Halaqah hewan yang terdiri dan sapi, kambing,
anjing dan babi sedang muzakarah. Tiba-tiba topik pembicaraannya menyangkut
persoalan khidmat dan manfaat diri mereka kepada manusia.
Sang sapi berkata kepada kambing, “Sungguh,
akulah yang paling banyak berkhidmat dan bermanfaat kepada manusia, karena
badanku besar, dagingku banyak, bila diqurbankan bisa untuk tujuh jiwa dan
namaku dijadikan nama surat dalam al Quran (Al Baqarah). Tetapi kamu kambing,
apa manfaatnya?”
Maka kambing berkata, “Aku ini biar pun
badanku kecil, tetapi dagingku sangat disukai oleh manusia, kulitku bisa
dijadikan jaket dan sepatu oleh manusia, bisa juga dijadikan rebana, bahkan jika
diperhalus dan diwangikan bisa menjadi sampul Al Quran. Daripada kamu, anjing,
apa manfaatnya untuk manusia.”
Maka anjing terperanjat dan merasa ingin
bersaing, ia pun menimpal, “Aku juga berguna untuk manusia, aku dapat menjaga
hartanya, aku dapat membantu tuanku berburu di hutan, aku juga dapat mencegah
orang lain yang tidak disukai oleh tuanku untuk memasuki rumahnya dan
mengusirnya, aku bisa membantu polisi untuk melacak kejahatan manusia, dan aku
adalah satu-satunya hewan yang dapat menyertai manusia memasuki Jannah (dalam
Ashabul Kahfi). Daripada kamu hai babi.”
Maka sang babi pun menimpal, “Walaupun wajahku
buruk, dan aku ditetapkan dalam Al Quran sebagai hewan yang najis bagi manusia,
tetapi jika aku mati, maka aku menjadi tanah dan habislah persoalan hidupku,
daripada manusia yang ingkar kepada Allah, setelah mati ia akan dihidupkan lagi
dengan kekal dan harus mempertanggung jawabkan semua perbuatannya di hadapan
Allah dan ia akan dibakar di dalam neraka selama-lamanya.”
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Kami telah
memperingatkan kepadamu (hai orang ingkar) siksa yang dekat, pada hari manusia
melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang ingkar
berkata:"Alangkah baiknya Sekiranya dahulu adalah tanah". (Qs. An Naba :
40)