Hari hari kita pikirkan dan bicarakan tentang kepentingan dunia, mari kita luangkan sedikit waktu untuk pikirkan dan bicarakan tentang perkara agama, tentang kebesaran Alloh, satu satunya bekal kita nanti pulang ke "Kampung Akhirat" dan untuk apa sebenarnya kita sebagai manusia Alloh SWT ciptakan di dunia ini...

Thursday, November 3, 2011

Bayan / Penjelasan Agama Maulana Saad Al Khandalawi VI

  • Tujuan dawah berhasil jika iman dan amal ada peningkatan.
  • Seorang mumin dalam kegiatan sehari-hari (seperti sholat), bergerak atau tidak merupakan amal.
  • Ghas (Jaulah) dibuat sebelum adzan seperti terjadi yang terjadi di Madinah zaman sahabat.
  • Peringatkan orang lain tentang adzab Allah untuk perbaikan diri sendiri.
  • Dawah seperti seorang pedagang yang berusaha menawarkan dagangan sebaik mungkin untuk keuntungan diri sendiri.
  • Dawah bukan pidato, harus disertai dengan amal.
  • “wa man ahsanu qoulammimmandaa ilaLLah…” -> qoulan = agama.
  • Syetan menghalangi dengan mengatakan “kamu dawah tapi tidak beramal”, maka kondisi orang tersebut tidak berdawah dan tetap dalam keadaan tidak beramal.
  • “fadzakkir fainnadzdzikra tanfaulmuminiin” adalah dalil pentingnya beramal secara ijtimai.
  • Amal ijtimai mencegah dari kelalaian, jika amal fardhu tanpa ijtimai agama akan rusak.
  • Amal ijtimai bukan sekedar hubungan antar mumin, tetapi ini adalah perintah Allah.
  • Satu-satunya asbab kerusakan umat saat ini karena dawah ditinggalkan, tidak yakin dengan amal agama sehingga akhirnya menjual agama.
  • Kisah-kisah sahabat bukan sekedar cerita lama, tetapi merupakan amalan-amalan yang bisa kita amalkan.
  • Hanya dengan dawah ilaLLah untuk meningkatkan iman.
  • Dawah ilaLLah untuk orang mumin, bukan untuk orang musyrik -> “Yaa ayyuhalladzima aamanuu hal adullukum….”
  • Kalau dawah kepada orang musyrik disebut dawah ilal islam.
  • Dengan dawah ilaLLah kita selalu membicarakan kebesaran-kebesaran Allah, pasti akan meningkatkan iman dan amal agama menuju kepada pemurnian tauhid.
  • Mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan dawah (ijtimai) untuk meningkatkan kualitas amal infirodi.
  • Amal infirodi tidak meningkatkan iman, tetapi untuk melengkapi amal, sabda RosuluLLah: “Jaddiduu iimaanakum…” -> kum menunjukkan amal ijtimai.
  • Jika kita sampaikan kalimat “laa ilaaha illaLLah” syirik dalam hati kita akan keluar dengan sendirinya.
  • Yakin atas perkara-perkara yang ghoib “… alladziinaa yuminuuna bilghoib…”.
  • Usaha dawah atas iman akan memperoleh:

1. Istiqomah atas perintah-perintah Allah
      • Istiqomah setelah ada ujian dari Allah, tidak ada istiqomah jika tidak diuji.
      • Riya adalah syirik amal, condong kepada selain Allah.
      • Tidak ada karena aku, tetapi karena Allah yang kuasa.
      • Mujizat nabi, karomah wali adalah perbuatan Allah, diberikan kepada manusia karena kemulaiaan akhlaq dan taqwanya.
      • Manusia adalah muhtaj (membutuhkan Allah dalam segala keperluannya).
      • Allah tidak suka orang yang berdoa tetapi belum buat amal.
      • Perbedaan doa dan dawah, doa -> mohon ke Allah, dawah -> Allah yang akan memberi.
      • Tidak ada kalimat “kebetulan”, semua berlaku atas kudrat / perbuatan Allah.
      • Kiamat untuk semua orang (kiamat kubra) akan terjadi jika tidak ada lagi orang yang mengakui segala sesuatu adalah ciptaan Allah.
      • Janji Allah hanya ada dalam amal, tidak ada dalam asbab.
      • Jika masih percaya dengan asbab, amal akan sia-sia.
      • “Iyyaaka nabudu wa iyyaaka nastaiin” -> Berdoa dahulu baru bekerja.
      • Nafikan asbab dengan doa, baru kemudian kerjakan amal dengan hanya bergantung kepada Allah.
      • Orang yang lapar untuk Allah tidak akan dihisab pada hari kiamat.
      • Sahabat gembira dalam kemiskinannya, mereka sedih dengan kekayaannya.
      • Segala sesuatu bisa menjadi ujian melalui asbab.
      • orang musyrik / kafir gembira dengan asbab dan tenang dengannya.
2. Yakin dengan janji-janji Allah
      • Yakin dengan pertolongan (janji) Allah seperti pertolongan Allah dalam kisah-kisah nabi dan para sahabat.
      • Sahabat tidak percaya pada perkara-perkara dzahir, pertolongan Allah datang bukan karena mereka sahabat.
      • Sekarang adalah zaman penipuan dengan asbab, seolah-olah pertolongan Allah sudah tidak ada lagi.
      • Pertolongan Allah untuk umat akhir zaman 50 (lima puluh) kali dari sahabat, dan ganjarannya 70 (tujuh puluh) kali dari sahabat (muntakhab).
      • Kita cerita tentang nusroh Allah kepada para sahabat, tetapi kita tidak yakin nusroh Allah pada kita.  Nusroh Allah tidak berhenti.
      • Cerita sahabat untuk belajar yakin bukan sekedar sejarah, kita pelajari apa amalan mereka yang menyebabkan nusroh Allah datang.
      • Bembira saat bertemu dengan Allah dalam shalat.
      • Utamakan amalan daripada asbab.  Bukan meninggalkan asbab, tetapi jangan percaya asbab.
      • Contoh:   Jika mendengar adzan tingalkan segala urusan untuk Allah (surat al-Jumuah).  Sambut adzan dengan lisan dan perbuatan.
      • Contoh:   Shalat dua rakaat dahulu baru kemudian kerjakan asbab dengan dzikruLLah.
      • Amal taat pada ilmu, amal mamum pada ilmu.  Jika tidak kama asbab akan menjadi tuhan.
      • yahudi dan nasrani menjadikan asbab sebagai tuhan mereka.
      • GhoiruLLah tidak pantas disembah, jika alim ulama menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal ini akibat lebih percaya kepada asbab.
      • yahudi dan nasrani tahu hukum-hukum Allah tetapi lebih percaya pada asbab.
      • Ilmu adalah segala sesuatu yang menjadikan manusia taat kepada Allah, selain itu adalah arts (seni).
3. Ikhlas dalam amal
4. Yakin dengan ganjaran yang diberikan Allah
  • Tahapan kerja Maulana Ilyas:
    • Membayar gaji orang untuk buat dawah tetapi tidak berhasil.
    • Membangun 250 madrasah, tetapi tidak berhasil.  Uang habis sehingga sekeluarga kelaparan.  Di madrasah “Kasyful ulum” santri, ulama & keluarga sejak itu biasa lapar.  Putranya Maulana Yusuf  (anak tunggal) kelaparan, mengorek-orek tepung gandum untuk makan, Maulana Ilyas berdoa (shalat hajat), doa diterima dan sejak saat itu yang datang ke masjid Banglawali tidak pernah lapar.
    • Mengajak manusia untuk berkorban dengan harta dan diri di jalan Allah berhasil.
  • Maulana Yusuf tiap hari bayan subuh 3 jam denga berdiri hingga akhir hayat.  meninggal usia 48 tahun di jalan Allah sesuai dengan doanya.  Beliau biasa bekerja keras di dawah ini, tidak tidur lebih dari 4 5 jam perhari.
  • (Tambahan dari pentarjim) -> Pikir akhirat seperti membawa mobil, lihat ke depan (akhirat) konsentrasi penuh untuk mencapai tujuan, sekali-kali lihat ke kaca spion (dunia) untuk keseimbangan hidup.