Saat kita duduk-duduk di depan rumah kita,
suasana kampung pun sedang rame. Menjelang sore, tiba-tiba dan kejauhan lewatlah
seseorang yang mengendarai sepeda kumbang dengan muatan beras di belakangnya.
Ketika ia lewat di jalan depan rumah kita, terlihat karung beras itu bocor dan
si pengendara sepeda tidak menyadarinya. Maka tanpa diminta dan dikomando kita
akan berteriak mengingatkan si pengendara sepeda bahwa karung beras muatannya
bocor. Didorong oleh kerisauan dan rasa kasihan serta khawatir terhadap si
pengendara sepeda tadi takut takut kalau tidak secepatnya diingatkan dan ia tidak
menyadarinya maka ketika sampai rumah beras sudah habis tercecer di sepanjang
perjalanan.
Ini baru sebentuk keri-sauan kita akan keadaan
dunia si pengendara sepeda tadi. Bagaimana halnya dengan kerisauan kita yang
menyaksikan hari ini banyak orang yang tidak mengamalkan agama. Banyak orang yang
meninggalkan shalat, tidak mengenal perintah Allah Swt. dan cara hidup Nabi-Nya.
Maka seyogianya kerisauan kita lebih besar lagi. Sudahkah ???