Keputusan terhadap umat akan dilihat dari
perintah-perintah yang dilaksanakan. Umat dahulu juga mempunyai agama atau
perintah-perintah, tetapi mereka melalaikannya bahkan ada yang mengingkarinya.
Namun sudah menjadi tradisi Allah Ta’ala pada umat-umat terdahulu setiap mereka lalai dari Agama Allah,
maka Allah kirim Nabi kepada mereka untuk memberikan peringatan. Sehingga ketika
mereka telah melampaui batas dan tidak menghiraukan peringatan yang telah
diberikan, Allah hancurkan umat-umat itu.
Umat dapat mengetahui Agama jika mereka
melakukan kerja Dakwah. Jika Dakwah tidak dilakukan maka agama akan hilang.
Siapa saja yang mengamalkan agama maka hidupnya akan mengalami progress atau
peningkatan kualitas hidup. Bagi yang tidak mengenal Agama, Peningkatan hanya
akan tercapai melalui Dakwah. Dengan Dakwah manusia akan mengenal Agama dan mau
mengamalkan Agama. Tanpa Dakwah maka manusia akan jauh dari Agama dan terjadi
kerusakan dalam kehidupan manusia.
Ulama ini adalah pewaris ilmu para Nabi, maka
peran ulama dalam memperbaiki umat sangatlah penting. Jika para ulama hanya
duduk-duduk saja dirumah maka kehidupan masyarakat akan rusak. Nanti pada hari
mizan agama, pengadilan agama, para ulama ada yang dimuliakan karena ilmu mereka
dan ada yang dihinakan karena ilmu mereka. Allah akan minta pertanggung jawaban
dari para ulama ini, apa yang telah mereka lakukan untuk umat. Ulama yang
dilaknat Allah adalah ulama yang ilmunya tidak dapat menambah ketakwaan, atau
rasa takut bagi dirinya. Ulama yang tidak ada risau terhadap umat maka di dunia
ini ketika adzab turun, Allah akan timpakan adzab ini kepada dia terlebih
dahulu. Seperti kisah seorang ulama yang kulitnya tidak merinding melihat
kemaksiatan yang terjadi di lingkungannya. Ulama ini tidak mau buat dakwah maka
Firman Allah kepada malaikat Jibril AS, untuk menurunkan Adzab dimulai dari
ulama tersebut terlebih dahulu.
Para Anbiya AS, melakukan kerja Dakwah karena
rasa takut kepada Allah. Bukan karena hasil dari keadaan-keadaan seperti senang,
susah, miskin, kaya, sakit, sehat. Semua Anbiya AS menjalankan Dakwah karena
rasa Takut kepada Allah dan dilakukan dalam keadaan apapun baik susah maupun
senang, dalam keadaan berat ataupun ringan, dalam keadaan sakit ataupun sehat.
Para Anbiya AS tidak pernah meninggalkan kerja dakwah walaupun mereka Disiksa.
Dan mereka tidak pernah meminta bahkan berharap untuk menerima imbalan walaupun
itu hanya sekedar ucapan terima kasih.
Para Anbiya AS ini melakukan usaha atas iman
dan amal melalui Dakwah sehingga lingkungan yang rusak menjadi baik. Namun
ketika Nabi mereka wafat, dan Dakwah telah ditinggalkan, lambat laun kaum yang
tadinya taat dapat berubah menjadi Kafir. Atas perkara inilah, yang diusahakan
oleh Nabi SAW adalah melibatkan sahabat dalam kerja Nubuwat agar dapat
melanjutkan kerja dakwah ini. Inilah usaha nabi yaitu mencetak da’i-da’i yang akan melanjutkan usaha dakwah
Nabi SAW. Sekarang kita tidak akan mendapatkan Nabi lagi walaupun jaman telah
menjadi rusak melebihi kerusakan yang terjadi pada kaum-kaum terdahulu. Kerja
Nubuwat ini telah diwarisi Nabi SAW kepada umat ini, dan akan berlanjut sampai
hari kiamat.
Setiap Sahabat yang menerima Dakwah Nabi SAW
kepada Islam, maka yang pertama kali mereka lakukan adalah Dakwah. Begitupula
setiap wahyu turun maka yang diperintahkan oleh Nabi SAW adalah menyampaikan
kepada yang tidak hadir disini. Jika Dakwah ditinggalkan maka umat ini akan jauh
dari Allah. Pertama yang akan dicabut oleh Allah jika umat ini meninggalkan
Dakwah adalah Rasa Harap, sehingga ini akan membuat mereka berharap kepada
selain Allah. Jadi penyakit yang akan timbul pertama kali ketika Dakwah
ditinggalkan adalah penyakit Syirik, karena Rasa Harap kepada Allah telah hilang
dan berganti menjadi Rasa Harap kepada Selain Allah atau berharap kepada Mahluk.
Yang kedua, Jika Dakwah ini ditinggalkan maka yang akan tercabut dari diri
manusia adalah keinginan untuk menjalankan Amal Ibadat seperti sholat, baca
qur’an, dzikir, zakat, haji,
dan lain-lain. Dan yang terakhir jika Dakwah ditinggalkan adalah tercabutnya
rasa kasih sayang terhadap manusia. Tanpa Dakwah maka Akhlaq manusia akan rusak,
dan kebathilan akan timbul dimana-mana.
Dengan Dakwah, Agama akan datang dan hanya
dengan Dakwah agama akan terpelihara. Kerja Dakwah ini hanya dapat dilakukan
bila ada pengorbanan dan mujahaddah. Orang mengira bahwa dakwah itu untuk orang
lain, padahal dakwah itu adalah untuk diri sendiri. Bagaimana yang kita
bicarakan ini dapat tertanam dalam hati. Hanya dengan Dakwah kita dapat mengenal
Allah dan mendapatkan rasa cinta kepada Allah.
Setiap orang beriman dapat mengisi dan
memenuhi cahaya Iman kedalam hatinya melalui Amalan Dakwah ini. Hanya dengan
amalan sajalah kita dapat menyenangkan Allah. Dan Dakwah ini adalah amalan yang
dapat mendatangkan rasa senang dan rasa cinta Allah Ta’ala. Dakwah ini adalah amalan para
kekasih Allah. Karena Dakwah seseorang dimuliakan dan karena Dakwah pula
seseorang dihinakan. Seperti Bilal RA asbab kerja Dakwah yang sebelumnya dia
hanya seorang budak, setelah memeluk Islam dia dimuliakan oleh Allah di dunia
dan di akherat. Di dunia dia meninggal sebagai gubernur dan sebelum meninggalpun
langkah kakinya sudah terdengar oleh Nabi SAW diakherat. Dan dengan Dakwah ini
pulalah Allah telah menghinakan Firaun yang menentang Dakwah Nabi Musa AS di
dunia dan di akherat. Di dunia ini siapa yang tidak melaknat Firaun Laknatullah
Alaih.
Dengan Dakwah maka seseorang akan mendapatkan
Iman, Iman itu adalah :
1. Rasa Harap dan Takut kepada
Allah
2. Keyakinan terhadap Perkataan Nabi SAW tentang kehidupan di Akherat.
2. Keyakinan terhadap Perkataan Nabi SAW tentang kehidupan di Akherat.
Jika manusia tidak punya rasa harap kepada
Allah, maka agama hanya akan menjadi tradisi. Sedangkan yang namanya Agama
adalah meletakkan keinginan Allah diatas keinginan kita. Tiada yang lebih
penting daripada keinginan Allah. Yang namanya seorang Hamba itu adalah
seseorang yang melakukan apa yang tuannya mau. Seorang hamba yang baik adalah
hamba yang taat pada tuannya. Iman adalah Penghambaan kepada Allah dengan
melakukan ketaatan. Kini karena umat telah kehilangan Rasa Harap kepada Allah,
sehingga Rasa Harap mereka terletak pada Asbab seperti Pabrik, Toko, Sawah,
Jabatan, dan lain-lain. Maka ketika mati, mereka tidak akan membawa apa-apa
selain kesia-siaan. Ketika Harap pada Allah dalam diri manusia ini telah hilang
maka yang akan dibicarakan mereka hanya perkara asbab dan keduniaan
saja.
Saat ini umat hanya membicarakan dunia saja,
sementara para sahabat yang menjadi pembicaraan mereka adalah kebesaran Allah
dan akheratNya. Hari ini manusia suka membicarakan perkara yang tidak berharga.
Ini karena mereka tidak tau nilai dari amal agama. Inilah sebabnya saat ini
kerja Dakwah sangat diperlukan yaitu sebagai sarana umat untuk mengenal Allah
dan janji-janji Allah. Tanpa Dakwah manusia tidak akan mengenal Allah dan tidak
akan mengenal janji-janji Allah.
Jika seseorang tidak mempunyai Iman, maka
perbuatan dosa akan menadi keahliannya seperti berjudi, mencuri, korupsi, dan
lain-lain. Jika suasana Agama sudah terbentuk maka setiap pendosa akan
berdatangan minta dihukum, karena merasa bersalah dan takut kepada Allah. Dan
ini dapat terwujud melalui Kerja Dakwah. Hanya dengan kerja Dakwah suasana
amaliat, suasana agama, akan terbentuk.
Penjagaan terbaik pada diri kita adalah Iman.
Jika seseorang tidak mempunyai Iman maka dia tidak mempunyai benteng penjagaan.
Ia akan menjadi orang yang serba bergantung kepada yang lain. Hatinya akan
menjadi gelap sehingga tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Ketika lingkungan rusak sangat sulit bagi seseorang mengamalkan agama. Tetapi
dengan Dakwah lingkungan yang rusak akan menjadi baik. Hanya dengan Dakwah kita
dapat mengetahui pentingnya Agama. Tanpa Dakwah sifat harap kepada Allah tidak
akan wujud dan keyakinan manusia hanya terletak pada asbab. Jika sifat harap
manusia timbul dari asbab maka Iman tidak akan wujud dalam diri manusia. Karena
Iman itu membawa manusia dari yakin pada asbab menjadi yakin pada
Qudratullah.
Tanpa Iman manusia tidak dapat mengamalkan
Agama. Apa itu agama :
1. Perintah Allah
2. Cara Rasullullah SAW
3. Niat yang Ikhlas
2. Cara Rasullullah SAW
3. Niat yang Ikhlas
Agama itu adalah menjalankan seluruh perintah
Allah dan ikut seluruh aspek kehidupan Rasullullah SAW dengan niat hanya untuk
menyenangkan Allah. Kita tidak lain diciptakan hanya untuk menghambakan diri
kita kepada Allah. Dimana selama 24 jam kita melakukan ketaatan terhadap apa
yang Allah ingini dalam setiap waktu, tempat dan keadaan. Segala bentuk amal
ibadah kita, harus dilakukan dengan perasaan Ihsan, yaitu perasaan merasa
diperhatikan oleh Allah, dan Ikhlas, yaitu semata-mata hanya untuk menyenangkan
Allah. Walaupun itu ibadah dalam perdagangan, istinja, makan, bergaul, dan
lain-lain. Ibadah itu bukan hanya di mesjid tetapi segala sesuatu yang kita
lakukan dengan membawa rasa melihat Allah dan dilihat oleh Allah.
Jika kita tidak membawa Ihsan dalam setiap
perbuatan kita maka kecenderungan manusia ini akan berbuat menurut nafsunya
saja. Orang tidak akan takut memakan makanan yang haram, melakukan maksiat, dan
mendzolimi orang lain. Makanan Haram akan mengeluarkan keinginan untuk melakukan
perbuatan yang haram. Penghasilan yang haram akan menghancurkan agama yang wujud
dalam diri kita. Hanya dengan perkara atau makanan yang halal manusia dapat
menjalankan agama dan tidak merusak amal-amalnya.
Segala sesuatu yang terlihat dan tidak
terlihat ada dalam kontrol Allah SWT. Ular tidak akan bisa membunuh tanpa izin
Allah, bahkan ular tidak akan bisa tetap menjadi ular tanpa izin dari Allah
ta’ala, mungkin bisa menjadi
tongkat, seperti tongkat musa AS. Agama ini adalah segala kehendak-kehendak
Allah atas diri manusia. Jika kita penuhi kehendak Allah, maka Allah akan penuhi
keinginan kita. Hanya dengan Agama manusia dapat menguasai dunia. Hanya dengan
menjalankan perintah-perintah Allah langit dan bumi dapat tunduk manusia.
Sebagaimana yang telah terjadi pada para sahabat, berjalan diatas air,
mendatangkan hujan, menghidupkan binatang yang mati dan lain-lain. Hanya
orang-orang yang menjalankan perintah Allah mereka dapat memiliki kekuatan yang
luar biasa. Karena dengan ketaatan, kekuatan Allah ada bersama mereka. Seperti
tongkat Musa AS yang menjadi ular, seperti Ibrahim AS ketika dilempar ke Api,
dan lain-lain.
Segala sesuatu ini Allah ciptakan untuk
menguji manusia. Manusia yang tidak lolos dari ujian Allah Ta’ala akan terperangkap ciptaan Allah,
terperangkap oleh dunia. Untuk ini kita perlu berkorban di jalan Allah agar
Allah kuatkan Iman kita dengan HidayahNya.