Kalau kita punya kebun di Riau maka sekali
dalam sebulan atau sekali dalam dua bulan kita akan kesana untuk meninjau
keadaan kebun kita. Karena sering kesana kita pun akan berniat membangun sebuah
rumah kecil disana. Rumah yang dibangun disana tentu sederhana tidak sebagus
rumah kita yang di Medan. Karena kita faham betul untuk apa bangun rumah yang
bagus di kebun. Toh, kita kesana hanya sekali sebulan. Rumah kita yang
sebenarnya ya di Medan di kebun hanya rumah sementara. Begitulah hakekat dunia,
kita sudah tahu betul rumah kita yang sebenarnya ya di Syurga. Rumah kita yang
didunia ini hanya sebentar saja.
Saya tinggal di Medan dan sebentar lagi saya
akan pindah ke Jakarta. Masihkan kita akan sibuk untuk memperbaiki keadaan rumah
kita yang di Medan? Catnya sudah mulai pudar. Atapnya ada yang bocor. Kita akan
menjawab : “Tidak” karena kita faham betul sebentar lagi akan pindah kerumah
yang baru. Kita pasti dan pasti berpindah ke alam akhirat kerumah kita yang
lebih bagus dan indah tapi sayang seribu kali sayang. Kita lebih disibukkan
memperbaiki rumah kita didunia yang bakalan ditinggalkan.
Kesenangan-kesenangan duniawi itu hanya
sebentar dan tidak kekal. Janganlah orang terperdaya dengan
kesenangan-kesenangan dunia, serta lalai dari memperhatikan urusan akhirat. Maka
dunia ini dijadikan untuk kita dan kita jadikan untuk akhirat
Allah SWT berfirman : “dan Tiadalah kehidupan
dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. dan sungguh kampung
akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu
memahaminya?” (QS Al An'aam 32)
Seorang ulama mengatakan : Siapa yang sempurna
akal, maka ia rela dengan sederhana didunia, dan tidak sibuk memperbanyak dan
sibuk beramal untuk akhirat sebab akhirat itulah tempatnya nikmat yang kekal
sedangkan dunia hanya sementara.
Meninggalkan dunia sebelum ditinggalkannya
Membangun kubur sebelum dimasuk kedalamnya
Mengerjakan apa yang diridhoi Allah SWT
sebelum menghadap kepadaNya
Alfudhail bin Iyaadh berkata: "Kejahatan itu
semua dikumpulkan dalam sebuah rumah sedang kuncinya adalah cinta kepada dunia
dan kebaikan itu juga dikumpulkan dalam rumah dan kuncinya adalah zuhud (tidak
tamak rakus) pada dunia."
"Pada hari kiamat kelak akan tiba dunia
berlagak dengan keindahannya, lalu berkata: "Ya Tuhan, jadikanlah aku rumah
untuk sebaik-baik hambaMu." Jawab Allah SWT : "Aku tidak rela kamu menjadi rumah
mereka, jadilah kamu sebagai debu yang berhamburan." Maka seketika itu menjadi
debu yang berhamburan."