Allah azza wa jalla menjadikan kita umat
Rasulullah saw
Ada orang yang beriman dari kalangan laki-laki
dana ada yang beriman dari kalangan wanita
Dari saat pertama Rasulullah saw diberikan
tanggung jawab da’wah, maka
pada saat itu jugalah seorang wanita mengikuti da’wah beliau
Yang paling pertama bersyahadat adalah
istrinya Nabi Muhammad saw, Khadijah Al kubra r.ha.
Yang paling pertama bekorban harta untuk agama
adalah kalangan wanita yaitu Khadijah Al Kubra r.ha
Yang pertama kali syahid untuk agama adalah
dari kalangan wanita yaitu Sumayah r.ha
Yang paling pertama memberikan kabar gembira
tentang diterimanya da’wah
Nabi Muhammad saw dan mendukung pengorbanan Rasulullah saw yaitu Khadijah Al
Kubra r.ha
Ketika detik pertama DA’wah dimulai, maka yang pertama bekorban
adalah keluarga Rasulullah saw. Ketika Rasulullah saw berda’wah hingga di lempari tanah dan ludah,
maka yang membersihkan wajahnya adalah putrinya, Zainab r.ha.
Ketika Rasulullah saw shalat dan dilempari
dengan kotoran unta, maka yang membersihkannya adalah putrinya. Ketika
da’wah dimulai, maka
Ruqayyah dan Ummu Kultsum r.ha dihadapan Rasulullah saw telah diceraikan oleh
para suaminya yang masih kafir.
Ketika seorang Nabi diutus untuk
berda’wah dan da’wah mereka dibantu oleh istrinya, maka
da’wah berkembang sangat
cepat. Tetapi jika mereka berda’wah sedangkan istrinya tidak mengikuti da’wah mereka, maka da’wah akan berkembang sangat lambat bahkan
dari keluarga mereka akan ada penentang dari pada da’wah agama.
Nabi Nuh a.s ketika buat usaha da’wah tidak dibantu oleh istrinya, maka
da’wah beliau sangat lama
waktunya bahkan anaknya sendiri tidak mau menyertai beliau.
Nabi Luth a.s ketika buat da’wah sedangkan istrinya tidak
mendukungnya maka istri beliau menjadi seorang penentang da’wah Nabi Luth a.s dan tidak beriman
kepada Allah azza wa jalla.
Sebaliknya, Nabi Ibrahim a.s ketika buat
da’wah dan didukung oleh
istrinya, dimana istrinya buat da’wah seperti juga yang dibuat oleh Nabi Ibrahim a.s maka Allah azza
wa jalla telah lahirkan Nabi Ismail a.s yang punya kedudukan tinggi. Bahkan
karena istri nabi Ibrahim a.s buat da’wah, maka istrinya sendirilah yang mentarbiyah Nabi Ismail a.s
dalam hal agama. Bahkan Allah azza wa jalla telah membanggakannya di dalam
Alqur’an dan ajaran Nabi
Ibrahim a.s telah diperintahkan untuk kita ikuti hingga sekarang yaitu
millah-nya Ibrahim a.s. Ini adalah dikarenakan da’wah Nabi Ibrahim a.s diikuti oleh
istrinya sehingga lahir nabi Ismail a.s dan dari keturunan-keturunan beliau
lahirlah Nabi Muhammad saw.
Apabila kaum lelaki buat da’wah, sedangkan istrinya tidak
dilibatkan, maka ketika suami keluar di jalan Allah azza wa jalla maka sang
istri akan mengeluh kepada orang lain bahwa suaminya tidak bertanggung jawab dan
sebagainya.
Sebaliknya apabila istri dilibatkan dalam
da’wah, ketika sang suami
sedang lemah dalam berda’wah, maka sang istri akan menjadi penyemangat bagi suaminya dan
akan selalu mendukungnya dalam keadaan susah maupun senang.