Segala Puji hanya milik Allah SWT semata,
Sholawat serta Salam semoga selalu tercurah kepada Junjungan kita Nabi Besar
Muhammad saw.
Sebagai Muqaddimah, kami ucapkan mohon maaf
yang sebesar-besarnya atas segala khilaf dan salah, yang disengaja maupun tidak.
Bersama dengan ini pula kami ingin memberikan beberapa khabar/karguzari dakwah
di Yaman khususnya di madrasah tempat kami belajar. Setelah sekian lama kami
tidak dapat memberikan khabar seperti biasa terkecuali dengan beberapa ikhwan
itupun melalui YM saja.
Alhamdulillah, beberapa bulan lalu tepatnya di
bulan Ramadhan. Kami melaksanakan Khuruj 30 hari sebagai Nishab Tahunan di waktu
liburan. Kami bersyukur atas target yang sudah tercapai yakni; 3
Jama’ah dalam negeri Yaman,
2 Jama’ah luar negeri
(Jibouti dan India) dan 1 Jama’ah Mutarjim yang terdiri 3 orang untuk Jama’ah dari Indonesia yang menghabiskan
waktu keluar selama -/+ 1 bulan di Yaman.
Ini merupakan perkembangan dakwah yang sedang
berjalan di Hadramaut khususnya pelajar di Darul Musthofa.
Namun, ada kabar yang cukup menggembirakan
kami semua bahwa, sepulang dari keluar (khuruj) kami mendapati dan mengetahui
bahwa pihak Darul Musthofa cukup senang dan bersyukur dengan perkembangan
Jama’ah Tabligh yang berada
di Darul Musthofa. Karena secara tidak langsung sudah membantu proses
pembelajaran dan perkembangan Dakwah ala Darul Musthofa itu sendiri.
Para Penanggung Jawab Dakwah Darul Musthofa
(bukan Jama’ah Tabligh)
sering sekali mudzakarah dengan beberapa ikhwan Jama’ah Tabligh tentang cara dan metode
Dakwah yang sudah menjelajah dunia ini. Ini semata-mata sebagai satu bentuk
pandangan yang baik dari mereka dalam mengembangkan dakwah itu sendiri. Bahkan,
Al Habib Umar sering mengatakan kepada kami, dalam ijtima’-ijtima’ khos Jama’ah Tabligh seperti Bayan Hidayah ketika
kami akan keluar. Beliau mengatakan yang kurang lebih maksudnya “bantulah mereka
(para penanggung jawab dakwah Darul Musthofa) bagaimana metode dakwah yang
baik”.
Beberapa minggu lalu, pihak Darul Musthofa
mengirimkan 1 Jama’ah yang
terdiri dari para Penanggung Jawab dari beberapa Departemen yang ada ke negeri
Jepang.
Inipun dikarenakan permintaan dari Prof. DR.
Arai dari salah satu Universitas Tokyo, Fakultas Kebudayaan yang hendak
mengadakan Seminar Terbuka tentang Islam. Juga bertempat di beberapa Universitas
di negara itu. Jama’ah pun
menghabiskan waktu 1 bulan dan sempat berkeliling ke berbagai tempat di
Jepang.
Jama’ah pun sempat mendatangi tempat-tempat yang diketahui banyak
terdapat kaum Muslimin tinggal, bekerja dan belajar.
Satu yang sangat diharapkan oleh Al Habib Umar
bin Hafidz adalah, bahwa bila bisa dijumpai Jama’ah Tabligh di negara tersebut, alangkah
baiknya bekerjasama dengan mereka. Karena beliau yakin akan keberadaan mereka
(Jama’ah Tabligh) di semua
negara di dunia. Di samping memenuhi permintaan dari Universitas Tokyo, Al Habib
Umar mengharapkan sekali kepergian mereka (Jama’ah Darul Musthofa) menjadi asbab hidayah
bagi mereka orang-orang Jepang terutama yang ada kaitannya dengan Seminar
ini.
Sang Habib sudah memikirkan akan kelanjutan
kerja ini agar tidak tersendat dan terus berlanjut hingga membuahkan hasil yang
baik. Sebagaimana yang telah beliau ketahui bahwa, sempat kami para Karkoon
dimusyawarahkan oleh Markas setempat untuk keluar ke negara Jepang pada masa
liburan tahunan namun tidak sempat terpenuhi. Dan semua kerja kami baik Maqomi
maupun Intiqali selalu dilaporkan kepada Habib Umar. Bahkan, beliau bersedia
meluangkan waktu khusus untuk kami jika ada program-program yang berhubungan
dengan “Karkoon Pelajar” di darul Musthofa seperti, Musyawarah Mungguan, Bulanan
hingga Ijtima’ Besar Tahunan
untuk seluruh negeri-negeri Arab di Hudaidah-Yaman.
Dari sinilah beliau banyak melihat
perkembangan dan Ishlah yang banyak membantu Stabilitas di Darul
Musthofa.
Akhirnya, ketika kembali ke Darul Musthofa,
Jama’ah ini mendapatkan
sedikit penyesalan karena tidak ditemuinya “Karkoon” di Jepang. Hingga merekapun
bertanya kepada kami, “apakah kalian mengetahui di Jepang ada Markas Tabligh
atau tidak?”. Pertanyaan inilah yang terlontar kepada Penanggung Jawab Karkoon
Pelajar yang akhirnya sampailah kepada saya (penulis).
Alhamdulillah, beberapa informasi yang saya
ketahui dari beberapa ikhwan di Indonesia seperti Pak Eko Purwanto bahwa, ada
salah satu “Karkoon Lama” di Jepang yakni, Pak Iqbal Rofik. Dari sinilah
berkembang informasi kedua dan ketiga dan semoga seterusnya dapat kami
ketahui.
Akhir Kalam, kami mohon maaf atas segala
kekurangan dan kekhilafan kami. Sebagai permohonan, kepada semua pihak yang
terkait mohon untuk kerjasama dan Ta’awun dalam usaha agama ini. Bila mengetahui informasi lain tentang
Dakwah khususnya di Jepang mohon untuk dikirimkan ke email:
iroel_jeje@yahoo.co.id
Semoga kita senantiasa dijaga oleh Allah SWT
dalam akhwal dan bi’ah agama
yang kuat. Iman dan Amal Agama hingga Hari Kiamat. Amiin.
Segala Puji hanya milik Allah SWT semata,
Sholawat serta Salam semoga senantiasa tercurah kepada Junjungan Kita Nabi Besar
Muhammad saw., keluarga dan sahabatnya.
Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan
Jazakumullohu Khoirol Jazaa’
atas informasi yang antum berikan. Ini sangat membantu sekali. Semoga ini bukan
yang terakhir kalinya.
Mengenai informasi atau karguzari dakwah di
Yaman khususnya Darul Musthofa memang saya sendiri belum begitu banyak
menyampaikan kecuali hanya beberapa orang ikhwan saja. Dengan alasan bahwa, baik
Darul Musthofa maupun kami semua pelajar yang notabene ‘Tabligh’ bisa dikatakn merupakan corak baru bagi
Lembaga Pendidikan yang dituju oleh para pelajar ‘Tabligh’ ini.
Sebagaimana kita tahu bahwa dari kebanyakan
para pelajar Indonesia yang sudah mengenal tabligh lebih bersemangat untuk
belajar di Pakistan atau India. Ini semua karena pertimbangan untuk menjaga
‘Bi’ah Dakwah’ yang sudah dijalani.
Namun, tidak menutup kemungkinan bagi mereka
yang mempunyai ‘Himmah’ atau
semangat belajar hingga berkeinginan untuk mendalami Madzhab Imam
Syafi’i. Maka, Yamanlah yang
menjadi tujuan untuk memenuhinya dengan alasan bahwa, Yaman merupakan negara
yang masih kental dan kuat dengan ‘Syafi’i’ nya. Bahkan,
dalam sejarahpun Yaman mempunyai peranan penting dalam penyebaran Islam di
Indonesia.
Dari berbagai macam Lembaga Pendidikan yang
berada di Yaman, Darul Musthofa yang masih begitu muda usianya dibandingkan
dengan Lembaga Pendidikan lainnya.
Negara Yaman terbagi menjadi 2 Provinsi, Yaman
Utara dan Yaman Selatan yang dinamakan dengan Hadramaut.
Di Yaman Utara ada beberapa Lembaga Pendidikan
dan Universitas Islam bercorak Syafi’i seperti Universitas Al Yamaniyah dan Universitas Syar’iyyah Shona’a di Ibukota Yaman, Shona’a. Juga terdapat beberapa Universitas
lain yang berfahamkan ‘Wahhabi’.
Di kota Hudaidah ada 1 Universitas
Syar’iyyah Hudaidah dan
Universitas Al Ahqaff. yang juga bercorak Syafi’i disamping beberapa Pondok Pesantren
kecil di sekitarnya.
Adapun di Hadramaut ada Universitas Al Ahqaf
cabang, Rubath Tareem dan Lembaga Pendidikan Islam Darul Musthofa.
Inilah beberapa tempat belajar yang menjadi
sasaran para pelajar Indonesia yang hendak mendalami Madzhab Syafi’i. Hingga diperkirakan dari jumlah
keseluruhan pelajar Indonesia berkisar 800 orang.
Ini karguzari sekilas tentang alasan
dipilihnya negara Yaman sebagai tujuan untuk belajar.
Kedua, mengenai perkembangan dakwah secara
keseluruhan Yaman merupakan negara di Jazirah Arab yang juga tidak luput dari
‘incaran’ Jama’ah Tabligh. Dakwah pertama masuk sejak
35 tahunan yang lalu. Bahkan pertama kali yang didatangi adalah beberapa daerah
di Hadramaut. Kami mendengar langsung dari Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim
bin Hafidz bahwa, ayahanda beliau yang bernama Habib Muhammad bin Salim bin
Hafidz sempat bertemu dan berinteraksi langsung dengan Jama’ah Tabligh yang kebetulan datang ke
Tarim Hadramaut. Dan memberikan kesan yang baik kepada beliau (Habib Muhammad).
Ini beliau (Habib Umar) sampaikan beberapa minggu yang lalu, ketika beliau
meminta kami para ‘Karkoon
Pelajar’ untuk berkumpul dan
mendangarkan taushiyah beliau tentang pentingnya menjaga Amal
Maqomi.
Dalam kalam beliau menerangkan dan menyebutkan bahwa dari sekian banyak orang-orang Tarim yang mengikuti dan bergabung dengan JT mereka begitu bagus sekali menjaga Amal Agama. Bahkan yang menjadi point besar adalah ‘mau memekirkan orang lain untuk amal agama’. Ini disebabkan kuatnya mereka menjaga Amal Maqomi baik di rumah maupun di masjid.
Ketiga, Tentang asal-usul Habib Umar mengenal
dan mengetahui JT adalah dari apa yang saya ceritakan diatas. Selain itu pula
beliau pernah belajar pertama kali di salah satu daerah di Yaman Utara yang
bernama Baidho’. Di kota
inilah beliau mengenal dekat tentang Jama’ah Tabligh bahkan beliau sempat keluar 40 hari seperti yang antum
ketahui juga sempat menghadiri Ijtima’ di Pakistan. Mengenai tahunnya saya belum bisa memastikan. Namun,
sampai sekarang beliau masih berhubungan dan berkawan baik dengan salah seorang
penanggung jawab markas Mukalla, ibukota Hadramaut. Beliau bernama Syeikh Ali
Ba’abbad. Beliau inilah yang
mengajak Habib Umar untuk menghadiri Ijtima’ tersebut. Hingga saat inipun Syeikh Ali
masih sering berkunjung dan bertatap muka dengan Habib Umar. Bahkan beliau
sering diberikan kesempatan untuk ‘ceramah’ di
depan semua pelajar dan pengajar.
Keempat, Perkembangan dakwah di Darul Musthofa
baru saja dimulai 4 tahun lalu. Ketika seorang dari pelajar Indonesia yang
bernama Mahmud dari Jakarta datang ke Darul Musthofa setelah menyelesaikan
studinya di Mesir. Dialah yang menggerakkan semua ‘Karkun Senyap’ yang ada dan dari berbagai negara.
Hingga terkumpul data nama-nama mereka sebanyak 50 orang dari luar negara Yaman
saja. Dari sinilah dimulai gerak dakwah di Darul Musthofa hingga sambung dengan
orang-orang markas terdekat. Sekembalinya Mahmud ke Indonesia yang hanya sempat
belajar 2 tahun saja ini cukup membuahkan hasil yang memuaskan hingga sekarang
terkumpul nama-nama yang sudah pernah keluar baik dari negara masing-masing atau
baru mengenalnya di Darul Musthofa sebanyak 170 orang.