepada
mereka kita ceritakan lagi dan lagi untuk menambah kekuatan iman kita, inilah
cara yang ke 2 untuk menambah kekuatan iman
Kemudian yang ke 3 asbab untuk menguatkan iman
kita adalah kita ceritakan nusroh - nusroh pertolongan yang ghaib kepada para
Sahabat ra, mereka ini bukan para anbiya tetapi para Sahabat manusia biasa tapi
juga mendapat pertolongan yang sama dari Allah SWT dalam setiap medan
pertempuran mereka ada nusroh ghaibyah, Allah berikan kepada para Sahabat, maka
kita ceritakan lagi para Sahabat Nabi untuk menguatkan iman kita, mereka ini
bukan Nabi tapi para Sahabat ra tapi jangan sampai terbesit dalam hati kita
itukan para Sahabat kita ini bukan para Sahabat. Hadirin yang dimuliakan Allah
SWT pertolongan yang Allah berikan kepada para Sahabat ra bukan mereka bersama
Nabi, tidak, tetapi karena ada amal yang Allah berikan kepada mereka yang mana
kalau amal itu amal dakwah maka nusroh akan Allah berikan bukan hanya kepada
para Sahabat saja, sebagaimana pertolongan Allah kepada para anbiya karena amal
dakwah mereka dan para Sahabat buat ini amal, amal dakwah maka nusrohtullah
akan Allah berikan kepada mereka, sama sunnatullah tidak berubah walan.,.,.,tidak
terjadi perubahan dalam ketentuan Allah bahwasanya hari ini juga kalau manusia
atau ummat melaksanakan ini amal sebagaimana para anbiya dan para Sahabat, pasti
nusroh akan Allah berikan kepada kita ini, kita ceritakan lagi dan lagi
nusrohtullah para Sahabat adalah juga untuk menguatkan iman kita tadi dan kita
tahu mereka ini bukan Nabi tapi punya kerja keNabian sehingga dapat pertolongan
Allah, sama hari ini juga kalau kita buat kerja kenabian yaitu kerja dakwah
nusrohtullah akan Allah berikan kepada kita. Dan Beliau katakan hadirin yang
dimuliakan Allah SWT kudratullah ini bukan tergantung kepada kayniah, kepada alam,
tetapi kepada ahkam, kepada hukum - hukum, kalau sekiranya hukum - hukum Allah
perintah - perintah Allah ini kita kerjakan, maka pertolongan yang Allah berikan
kepada para anbiya juga Allah berikan kepada kita ini, sunnahtullah bukan
pemahaman hukum alam tetapi hukum Allah sedangkan kayinah atau alam ini berubah
- ubah sedangkan sunnahtullah tidak berubah.
Bahwasanya kalau ini ummat mengamalkan ini hukum - hukum Allah, perintah - perintah Allah, pasti pertolongan Allah akan datang kepada mereka, tidak ada kejayaan kebahagian manusia bergantung kepada kayinah kepada alam ini, semua karena di jelaskan dalam Al Qu’ran “summa,..,.,”, ini sunnah Allah sejak zaman dulu kepada para anbiya juga kepada kita tidak akan berubah kapan pertolongan Allah tiba kalau kita buat amal sebagaimana amal para anbiya dan para Sahabat ra. Beliau katakan hari ini merupakan kelemahan kita pak, kebodohan kita meyakini bahwasanya untuk kejayaan itu bergantung kepada asbab kayinah alam ini semua. Kalau kita punya persawahan, punya pertanian, punya perdagangan memperoleh kejayaan padahal tidak, sudah menjadi ketentuan Allah tidak ada hubungan kejayaan kebahagian seseorang dengan asbab yang dia miliki, tidak ada hubungan pemeliharaan orang dengan kejayaan, tidak, tetapi pemiliharaan Allah, pertolongan Allah, Allah berikan sesuai dengan ahkam, bukan dengan kayinah bukan dengan asbab yang dia miliki banyaknya asbab hadirin tidak menjamin bahagianya seseorang, tetapi adanya ahkam, hukum - hukum Allah yang dia kerjakan ini menjamin pertolongan Allah kepada seseorang.
Beliau katakan masalah kayinah berubah – ubah. Alam ini berubah, tanah subur suatu saat akan gersang, tahun ini dia menumbuhkan tanaman, tahun depan tidak begitu ,juga hari ini dikira obat, besok jadi penyakit, penyakit bisa menjadi obat itulah alam akan berubah - ubah tetapi kalau sunnahtullah tidak akan berubah - ubah selama - lamanya, bahwasanya kalau sekiranya manusia mematuhi hukum - hukum Allah, perintah - perintah Allah, pasti Allah akan membantunya.
Bahwasanya kalau ini ummat mengamalkan ini hukum - hukum Allah, perintah - perintah Allah, pasti pertolongan Allah akan datang kepada mereka, tidak ada kejayaan kebahagian manusia bergantung kepada kayinah kepada alam ini, semua karena di jelaskan dalam Al Qu’ran “summa,..,.,”, ini sunnah Allah sejak zaman dulu kepada para anbiya juga kepada kita tidak akan berubah kapan pertolongan Allah tiba kalau kita buat amal sebagaimana amal para anbiya dan para Sahabat ra. Beliau katakan hari ini merupakan kelemahan kita pak, kebodohan kita meyakini bahwasanya untuk kejayaan itu bergantung kepada asbab kayinah alam ini semua. Kalau kita punya persawahan, punya pertanian, punya perdagangan memperoleh kejayaan padahal tidak, sudah menjadi ketentuan Allah tidak ada hubungan kejayaan kebahagian seseorang dengan asbab yang dia miliki, tidak ada hubungan pemeliharaan orang dengan kejayaan, tidak, tetapi pemiliharaan Allah, pertolongan Allah, Allah berikan sesuai dengan ahkam, bukan dengan kayinah bukan dengan asbab yang dia miliki banyaknya asbab hadirin tidak menjamin bahagianya seseorang, tetapi adanya ahkam, hukum - hukum Allah yang dia kerjakan ini menjamin pertolongan Allah kepada seseorang.
Beliau katakan masalah kayinah berubah – ubah. Alam ini berubah, tanah subur suatu saat akan gersang, tahun ini dia menumbuhkan tanaman, tahun depan tidak begitu ,juga hari ini dikira obat, besok jadi penyakit, penyakit bisa menjadi obat itulah alam akan berubah - ubah tetapi kalau sunnahtullah tidak akan berubah - ubah selama - lamanya, bahwasanya kalau sekiranya manusia mematuhi hukum - hukum Allah, perintah - perintah Allah, pasti Allah akan membantunya.
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT, orang kafir
yakinnya kepada kayinah, yakin kepada asbab, tapi orang beriman ini bedanya pak,
orang beriman yakinnya kepada ahkam, yang yakin kepada kayinah itu adalah
kekafiran orang kafir, sedangkan yakin kepada ahkam itulah orang - orang beriman.
Maka para Sahabat Nabi mendapat nusrohtullah karena mereka yakin betul - betul
senantiasa memperhatikan apa pertintah Allah dalam setiap waktu dan keadaan,
walaupun asbab mereka sangat sedikit, senjata sedikit, makanan sedikit, jumlah
sedikit tetapi bisa mengalahkan kekuatan musuh, karena apa, karena ada ahkam,
sunnah - sunnahtulah, perintah - perintah Allah mereka kerjakan, ini juga
sunnahtullah yang tidak akan berubah selama – lamanya.
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT maka Maulana
Yusuf jelaskan berkali - kali kenapa pentingnya kita ceritakan dalam dakwah
jangan dipisahkan daripada cerita para Sahabat, inilah bedanya gerakan kita
dengan yang lain. Lagi dan lagi kita ceritakan, cerita para Sahabat, maksudnya
cerita pertolongan - pertolongan ghaib yang Allah berikan kepada para Sahabat.
Lagi dan lagi kita ulangi, Syeikh Yusuf katakan pertolongan yang Allah berikan
kepada para Sahabat ra adalah bukan hanya mereka bersama Nabi, bukan, tapi
karena bersama amalan Nabi mereka, bersama kerja Nabi maka datang pertolongan
Allah SWT hari ini kalau pertolongan Allah kalau ada Nabi, maka pertolongan Allah
tidak datang kepada kita tapi pertolongan Allah kepada para Sahabat Nabi ra kata
syeikh yusuf adalah karena mereka membuat amal Nabi yaitu kerja dakwah. Maka
hari ini, walaupun Nabi tidak ada kita buat amal Nabi yang dikerjakan para Sahabat
ra maka nusrohtullah pasti Allah berikan kepada kita hari ini. Bahkan Nabi kita
Muhammad menjelaskan kekuatan orang beriman hari ini hadirin yang buat ini kerja
dakwah, Allah berikan kekuatan dia untuk menarik nusrohtullah. Satu orang
beriman hari ini sama dengan 10 orang Sahabat Nabi, kalau pahala kalau betul -
betul berpegang kepada amalan ini sama dengan 50 orang Sahabat Nabi. Maka
hadirin dimuliakan Allah SWT cara yang ke 3 untuk menguatkan iman kita lagi dan
lagi kita ceritakan bagaimana nusrohtullah yang terjadi dengan para Sahabat
pertolongan ghaibiyah karena mereka buat kerja kenabian dan inilah asbab utama
ketentuan Allah sunnahtullah tidak akan berubah, bahwasanya hanya dengan
mengerjakan hukum Allah perintah Allah dan perintah yang terbesar adalah kerja
dakwah bukan kepada asbab kebendaan – kebendaan, yakin kepada kebendaan - kebendaan adalah yakinnya
orang kafir. Amalan orang kafir meyakini perdagangan, pertanian, kedokteran dan
sebagainya itu adalah keyakinan orang kafir. Sedangkan kita orang beriman
meyakini perintah - perintah Allah SWT.
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT, Beliau
katakan hari ini kita hubungkan asbab dengan doa ini sudah umum dalam kehidupan
kita sehari hari kita buat asbab dahulu, pertaniankah, perdangankah, baru kita
doa. Kita sudah tanam - tanaman berdoa, “ya Allah perhatikan pertanian saya”,
padahal dalam Al Qu’ran
Allah tidak menghubungan antara asbab dan doa, tapi Allah hubungkan ibadah dan
doa “iyyakanak budu waa
iiyakanasta'in”,,.,..kedepankan di depan Allah adalah
ibadah, ajukan ibadah kita yang baik, baru kita berdoa kepada Allah.
Tidak pernah Allah katakan sudah bereskan
asbab kamu baru kamu berdoa kepadaku, tidak, tetapi Allah SWT ajarkan kepada
kita kedepankan ibadah, utamakan ibadah kepada Allah, baru kamu meminta kepada
Allah SWT. Maka hadirin tanggung jawab kita sekarang ini bagaimana kita
memperbaiki amal, bukan memperbaiki asbab, perbaiki amal kita baru kita minta
kepada Allah, perbaiki amal, bukan asbab tetapi yang terjadi saat ini semua,
bahkan sering kita sampaikan – sampaikan, ceramahkan, sudah bereskan asbab terlebih dahulu, baru
berdoa kepada Allah padahal Allah jelaskan utamakan ibadah kamu amal kamu baru
kamu berdoa kepada Allah.
Untuk menjelaskan itu semua Nabi kita Muhammad
SAW menceritakan ada 3 orang dalam sebuah perjalanan karena malam mereka
berhenti masuk dalam gua karena hujan lebat turun sehingga batu menggelundung
sehingga menutup pintu gua mereka dengan kekuatan asbab dengan kekuatan tubuh
mereka mendorong itu batu ternyata tak bergoyang sehingga sudah habis kekuatan
maka dikatakan tidak ada yang dapat menyelamatkan kalian sekarang ini kecual
meminta kepada Allah melalui amal - amal yang sudah kamu kerjakan. Maka hadirin
mereka bertiga ini mengkedepankan kepada Allah amal yang mereka kerjakan,
muasyarah, muamalah dan ahlak yang mereka kerjakan sampai betul - betul sampai
derajat ihsan, ikhlas semata - mata karena Allah SWT.
Yang satu menceritakan, ya.. Allah jika kami
bisa keluar dari gua ini, asbab kekuatan badan sudah kami kedepankan tidak bisa
ya Allah baru sadar mengkedepankan di hadapan Allah amal yang mereka kerjakan.
Yang satu menceritakan, ya Allah, saya punya saudara sepupu yang saya cintai
bahkan lebih saya cintai dari semua wanita yang ada di dunia ini, cintanya
seperti cinta seorang suami kepada istrinya. Suatu hari dia datang minta duit
kepada saya, tapi saya katakan saya akan memberikan duit kepada kamu beberapa
dinar yang penting kamu serahkan diri kamu kepada saya, maka diapun, tidak mau
diapun pergi. Kali berikutnya datang lagi waktu musim kemarau sangat paceklik,
betul - betul kemiskinan tiba, dia datang, maka dia katakan saya akan berikan
duit kepada kamu yang penting kamu serahkan diri kamu kepada saya maka karena
alasan dengan kemiskinan paceklik begitu sudah sangat mencekam, dia pun
serahkan dirinya kepada saya. Ketika itu orang mau melampiaskan nafsunya kepada
wanita, ternyata wanita itu mengatakan, “wahai fulan
bertakwalah kamu kepada Allah jangan kamu masukan cincin kecuali kepada yang
berhak, janganlah melaksanakan perzinahan”, maka saya
itu betul – betul, saya
takut kepada Allah, lari meninggalkan wanita itu dan meninggalkan uang yang saya
serahkan, dan hadirin doa dia dikabulkan Allah, batupun bergeser tapi belum bisa
keluar jadi maksudnya, ini orang ketika bermuasyarah dengan ihsan betul - betul
dia memberikan uang tanpa imbalan berbuat baik kepada saudara sepupunya, Allah
SWT kabulkan doa dia dan bergeser itu batu .
Yang kedua mengatakan, ya Allah saya punya
buruh yang banyak setiap buruh saya bayar upahnya tapi seorang buruh tidak
mengambil upahnya dia pergi, uang upahnya saya kembangkan - kembangkan sehingga
menjadi binatang ternak yang banyak. Sekali suatu hari dia datang, wahai fulan
mana upah saya yang dahulu, apa yang kamu lihat binatang ternak, inilah upah kamu
dahulu, dia katakan jangan kamu bercanda kepada saya, uang saya sedikit, itulah
uang kamu yang saya kembangkan, itulah uang kamu semua, maka dia ambil semua dan
juga lupa untuk mengucapkan terimakasih , begitu dia kaget menjadi
orang kaya, hadirin di muliakan Allah SWT, maka dia berdoa ya Allah kalau
sekiranya perbuatan dia bermualamah yang benar kepada buruh di bayar upah buruh
dengan baik dan uangnya orang itu dikembangkan dengan baik, di serahkan lagi kalau
ini engkau terima ya Allah bukakan pintu gua, maka dengan muamalah dia tadi
Allah geserkan pintu batu, tapi mereka belum bisa keluar, ini Beliau katakan
supaya di pahami bahwasanya ini ummat, ummat istimai, kebaikan seseorang, yang
penting saya sudah beramal sholeh, saya selamat, tidak, kalau dia beramal sholeh,
kalau yang lain tidak beramal sholeh, maka ketidak baikan orang lain akan juga
membuat dia akan menderita juga, jadi dua orang sudah berdoa, tapi yang satu belum sampai
semua betul - betul bertobat kepada Allah, baru Allah bukakan.
Maka yang ke 3 hadirin yang dimuliakan Allah
SWT menceritakan, ya Allah saya punya ayah dan ibu yang betul - betul saya cinta
daripada orang lain dan saya setiap malam memerah susu dan kemudian menyerahkan
kepada kedua orang tua dan saya tidak akan meminumkan susu ini kepada orang lain
anak dan istri saya sebelum kepada ayah saya, tapi suatu hari saya pergi jauh
dan terlambat ternyata Beliau sudah tertidur, saya tidak membangunkan dia, dan
anak - anak menangis minta, saya tidak meminumkan, karena lebih mengutamakan
ayah dan ibu, sampai saya pegang itu mangkok sampai fajar tiba, dia bangun saya
minumkan, ya Allah kalau kebaktian saya kepada orang tua jadi akhlak kepada
orang tua betul - betul semata - mata karena Engkau ya Allah, ikhlas ya Allah
maka bebaskan kami dari cengkraman gua, Allah kabulkan di bukakan gua tersebut.
Jadi hadirin yang di muliakan Allah SWT, tiga
- tiga orang ini mengkedepankan bukan sholat, puasa, tapi amal yang berupa
muasyarah, muamalah, ahlak yang ikhlas semata - mata karena Allah, maka dengan
asbab amal muasyarah, muamalah, ahlak tadi mencapai derajat ikhsan ikhlas semata
- mata karena Allah, doa mereka dikabulkan oleh Allah SWT.
Jadi sekali lagi Beliau katakan bahwasanya
kesalahpahaman hari ini kita memperbaiki asbab dahulu, baru mendoa, padahal
hukum Allah, perintah Allah perbaiki ibadah kita, perbaiki perintah Allah, doa -
doa kita di kabulkan oleh Allah, sebagaimana seorang Sahabat Nabi datang ke
Rasullullah, ya.. Rasullullah, izinkan saya untuk berdagang ke Bahrain, maka
Nabi katakan sholat dua rakaat baru kamu berdagang, jadi Nabi arahkan bukan
dagangannya yang membahagiakan, tidak, sholat dahulu minta kepada Allah, ibadah
dahulu dengan baik baru kamu berdagang.
Dan hadirin asbab yang kita kerjakan ini,
kenapa kita buat asbab pertanian, itu ujian, untuk ujian kepada kita, apakah
yakinnya kita kepada asbab atau perintah Allah, jadi asbab yang kita miliki itu
bukan asbab kebahagian tapi ujian, ujian apakah saya yakin kepada asbab atau
yakin kepada perintah Allah.
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT yang ke
empat untuk menguatkan iman kita ini adalah mengetahui alamat iman. Tanda kita
sudah mempunyai iman itu alamatnya apa, karena hadirin kalau kita tidak
mengetahui alamat iman, kalau iman itu tidak ada batasan tetapi hadirin, untuk
mengetahui apakah kita betul - betul sudah beriman atau belum kita lihat tanda
- tanda iman atau alamat - alamat iman pada diri kita, untuk apa kita mengetahui
tanda - tanda iman ini supaya, kalau tidak ada alamat iman, tanda iman, iman itu
seperti khayalan saja, tapi kalau mengetahui tanda - tanda iman, ini baru
iman.
Diantara tanda itu iman, alamat iman, adanya
ketaatan kepada Allah SWT, jadi iman menimbulkan ketaatan, begitu juga alamat
iman lainnya dia senantiasa mencari ridhonya Allah SWT dan ikhlas semata - mata
karena Allah. Jadi tanda itu beriman, dia ada keikhlasan kepada Allah SWT itu
alamatul iman.
Beliau katakan, hadirin kita itu beramal semata
- mata karena Allah SWT, bukan saya beramal untuk mencari nusrohtullah mencari
pertolongan Allah, itu maghus bukan maksud, maksudnya saya beramal ikhlas semata
- mata karena Allah agar mendapat ridho Allah SWT, sedangkan adanya pertolongan
Allah dengan amal yang kita kerjakan itu merupakan mauud, janji saja. Jadi
tujuan saya Allah sendiri, jangan sampai kita beramal untuk mendapatkan keduniaan
atau untuk mendapatkan janji saja, tidak jadi.
Target orang beriman ini adalah dalam beramal
dia semata- mata ihklas karena Allah untuk mencari ridhonya Allah SWT saja, tapi
dia yakin janji pasti akan diberikan oleh Allah, tapi lagi dan lagi janji adalah
mauud merupakan janji saja bukan maksud, bukan tujuan. Hadirin yang dimulikan
Allah SWT, pertolongan yang diberikan oleh Allah SWT adalah janji, bukan maksud
tujuan karena beramal ibadah ini itu adalah hak Allah, kewajiban kita untuk
beribadah, beramal kepada Allah SWT, terserah Allah memasukkan surga atau tidak,
tidak ada kewajiban Allah SWT, tapi di beri surga oleh Allah adalah semata -
mata karena shobel nya Allah, karunia Allah semata – mata, sampai - sampai Nabi kita
Muhammad mengatakan tidak ada satu orangpun diantara kamu yang selamat dari api
neraka kecuali karena rahmat Allah, Sahabat bertanya engkau juga ya Rasullullah,
sama saya juga, kecuali Allah melimpahkan rahmatnya kepada saya. Aisyah juga
berkata demikian kepada Rasullullah SAW, ya..Rasullullah bukannya kamu masuk
surga karena amal kamu, tidak Aisyah, saya semata - mata masuk surga karena ada
rahmat Allah SWT, karena ada ridhonya Allah SWT yang diberikan kepada
kita.
Jadi hadirin yang dimuliakan Allah SWT, kita
lagi dan lagi perhatikan untuk mengetahui atau untuk menguatkan iman kita ini
apakah betul - betul amal kita ikhlas karena Allah untuk mencari ridho Allah
semata – mata, bukan mencari
yang lain dan apakah iman saya membawa ketaatan, kalau iman saya membawa
ketaatan berarti ini iman yang dikehendaki atau iman yang benar.
Maka Nabi memberikan pemahaman kepada para
Sahabat yang bertanya “man iman ya
rasullullah” .,.apa itu iman, maksudnya alamat iman
itu apa? Sahabat bertanya kepada rasullullah SAW, sebelum Beliau jelaskan ini
hadist, Beliau jelaskan juga ketika ada beberapa orang Sahabat masuk islam
datang kepada Rasullullah SAW, Nabi katakan ma anntum,..siapa kamu, ini pertanyaan
- pertanyaan Nabi Muhammad kepada para Sahabat, bukan bagaimana kamu, bagaimana
kesehatan kamu, tidak, tapi bagaimana iman dan orang akan menjawab tentang iman
ini tergantung ada kekuatan iman yang ada dalam dirinya sendiri. Maka ketika
Sahabat Nabi bertanya mal iman,.,,.apa itu iman, maka Nabi jelaskan bukan
imannya, tidak, itu tidak ada batasan tapi alamatul iman yang dijelaskan Nabi
Muhammad SAW , “apabila perbuatan baik membuat kamu
gembira dan perbuatan dosa membuat kamu sedih berarti kamu beriman”. Jadi alamat iman itu, ketaatan, ketika orang mengaku beriman
kepada Allah gembira waktu dia taat, sedih waktu dia tidak taat berbuat dosa
berarti itu alamat orang beriman.
Hadirin ketika beberapa orang Sahabat datang
kepada Rasullullah SAW maka Nabi katakan, ma
anntum, apa kamu ini, kami orang beriman ya
Rasullullah, apa alamat iman kamu, apa bukti kamu beriman itu apa?, maka mereka
katakan ada 15 ciri atau sifat yang ada dalam diri kami ya Rasulullah, lima yang
kau perintahkan kepada kami untuk dikerjakan dan lima yang sedang kami amalkan,
dan lima sifat kami di zaman jahiliyah kalau itu baik akan kami teruskan, kalau
itu buruk akan kami tinggalkan. Apa yang 15 tersebut mereka jelaskan ya
Rasulullah, apa yang kamu perintahkan kepada kami beriman kepada Allah beriman
kepada malaikat, rasul, kitab – kitab, hari kemudian ini adalah rukun iman begitu juga lima yang
sedang kami kerjakan yaitu syahadat, sholat, zakat, haji bagi yang mampu
sedangkan lima sifat kami di zaman jahiliyah yaitu bersabar dalam kesusahan dan
bersyukur saat mendapat kenikmatan, kemudian ridho atas segala ketentuan Allah
SWT, kemudian yang ke empat tidak lari dari medan peperangan dan yang kelima
tidak bergembira disaat musuh kalah, jadi tidak mentertawakan saat musuh kalah,
jadi tidak menampakan syahwata, rasa kegembiraan disaat kekalahan musuh, ini
lima sifat mereka - mereka di zaman jahiliyah dan mereka menjelaskan tiga ini
yang pertama ada imaniyah mereka, ibadah mereka, lima yang mereka milikiki di
zaman jahiliya muasyarah, muamalah akhlak, mendengar jawaban mereka, maka Nabi
memuji mereka senang dengan jawaban dan sifat yang mereka miliki maka Nabi SAW
katakan fukaha,.,.ini orang - orang yang betul faham udaba,.,.orang yang
beradab, maka orang yang menghidupkan sunnah Nabi adalah orang yang beradab tapi
kalau orang yang tidak menghidupkan sunnah Nabi maka orang tersebut tidak
beradab, karena kehidupan mereka sesuai dengan apa yang diajarkan Nabi SAW maka
Nabi memuji mereka fukaha, udaba bahkan Nabi katakan dengan sifat - sifat yang
mereka miliki ka duuayyakuna anbiya...hampir - hampir saja mereka ini menjadi
Nabi dengan sifat - sifat mereka miliki.
Maka hadirin yang di muliakan Allah SWT,
alamat itu iman tadi adalah ketaatan kepada Allah sebagaimana Nabi masuk mesjid
suatu hari, Harist bin Malik sedang berbaring di mesjid maka Nabi bangunkan
kay,.,.dia katakan saya betul - betul beriman hari ini, hakikat iman ada dalam
diri saya, maka Nabi katakan apa bukti iman yang ada dalam diri kamu, dia
katakan ketika bangun tidur ya Rasuullullah, saya bangun betul betul hati saya
zuhud kepada ini dunia ini, alamat itu iman adanya tidak adanya
raghbah,.,.,tidak adanya kecintaan kepada dunia, bahkan zuhud kepada dunia ini
adalah alamat iman seperti yang di jelaskan Harist bin Malik Ra.
Kemudian hadirin yang dimuliakan Allah SWT,
alamat iman yang paling azas yang mana dengannya segala kebaikan – kebaikan, mahdar hasanah, pangkal
kebaikan tergantung dari alamat iman yang utama ini yaitu yang namanya taqwa,
jadi dengan adanya ketaqwaan, baru diberikan Allah SWT akan kebaikan - kebaikan
akan datang, begitu pula hadirin, sifat ketakwaan ini merupakan alamat dari pada
iman. Ganjaran - ganjaran dari Allah SWT, ibadah - ibadah yang dilakukan oleh
seseorang hamba bergantung kepada ketakwaan dia kepada Allah SWT dan ini kalimat
iman, kalimat laa ilaha illallah, Allah katakan kalimatutaqwa dalam al Quran,
jadi Allah telah izzamkan tanamkan kalimat taqwa yaitu kalimat laa ilahaillaah
dalam diri orang beriman dan mereka yang paling berhak untuk menanamkan itu
kalimat, kalimat taqwa dalam diri mereka, jadi sifat taqwa ini harus ditanamkan
dalam diri seseorang yang beriman dalam setiap lapang kehidupannya baik dalam
ibadahnya, muasyarahnya, muamalahnya semua dalam lapang kehidupan tanamkan ke
taqwaan.
Hadirin yang dimuliakan Allah, hari ini yang
diutamakan dalam ke taqwaan dalam bermuamalah, bukan hanya ibadah saja tapi
dalam bermuamalah, bapak - bapak yang dmuliakan Allah SWT, Beliau katakan hari
ini kita di saat kita beribadah kita perhatikan kesucian thaharah sebelum kita
sholat, kita berwhudu, buang air dan sebagainya juga kita perhatikan, ini adalah
kesucian secara zhohir ini perlu kita perhatikan betul - betul dan ini merupakan
syarat sahnya ibadah, tetapi kesucian yang dalam tidak begitu kita perhatikan.
Maka ketaqwaan in perlu di bawa dalam bermuamalah, dalam pencaharian kita,
sumber uang sumber rezeki yang masuk ke dalam tubuh kita hendaklah betul - betul
ada ke taqwaan dalam kita mencari duit apakah ada duit yang haram atau tidak,
karena sangat mempengaruhi pada amal - amal yang lain, Beliau katakan hadirin
yang dimuliakan Allah SWT kalau yang masuk itu benda yang haram kedalam tubuh
kita ini maka akan membuat fikiran yang haram, juga makanan - makanan yang haram
yang masuk ke dalam tubuh kita ini karena sumber uang yang tidak jelas dan haram
akan membuat fikiran haram, begitu pula daging lukma atau suapan yang masuk ke
dalam tubuh kita akan menggiring tubuh kita kepada perbuatan yang
haram.
Beliau katakan dalam ibadah sholat
kita perhatikan pentingnya kesucian bersih dari pada najis dan sebagainya
sehingga sholat kita sah tapi juga di terimanya ibadah kita ini bukan hanya
sucinya zhahirnya saja, tidak tapi apakah darah yang mengalir dalam tubuh saya
atau daging yang tumbuh dalam diri saya bersumber dari yang haram atau yang
halal walaupun badannya sudah suci dari najis tetapi daging yang tumbuh atau
darah yang mengalir bersumber dari yang haram bagaimana ibadahnya di terima oleh
Allah SWT.
Hadirin yang di muliakan Allah SWT, Beliau
katakan ibadah ini tidak akan tegak betul kalau muamalah kita tidak benar, maka diterimanya ibadah kita ini kalau muamalahnya benar, Beliau katakan,
kalau muamalah kita tidak benar tidak ada ketaqwaan dalam diri kita dalam
pencaharian kita, lebih - lebih dalam mencari rejeki maka nanti kita mencari
barang - barang yang haram atau benda yang haram nanti masuk kedalam tubuh kita
sehingga ibadah kita tidak di terima oleh Allah SWT.
Kemudian kenapa masuk perkara yang
haram dalam muamalah kita ini. Syheik Yusuf rah katakan, orang yang yakinnya
kepada asbab maka nanti dia tidak memperhatikan perintah Allah, hanya asbab
saja, jadi apakah halal atau haram dia tidak perhatikan, tapi kalau orang
bermuamalah dia perhatikan hukum Allah, perintah Allah, yakinnya kepada Allah
bukan kepada asbab, maka tidak ada asbab yang haram yang masuk ke dalam tubuh
dia, ini maksudnya apa, seseorang petani umpamanya, kalau dia yakin
pertaniannya akan membawa kejayaan maka dia tidak memperhatikan mana yang halal
mana yang haram sehingga apa saja yang bisa menghasilkan pertanian dia kerjakan,
sehingga nanti timbul benda - benda yang haram dalam pertaniaannya, tapi kalau
dia yakinnya kepada hukum Allah, perintah Allah dalam asbab yang dia kerjakan,
maka dia akan bisa memilah –
milah, tidak akan melakukan yang haram dalam pencaharian dia tadi.
Jadi hadirin yang di mulikan Allah SWT,
kekhususan kerja dakwah yang kita kerjakan ini bagaimana kita yakin kepada amal
bukan kepada asbab, asbab kita kerjakan tetapi yakin kita pada amal, hukum
Allah yang ada pada asbab ini apa, apa perintah Allah dalam pertanian, dalam
perdagangan, dalam perikanan, semua ini dalam asbab - asbab ini kita lihat apa
perintah Allah bukan kita lihat asbab itu sendiri. Maka kalau kita lihat hukum
Allah SWT, melihat hukum tersebut merupakan sumber ketaqwaan dalam diri kita dan
ketaqwaan iman yang kita dapatkan dalam kekuatan dakwah, maka dengan adanya
kekuatan dakwah yang ada dalam diri kita, maka dalam bermuamalah, bermasyarah,
mencari asbab kehidupan senantiasa melihat hukum - hukum, Allah perintah -
perintah Allah SWT.
Jadi yang kita utamakan bukan asbab saja,
tapi apa perintah Allah SWT kepada saya kalau kita arungi asbab, silahkan kita
kerjakan asbab, tapi kita lihat apa perintah Allah yang berhubungan dengan asbab
yang kita arungi, maka kalau kita lihat hukum Allah, kita tidak akan
menghiraukan apakah asbab bertambah atau berkurang, untung atau rugi, tidak,
tapi kita lihat apa hukum Allah pada asbab yang saya kerjakan, sehingga kalau
hukum Allah yang kita lihat maka tidak ada asbab - asbab yang haram yang kita
arungi yang masuk kedalam tubuh kita, tidak ada darah yang haram, tidak ada
daging yang haram yang bersumber dari yang haram tadi, sehingga ibadah kita di
terima oleh Allah SWT
Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT, Beliau
katakan hari ini kita menganggap ibadah itu hanya sholat padahal yang namanya
ibadah adalah agama secara keseluruhan yang mencapai seluruh aspek kehidupan
manusia baik muamalah, muasyarah, akhlak dan sebagainya, jadi tidak terbatas
pada sholat, yang namanya ibadah , jadi ibadah merupakan jamak dari kumpulan
dari segala perintah - perintah Allah SWT baik dalam pertanian, perdagangan,
semua yang mencakup kehidupan manusia.
Kita laksanakan perintah - perintah Allah
dalam setiap ibadah, jadi ibadah bukan hanya sholat saja, tapi seluruh aspek
dalam lapang kehidupan kita, kita mentaati Allah, itu yang namanya ibadah, maka
hadirin yang di muliakan Allah SWT, imam Ghazali rah katakan yang termasuk dalam
ibadah itu ada 10. Beliau jelaskan sholat, puasa, haji, zikir, tilawah, dakwah,
tijarah perdagangan, termasuk memberikan hak kepada orang lain dan juga
memperhatikan sunnah - sunnah rasullullah SAW ini juga merupakan termasuk 10
dalam ibadah, jadi ibadah bukan hanya sholat saja, termasuk kedalam seluruh
aspek kehidupan manusia yang di sana ada perintah Allah dan taat kepada Allah
maka itulah ibadah.
Jadi seorang petani dan pedagang yang taat
kepada perintah Allah itu adalah ibadah. Hadirin yang dimuliakan Allah SWT
,.,..,Allah ini, kepada kita orang beriman hanya Allah tunaikan kalau ada agama
yang sempurna dalam kehidupan kita, jadi kalau agama di amalkan secara sempurna
secara keseluruhan bukan hanya dalam sholat saja tapi pertanian, perdagangan,
baru akan akan datang janji pertolongan Allah SWT. Hadirin yang dimuliakan Allah
SWT, tidak akan datang janji Allah, tidak Allah tunaikan janji Allah pada ini
ummat kalau hanya mengamalkan sebagaian - sebagian saja. Umpamanya kita kerjakan
sholat sesuai cara Nabi SAW tapi muamalah kita dengan cara orang kafir, maka
tidak ada janji Allah pada ini ummat kalau beramal hanya sebagian - sebagian
saja, sholat dia kerjakan dengan cara Nabi tapi kehidupan dia tidak dengan cara
Nabi dalam bermuamalah, dalam bermuasyarah ikut cara orang lain, maka hadiri yang
dimuliakan Allah SWT, tidak akan datang janji Allah.
Beliau katakan kumpulan dari semua ini,
perintah - perintah Allah, baik itu dalam sholat, muamalah dan lain sebagainya
ini merupakan ibadah secara keseluruhan, jadi ini satu kesatuan yang tidak
bisa dipisahkan, sebagaimana sholat, ada berdiri, ruku, sujud itu merupakan satu
kesatuan dalam sholat, kalau hanya berdiri saja tidak sujud itu bukan namanya
sholat, atau ruku saja, sujudnya, tidak, maka tidak sah sholatnya. Dikatakan
kalau sholat sempurna, kalau semua bagian sholat dikerjakan secara sempurna
begitu hadirin kalau agama sempurna, kalau semua perintah - perintah Allah SWT
dikerjakan semua. bukan hanya sholat saja tapi di luar sholat juga.
Beliau katakan ibadah ini adalah hak Allah,
kewajiban hamba untuk beribadah kepada Allah, tidak boleh kita beribadah selain
daripada Allah, itu namanya syirik. Begitu ketaatan ini juga hak Allah, ibadah
dan taat itu adalah hak Allah, maka kita di wajibkan untuk beribadah kepada
Allah dan mentaati Allah kalau kita beribadah kepada Allah tapi taat selain
kepada Allah maka tidak akan datang pertolongan dari Allah SWT, begitu juga Allah
SWT tidak terima ibadah seseorang kalau dia taat selain daripada Allah, ini juga
perlu di perhatikan, kalau orang itu akan taat kepada orang yang dia yakini,
kalau dia meyakini kepada sesuatu, maka dia akan tunduk akan taat kepada orang
itu tadi, makanya kita hanya yakin kepada Allah, makanya kita hanya tunduk
kepada Allah SWT, kalau kita mengamalkan sebagian - sebagian tadi maka
tidak diterima oleh Allah SWT, sholat dengan cara Nabi begitu pula muasyarah,
muamalah dengan cara Nabi SAW.
Bapak - bapak yang dimuliakan Allah SWT,
Beliau katakan hari ini kalau kita sholat dengan cara Nabi SAW, tapi dalam
perdagangan, perkawinan, ikut cara orang lain, berarti kita taat kepada orang
lain tersebut, berarti kita melanggar hak Allah SWT, kita tidak mentaati Allah
SWT.
Maka hadirin yang dimuliakan Allah SWT, Adi ra
setelah dia masuk islam, dia datang kepada Rasullullah, ya Rasullullah,
sebelum dia masuk islam, dia nasrani, sebelum kami masuk islam, kami sudah
beriman kepada Allah, tapi kenapa dalam Al Qu’ran tentang kami .,.mereka - mereka ini
menjadikan pendeta - pendeta mereka ulama - ulama mereka tuhan – tuhan, rabb selain Allah, padahal kami
tidak mempertuhankan selain Allah karena kami hanya menyembah selain Allah, tapi
kenapa Al Qu’ran mengatakan
demikian, dia katakan, dia menuduh ada kesalahan dalam Al Qu’ran, maka Nabi kita Muhammad SAW
menjelaskan, wahai Adi bukankah ketika ulama - ulama kamu, pendeta - pendeta
kamu, dia halalkan apa yang diharamkan dalam kitab ataupun mengharamkan apa yang
di halalkan berarti kamu mentaati dia, dia tidak mengharamkan yang haram,
menghalalkan yang halal berarti kamu sudah mentuhankan dia, jadi ketaatan kepada
orang lain tidak kepada Allah ini menjadikan ada tuhan - tuhan tandingan selain
Allah,
Jadi ibadah adalah hak Allah, ketaatan adalah
hak Allah SWT, maka Allah SWT inginkan ketaatan dalam setiap lapang kehidupan
sehingga Allah telah puji orang beriman illa ladz,i na
qolu rabbunallah ,..,sesungguhnya Allah
mengatakan,.,.,.rabb kami Allah istiqomah dalam setiap lapang kehidupannya dalam
ibadah, dia istiqmah dalam muamalah, muasyarah, semua perintah - perintah Allah
dia amalkan, baru ada janji Allah SWT dan menjelang kematiannya akan datang para
malaikat surga akan diberikan oleh Allah kepada siapa yang hidupnya mengatakan
rabb saya Allah beribadah kepada Allah dan juga setiap lapang kehidupan dia
betul - betul ada ketaatan kepada Allah
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT tujuan dari
kita melaksanakan tugas dakwah ini adalah bagaimana agama secara keseluruhan
baik dalam imaniyah kita, ibadah, muamalah muasyarah akan wujud dalam kehidupan
kita ini, maka tujuan dakwah ini untuk menghadirkan agama secara sempurna dalam
kehidupan kita ini.
Hadirin yang di muliakan Allah, kita tidak akan
mampu unutk mengajak orang kafir ke pada islam kalau syariat islam secara
keseluruhan tidak ada dalam kehidupan kita, maka hadir wujudkan kehidupan islam
kepada orang beriman terlebih dahulu maka kita nanti bisa mengajak orang kafir
untuk masuk islam, tapi islam sendiri tidak wujud dalam orang islam sendiri
bagaimana kita bisa mengajak orang lain, maka tujuan dakwah ini kita mengajak
orang islam mau menghadirkan kehidupan islam dalam ummat islam itu sendiri
karena kalau islam tidak wujud dalam setiap aspek kehidupan dalam muamalah,
muasyarah.
Hadirin yang di muliakan Allah, islam tidak
hanya dalam ibadah sholat saja, puasa zakat saja, tidak, tapi dalam bermuamalah,
muasyarah, akhlak. Hadirin yang di muliakan Allah, Allah telah firmankan
intattaqulAllaha,.,.,kalau kamu betul - betul bertaqwa kepada Allah bukan taqwa
terhenti dalam sholat saja, tapi taqwa dalam muamalah, muasyarah, akhlak, kalau
ada ketaqwaan baru ada pembeda antara kita dengan orang kafir, jadi kita bisa
membedakan mana kehidupan orang kafir mana kehidupan orang islam, kita bisa
membedakan.
Hari ini kita tidak bisa membedakan perkawinan
orang islam dengan orang kafir sama, begitu juga dalam perdagangan, tidak ada
furqon, nggak ada pembeda antara orang islam dengan orang kafir karena tidak ada
ketaqwaan dalam muasyarah, muamalah mereka.
Maka hadirin yang di muliakan Allah,
kekhususan dalam ini dakwah adalah untuk mewujudkan islam dalam kehidupan kita,
diawali dalam ketaqwaan dengan dakwah iman, kita akan kuat ketaqwaan akan kuat,
sehingga nanti akan ada dalam kehidupan kita aspek - aspek kehidupan kita ada
hukum - hukum Allah SWT.
Hadirin yang dimuliakan Allah, sekarang, hari ini,
apa itu islam, yang ingin kita hadirkan islam secara sempurna dalam kehidupan.
Hadirin yang di muliakan Allah SWT, Nabi telah sabdakan islam di bangun atas
lima pondasi, lima azas yaitu syahadat, sholat, puasa, zakat dan haji, yang lima
ini rukun islam, ini adalah pondasi dari pada islam, lantas bangunannya itu apa,
islam di bangun atas lima pondasi sekarang, islamnya itu apa, jadi yang lima ini
belum islam secara sempurna, pondasi islam manakalah ada satu bangunan, kalau
hanya pondasi saja tanpa ada bangunan maka itu bukan bangunan namanya, kita
tidak bisa tidur, tidak buang air, tidak bisa berbuat apa – apa, atau kita bangun bangunan tanpa
pondasi akan roboh dengan cepat.
Maka hadiri kita perlu azas yang kuat pondasi
yang kuat lima tadi rukun islam, tapi bangunannya itu apa, maka Beliau katakan
bangunan yang di bangun atas lima pondasi adalah muasyarah, muamalah dan akhlak.
Hadirin yang di muliakan Allah SWT, kalau yang tiga ini muamalah, muasyarah,
akhlak tidak ikut cara Nabi SAW maka kita tidak akan mampu untuk menarik orang
kafir kedalam islam, jadi orang kafir tidak melihat keindahan islam, dengan
pondasi yang kita miliki yang kuat tidak ada keindahan islam, orang kafir tidak
akan tertarik. Justru orang lain tertarik kepada islam ini ketika islam yang
pondasi yang kuat dibangun diatasnya muamalah, muasyarah, akhlak yang caranya di
ajarkan Nabi kita Muhammad SAW.
Jadi hadirin yang di muliakan Allah SWT,
banyaknya orang kafir yang masuk islam berbondong - bondong di zaman Nabi
Muhammad SAW karena yang tiga tadi. Islam betul - betul mereka amalkan dalam
muasyarah mereka, muamalah mereka, dan juga dalam akhlak mereka.
Tawanan - tawanan perang dibawa ke kota
madinah diikat di mesjid Nabawi tapi ketika waktu makan maka para Sahabat ra
mengambil masing - masing tawanan, maka mereka makan bersama, bahkan Sahabat
Nabi lebih mengutamakan musuh Nabi dari pada para Sahabat, padahal mereka ini
orang musyrik, orang kafir, sampai - sampai para tawanan merasa malu kepada orang islam
sendiri, belum makan kok saya makan terlebih dahulu. Tapi hadirin, begitu
terkesannya para tawanan melihat muasyarahnya para Sahabat Nabi, tangan yang
memegang pedang di medan peperangan tapi kok sekarang mengambil makanan, bahkan
menyerahkan makanan kepada musuh, sehingga mereka semuanya masuk islam karena
muasyarah yang baik dari pada Sahabat ra.
Begitu juga Beliau menceritakan sekali,
Saydina Ali ra pergi ke pasar, melihat seorang yahudi, ini baju besi yang di
pakai orang yahudi adalah milik saya yang sudah lama hilang, maka Saydina Ali
katakan, wahai yahudi ini milik saya, kata yahudi bukan ini milik saya, akhirnya
dua - duanya pergi ke mahkamah. Masuk kemahkamah, dan hakim waktu itu Syuraij
yang di lantik Saydina Ali sendiri, bukan dari khalifah sebelumnya, tidak, maka
melihat Saydina Ali datang, Syuraij bangun dari bangkunya, ada apa amirul
mukminin, apa yang saya bisa bantu berkhidmad, dia pun mempersilahkan Saydina
Ali untuk duduk di bangkunya, dia pun duduk di bawah, Saydina Ali katakan,
tidak wahai Syuraij kamu tetap duduk di bangku kamu dan saya tetap duduk di
bawah bersama orang yahudi, karena di perintahkan amirul mukminin maka dia pun
taat. Lalu apa yang terjadi wahai amirul mukminin, maka Saydina Ali katakana,
ini saya lihat orang yahudi ada baju besi, ini milik saya, kata orang yahudi
tidak, ini milik saya. Maka sesuai dengan hukum islam bagi orang mudda itu harus
ada saksi, maka kata Syuraij wahai Ali apakah ada saksi bahwasanya itu milik
kamu, maka kata Ali ada, anak saya, maka kata Syuraij tidak bisa persaksian
seorang anak kepada seorang ayah tidak bisa, hai Syuraij apakah kamu tidak tahu
ini Hasan dan Husin adalah penghulu surga sebagaimana dikatakan Nabi Muhammad
SAW, Syuraij katakan betul, tapi dalam hukum islam orang yang mengakui itu
miliknya harus punya saksi cari orang lain. Waktu saydina ali tidak mendapatkan
orang lain sesuai dengan hukum islam Syurij memutuskan bahwa baju besi itu milik
orang yahudi, tadi yahudi itu heran ada keraguan sebelumnya dia masuk ke dalam
mahkamah islam, hakimnya sendiri dipilih oleh Saydina Ali dan dia amirul
mukminin, tentu dia akan kalahkan saya, tetapi melihat keputusan Syuraij
bahwasanya tidak ada saksi yang di miliki Saydina Ali selain anaknya saja
akhirnya keputusan baju besi tersebut milik orang yahudi tadi, langsung orang
yahudi tertegun dan heran ini adalah sesuatu yang dibawa oleh para anbiya as
hukum dari langit, yang di bawa oleh para anbiya, maka akhirnya itu yahudi
mengucapkan syahadat dan yahudi mengatakan wahai Ali betul ini baju besi milik
kamu.
Jadi hadirin masuknya orang kafir kedalam
islam kapan ?, ketika ada muamalah yang benar dalam kehidupan orang islam tadi
sehingga dia tertarik masuk islam karena ada muamalah yang baik. Jadi hadirin
yang dimuliakan Allah SWT, kita ini ingin membawa islam kepada orang kafir tapi
bagaimana caranya wujudkan islam secara sempurna baik dalam imaniyah, ibadiyah,
muamalah, muasyarah, akhlak ikut cara Nabi Muhammad SAW maka itu adalah
kekhususan dakwah. Kalau lima itu telah wujud dalam diri kita secara sempurna
kita akan membawa orang lain kedalam islam sangat mudah tapi hari ini tiga ini
telah hilang dalam kehidupan orang beriman muamalah, muasyarah, akhlak dengan
cara Nabi telah kita tinggalkan sehingga tidak ada beda antara kita dengan orang
kafir.
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT kalau hanya
islam kita bawa untuk kita sendiri, sementara islam tidak kita bawa kepada orang
- orang lain dan ummat islam ada pegawai, petani, pedagang dan sebagainya, jadi
kalau islam tidak ada dalam lapangan - lapangan kehidupan yang lain, islam yang
sempurna tidak akan datang dalam kehidupan maka nusratullah juga tidak akan
datang, dan kita tidak akan mampu menarik orang lain untuk masuk islam, maka itu
hadirin yang di maksud dengan gerak kita ini adalah di samping untuk membawa
islam dalam kehidupan kita itu sendiri dan bagaimana juga islam ada dalam
kehidupan saudara - saudara islam kita lainnya yang bekerja dalam lapangan
kehidupan mereka, karena Nabi kita Muhammad SAW telah memberi perumpamaan
bahwasanya perumpamaan ini ummat secara keseluruhan yang taat atau pun yang
tidak taat seperti orang yang berada dalam satu kapal sebagian di atas kapal,
sebagian di bawah, bahkan sekiranya bagian bawah memerlukan air, dia lobangi itu
kapal, sementara yang lain membiarkan, maka yang tenggelam bukan hanya bagian
bawah saja, semua akan tenggelam, tapi kalau bagian atas itu memberikan teguran,
larangan, bantuan, sehingga nanti tidak akan tenggelam, ummat nantinya akan
selamat semuanya tidak akan tenggelam.
Maka hadirin yang dimulikan oleh SWT, Beliau katakan ini amal - amal istimai, kerja dakwah, bukan amal infirodi, karena kalau kerja hanya untuk sebagian - sebagian orang itu akan wujud dalam kehidupan dia saja, orang lain tidak hidup, jadi kefahaman bahwasanya dakwah amal istimai inilah amal infirodi bahwasanya seseorang, oh inikan hanya untuk sebagian saja, dakwah ini, maka kefahaman ini menyebabkan orang islam pindah kepada agama yang lain. Begitu juga hadirin agama yang sempurna tidak akan wujud dalam kehidupan, maka untuk itulah kerja dakwah amal istimai, kerja setiap individu, setiap orang islam tanggung jawab, setiap orang islam satu orang muslim bertanggung jawab untuk semua orang islam sedunia dan seluruh orang islam bertanggung jawab untuk memperbaiki satu orang islam yang lain jadi ini amal istimai.
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT selama orang
islam itu bergerak dan bergerak dia akan suci dalam jasad akan bersih dan akan
membersikan orang lain seperti air yang mengalir selama air itu terus mengalir
dia akan suci dalam jasad tidak akan mengotori bahkan aliran akan membawa
kebaikan orang lain, sama dengan dakwah ini selama orang islam bergerak membawa
dirinya dan membawa islam kepada orang lain juga sehingga kesucian ummat islam
akan dijaga oleh Allah SWT.
Maka hadirin yang dimuliakan Allah SWT dan ini
yakin kita azas islam akan mudah diamalkan kalau ada suasana mahol, jadi orang
akan terkesan kalau ada suasana, sehingga dikatakan Nabi kita Muhammad SAW
begitu dahsyatnya ujian menjelang hari kiamat, satu orang beriman, paginya
beriman sore sudah kafir, sore dia beriman pagi dia sudah kafir karena suasana
begitu, makanya diperlukan kita keluar di jalan Allah SWT hidup dalam suasana
iman pembicaraan iman dan sebagainya untuk merubah yakin kita dan cara hidup
kita. Bukan untuk kita saja, kita pergi ketempat orang lain untuk merubah
kehidupan mereka jadi sebagaimana Sahabat ra, dia berdakwah pagi hari, sore hari
sudah beriman orang satu kampung, jadi orang kafir terkesan apalagi orang
beriman jadi kalau kita berdakwah hari ini maka betul - betul orang islam akan
terkesan dengan dakwah kita ini.
Jadi Beliau katakan Nabi kita Muhammad SAW
membentuk setiap seorang Sahabat untuk menjadi seorang dai. jadi setiap seorang
Sahabat masuk islam langsung jadi dai. Maka hari ini perkara tersebut sudah
hilang dalam pemikiran kita, sudah sepertinya hilang. kita tidak faham
bahwasanya tugas dakwah adalah kewajiban kita, maka dengan pertemuan ini kita
niatkan mulai sekarang bahwasanya saya akan jadikan dakwah sebagai maksud hidup
saya.
Dan sekarang pak berikan namanya masing
– masing, 4 bulan keluar
dijalan Allah sebentar, ini tertib yang akan dijelaskan, yang sudah duduk dulu,
yang belum berikan nama saja.