Shalat Jumat di Masjid Al Rahma dekat dari
kediaman akh Kun Marhadi, saya berkenalan dengan Syekh Syarif Battikhi, orang
Suriyah yang bertugas sebagai Khatib di Masjid yang baru diresmikan sebulan lalu
ini. Sehari sebelumnya, Rabu malam Kamis, selepas Maghrib, saya berceramah di
Masjid ini tentang “kewajiban kita terhadap Rasulullah Saw”. Dari beliau saya
mendengar banyak cerita menarik seputar perkembangan Dakwah di US, khususnya di
wilayah San Diego, California. Pengalamannya, beliau pernah mengislamkan seorang
Rabby Yahudi, yang menceritakan bahwa motif masuk islamnya adalah karena banyak
menemukan ketidak benaran dalam ajaran agama yang dia anut sebelumnya, dan Islam
adalah agama yang paling sesuai dengan Fitrah insany. Belakangan Muallaf yang
satu ini mengikuti kegiatan dakwah Jama’ah Tabligh yang berpindah dari satu Masjid ke Masjid lainnya untuk
berdakwah.
Dalam penuturan Syekh Syarif, ada seorang
wanita warga US datang menemani anaknya untuk masuk Islam ke Islamic Center Abu
Bakar di San Diego. Menurut penuturan Syekh, anak yang masih berada di bawah
umur 18 tahun, tidak dapat menentukan sikapnya sendiri menurut peraturan di US.
Karenanya dia harus ditemani oleh ibunya. Syekh bertanya kepada sang ibu “kenapa
anda mengantar anak anda masuk Islam sedang Anda sendiri tidak Islam”. JawaDari
beliau saya mendengar banyak cerita menarik seputar perkembangan Dakwah di US,
khususnya di wilayah San Diego, California. Pengalamannya, beliau pernah
mengislamkan seorang Rabby Yahudi, yang menceritakan bahwa motif masuk islamnya
adalah karena banyak menemukan ketidak benaran dalam ajaran agama yang dia anut
sebelumnya, dan Islam adalah agama yang paling sesuai dengan Fitrah insany.
Belakangan Muallaf yang satu ini mengikuti kegiatan dakwah Jama’ah Tabligh yang berpindah dari satu
Masjid ke Masjid lainnya untuk berdakwah.bnya, saya membesarkannya dengan baik,
menjauhkanya dari drug dan prilaku yang buruk yang banyak menimpa anak muda di
sini. Aku sendiripun menjauhi perbuatan-perbuatan itu, sekarang aku mau anakku
ini tumbuh bersih dan jauh dari perbuatan-perbuatan menyimpang itu, dan aku
melihat, cara satu-satunya adalah hidup dalam naungan Islam. Karenanya aku rela
mengantar dia kemari untuk masuk Islam. Anak itupun bersyahadat. Masya
Allah.
Syekh Syarif sekarang sedang menduduki posisi
ketua Majelis Antar Agama untuk daerah San Diego. Majlis ini adalah forum
komunikasi yang sangat berharga bagi ummat Islam untuk menjelaskan apa itu Islam
kepada masyarakat Amerika. Dulu yang memegang peran ini untuk menjelaskan Islam
kepada public adalah orang Yahudi dan Hindu. Tetapi setelah kita masuk ke dalam
forum ini, kita lah yang menjelaskan Islam kepada public. Di majelis ini kita
tidak merendahkan diri atau menjual agama kita kepada non Muslim untuk
menyenangkan mereka, akan tetapi kita mengajarkan Islam kepada mereka dengan
benar.
Kejadian menarik saya alami hari Kamis 23
Juli, ada seorang pemuda berkulit hitam, ketika selesai shalat zuhur, saya
dipangil oleh pengurus Masjid al-Ribath di La Mesa, untuk mendengarkan ungkapan
anak muda itu. Performen anak muda ini aeperti anak muda gaul lainnya, di
telinganya masih ada anting di kiri kanan, tetapi di tangan kanannya, ada
terjemahan alqur’an yang
agak tua. Nampaknya ia sudah lama membaca kitab itu. Kami kira dia sudah siap
bersyahadat, rupanya dia masih mengkaji Islam. Ketua Masjid, Brother Munir, asal
Mesir, mengatakan bahwa masjid kita memiliki program setiap ahad (Sunday Class)
untuk Muslim baru. Silakan anda datang dan menanyakan apa saja yang mengganjal
dalam pikiran anda tentang Islam. Lalu saya usulkan kepada beberapa
jama’ah yang berkerumun di
depan lelaki itu, mari kita jelaskan secara singkat tentang Islam kepada beliau,
beberapa menit saja, tanpa menunggu datangnya hari Ahad, lalu setelah itu, jika
ada pertanyaan lanjutan, ia bisa datang pada hari Ahad. Sang Ketua menyambut
saran saya, beliau pun mulai menjelaskan singkat tentang wahyu yang diturunkan
kepada Nabi-nabi sebelum Muhammad Saw. Sejarah singkat risalah Musa, Isa
alaihimussalam dalam beberapa menit. Namun karena saya harus meninggalkan tempat
itu, sayapun permisi. Pada waktu Maghrib, saya datang kembali ke Masjid itu,
saya terkejut ketika melihat anak muda tadi masih ada di Masjid. Saya bertanya
kepada Sdr Munir, bagaimana kisah anak muda tadi? Kata Munir, anak muda itu
sudah masuk Islam tadi setelah anda berangkat beberapa menit. Sungguh
menggetarkan jantung saya.
Karena ketika saya masih di situ, Munir bertanya,
bagaimana kalau anda sekarang bersyahadat? Dia menjawab belum siap. Masih mau
belajar. Tetapi beberapa menit setelah itu, Munir menerangkan kepada beliau
dengan bertanya, Apakah Anda percaya (Iman) kepada Allah Swt? Ia menjawab “ya”.
Munir bertanya lagi, apakah Anda percaya kepada Nabi-nabi seperti Ibrahim, Nuh,
Dawud, Musa dan Isa? Ia menjawab “ya”. Lalu kata Munir melanjutkan, Nabi
Muhammad hanya meneruskan garis para Nabi-nabi sebelumnya menyuruh manusia
menyembah Dia dan tidak mensekutukanNya dengan yang lain. Apakah Anda percaya
kepada Muhammad? Lelaki itupun menjawab : “kalau begitu ya”. Munir langsung
mengatakan berarti Anda sudah siap bersyahadat, Lelaki itupun mengucapkan
Syahadatnya, Asyhadu an Laa Ilaaha Illallah wa Anna Muhammadan Rasulullah.
Maghrib dan Isya, ia sudah melaksanakan Shalat berjamaah bersama
jama’ah Masjid al-Ribath di
La Mesa, California. Subhanallah. Tak usah kaget, hal seperti ini sudah biasa
terjadi dimana-mana di Amerika. Dengan penjelasan simpel dan tak berbelit-belit,
seseorang merasa percaya kepada Islam, merekapun bersyahadat. Mirip seperti
kisah-kisah di zaman Rasul dan Shahabat Nabi dahulu kala. Sementara non Muslim
di negeri kita, sudah dijelaskanpun tentang Islam dan mereka juga sudah banyak
mendengar tentang Islam, namun hati mereka keras tidak dapat menerima Hidayah
Allah Swt.