Bukti bahwa dunia adalah main-main akan tampak
pada tamsil berikut:
Dalam sepak bola dikenal adanya pemain
bola.Dan orang pun sepakat (antara yang main dan yang menonton) bahwa yang
mengiring bola di lapangan dan menjaringkannya ke gawang, sibuk menjaga dan
mengopernya adalah pemain, bukan pesungguh. Karena hakekatnya yang sibuk. dengan
urusan bola adalah pemain sepak bola. Meskipun dia seorang pemain sepakbola
kaliber dunia, tetap saja hakekatnya dia sama saja dengan pemain sepak bola
kelas desa atau kelas nasional, sama-sama pemain. Semuanya bukan
sungguh-sungguh. Namanya saja pemain bukan pesungguh.
Begitu pun dengan dunia, Allah Swt. telah
memberitakan dalam banyak ayat al QurÙ„n, dikuatkan oleh Hadits-hadits Nabi saw.
bahwa dunia mi adalah main-main, bukan sungguh-sungguh. Sehingga pemain dunia
itu pada hakekatnya semua sama. Hanya ada kelas tinggi/ internasional (seperti
pemain sepak bola kaliber dunia tadi) dan ada yang kelas biasa-biasa dan kelas
rendah (kelas lokal). Yang membedakan antara pemain dunia kelas tinggi dan kelas
biasa dan rendah untuk sementara waktu hanyalah pada kostum (kekayaan) dan
lapangan sepak bolanya (jabatan). Setelah permainan usai maka para pemain tadi
pun kembali menjadi bukan pemain lagi.
Dunia memang main-main. Yang han mi kaya
mungkin besok jatuh miskin, han mi sehat besok bisa jadi sakit, han mi dihina
besok ada harapan dipuja-puja, tak ada kesunguhan di dalamnya. Sadarilah...
karena kita pun sedang terlibat dalam permainan dunia, maka jangan lupa kalau
permainannya sudah selesai (saat kematian) maka kita akan menjadi pesungguh di
alam akherat nanti. Jika dalam permainan sepak bola yang hanya main- main itu
pemainnya bersungguh..sungguh maka ia akan menjadi pemain kelas dunia. Apalagi
untuk akherat yang membutuhkan kesungguhan kita pun haruslah ekstra
sungguh-sungguh sebagai pemain dunia supaya nanti terkenal di akherat sebagai
pemain dunia dengan prestasi untuk akherat (melalui amalan agama).