Harga seorang manusia adalah pada fikirnya.
Berbeda dengan binatang, sepuluh ekor kerbau atau sapi tetapi ada yang gemuk
atau yang kurus maka harganya pun berbeda. Karena harga sapi pada dagingnya
tentu sapi yang paling gemuk harganya lebih mahal. Begitupun harga seekor burung
perkutut misalnya adalah pada keindahan suaranya, harga seekor kuda adalah pada
kecepatan berlarinya, dan lain-lain. Tetapi harga seorang manusia adalah
tenletak pada akal fikirannya.
Ditamsilkan dengan seorang Kepala Desa. Dia
memikirkan kemajuan dan kesejahteraan desanya. Ia pun mendapat gaji tetapi
gajinya itu tidak lebih tinggi dan seonang camat yang fikirnya lebih tinggi
yaitu memikirkan kemajuan dan kesejahtenaan manusia satu kecamatan. Tapi gaji
seorang Camat jauh di bawah seorang Bupati karena fikirannya lebih tinggi
dibanding camat yang hanya memikirkan masyarakat satu kecamatan sementara Bupati
memikirkan kemajuan dan kesejahteraan manusia satu kabupaten. Gaji seorang
bupati lebih kecil dan gaji seorang Gubernur. Gubernur memeras otaknya untuk
kemajuan dan kesejahteraan masyarakatnya satu provinsi jadi sangat wajar bila
gajinya pun lebih tinggi dan bupati. Tetapi kepala desa, camat, bupati dan
gubernur gajinya jauh di bawah seorang Presiden. Karena lingkup wilayah dan
fikirannya untuk kemajuan dan kesejahteraan ratusan juta rakyatnya di satu
negara maka tidak heran bila gaji Seorang Presiden paling tinggi.
Tetapi gaji presiden masih kalah dengan
seorang Da’i akhir zaman. Ia
memikirkan keselamatan seluruh manusia di seluruh alam agar mengalami kesuksesan
hidup, kejayaan dan keberuntungan di dunia dan di akhirat. Sementara yang
menggajinya adalah Allah Swt. yang menghidupkan manusia; presiden, gubernur,
dli.. Sudah tentu gaji dan Allah tidak bisa dibayangkan dan dibandingkan dengan
harta benda dunia yang sementara, semu dan sedikit mi. Maka meletakkan fikir
sebagaimana fikir. Rasulallah saw, yang diutus untuk ummat seluruh ‘alam adalah Sebuah keniscayaan. Dengan
fikir yang paling tinggi yaitu “seluruh alam” tetapi kerja maqami dan intiqali
yang maksimal, meningkat, istikhlas dan istiqamah maka insya Allah seorang
da’i akan dipilih, digunakan
dan dijadikan penyebab turunnya hidayah di seluruh permukaan bumi
ini.