Suatu kali syech ilyas rah.a diundang pada
suatu acara perkawinan oleh orang yang mencintainya. Ia seorang khawas/kaya dan
punya jabatan.
Ketika beliau sampai diacara tersebut beliau
terdiam karena acara dimeriahkan oleh musik dan tari ala India.
Syech terlihat sedih dan melihat perkawinan
seorang islam dengan cara orang kafir.
Dengan hikmahnya syech telah panggil tuan
rumah, lalu beliau rah.a telah bertanya .
Syech : “Apakah ini pesta perkawinan anak
kamu?”
Tuan rumah katakan : Ya…!
Syech : “Apakah dalam acara ini kau megundang
semua orang?”
Tuan rumah katakan : Ya…!
Syech katakan : “Apakah pejabat-pejabat negeri
ini kamu undang?”
Tuan rumah katakan : Ya…!
Syech katakan “apakah seluruh keluarga dan
kerabat kamu undang?”
Tuan rumah katakan : Ya…!
Syech katakan : “Apakah tetangga dekat dan
jauh semua juga kamu undang?”
Tuan rumah katakan : Ya…!
Syech katakan : “Apakah seluruh
pekerja-pekerjamu kamu undang?”
Tuan rumah katakan : Ya…!
Syech katakan : “Apakah pelayan di rumah ini,
tukang kebun, tukang cuci, tukang wc kamu, kamu juga undang?”
Tuan rumah katakan : Ya! Bahkan.
Syech lyas rah.a terdiam sedih, maka beliau
katakan : “Wahai saudara!” kamu telah undang dalam pesta perkawinan anakan kamu
semua orang, kamu undang para pejabat, kerabat, tetangga, bahkan pekerja sampai
tukang bersih wc kamu, tetapi apakah
kamu mengundang Allah SWT didalam pesta
kamu?
Orang itu terdiam dan menyadari bahwa Allah
SWT tak hadir dalam pesa perkawinan anaknya karena tidak pakai cara nabi SAW
melainkan cara orang kafir dengan pesta musik dan tari wanita.