Si Kancil yang cerdik suatu han mengelabui
Singa si raja hutan. Si Kancil berkata kepada Singa, “Sebenarnya akulah si raja
hutan”
Singa kaget dan marah, “Berani benar kamu
bicara seperti itu, hewan jelek!” ujar Singa sambil hersiap memangsa si
Kancil.
“Tunggu dulu, man kita buktikan omongan aku
tadi!” tantang si Kancil.
Akhirnya si Singa memenuhi tantangan si
Kancil. “Wahai Singa, man kita berjalan memasuki hutan dan engkau berjalan di
belakangku!” kata si Kancil.
Keduanya berjalan memasuki hutan. Si Kancil
berada di depan dan Singa berada di belakangnya. Setiap hewan yang ditemui
selalu ketakutan dan menundukkan kepala kepada si Kancil. Dengan percaya din si
Kancil berkata, “Tuh kan benar apa yang saya omongkan, mereka begitu
menghormatiku, mereka takut kepadaku karena akulah si raja hutan.”
Sebenarnya yang ditakuti binatang-binatang itu
bukanlah si Kancil tetapi Singa yang ada di belakangnya. Begitulah seharusnya
sikap seorang muslim (da’i).
Ia bangga mempunyai pelindung yaitu Allah Swt. Sang Maha Penolong. Ta mesti
percaya din karena ada Allah Swt. di belakangnya. Kemana pun seorang
da’i yang ikhlas bergerak
untuk da’wah maka kekuatan
Allah Swt. selalu bersamanya. Apabila kekuatan Allah Swt. sudah menyertainya
maka tidak akan ada saw kekuatan pun di muka bumi mi yang bisa
mengalahkannya.