Ketika kami keluar di Kota Malang tepatnya di
Batu Malang tahun2005
Pertama kami keluar tepat di halaqahnya,
dihalaqahnya ada pesantren Hafidz Qur’an yang diasuh ustad tamatan dari Libiya.
Ada satu orang anak muda santri disitu sudah
hafal 28 juz namanya Fuad.
Kami dihantar didaerah dingin dan terakhir
kami dihantar lagi ke halaqah sebelum pulang ke Temboroh lalu ke Jakarta dan
Medan.
Hari terakhir kami dihalaqah seperti biasa
ba’da Isa khususi. Kebetulan
waktu itu saya di putus khususi ulama besar di kampung itu.
Setelah pulang khususi jumpa dengan si fuad
dan dia bertanya : “Bang, bagaimana kargozarinya jumpa dengan ustadz itu?”
Amir shaf katakan : “Supaya kargozarinya seru
kita beli makanan dulu”.
Si Fuad bersedia khitmat kepada jamaah.
Biasanya kalau beli makanan saya dan Dr. Dewanto yang khitmat beli makanan
tetapi si Fuad mengatakan saya saja karena jamaah sudah mau tangguh besok.
10 menit kemudian kami dapat kabar si Fuad di
tabrak mobil tidak sadarkan diri. Semua jamaah berhamburan kedepan untuk
melihatnya. Ternyata betul si Fuad sudah tergeletak di tanah. Kargozari orang
tempatan. Dia ditabrak Mobil kemudian motor (kereta) dan terahir mobil lagi.
Jadi 3 3 ditabrak dan kepalanya mengeluarkan darah yang banyak.
Ketika itu ada polisi yang lewat. Dengan
menggunakan mobil polisi kami bawa si Fuad kerumah sakit. Setelah darah
dibersihkan, kami menyadari bahwa rumah sakitnya kristen punya. Tanya dengan pak
polisi masih ada rumah sakit umum yang muslim. Ada kata polisi tetapi agak jauh.
Kami tanyakan berapa biaya rumah sakitnya. Susternya katakan “Gratis saja pak,
karena baru kali ini kami melihat jenazah, matinya sambil tersenyum” Rupanya si
fuad telah meninggal dunia.
Dengan perasaan sedih kami pun membawa
mayatnya kerumah sakit umum. Sampainya disana polisi kordinasi dengan bagian
rumah sakit mayatnya harus di fisum. Setelah di fisum biayanya dikenakan 500
ribu. Jamaah musyawarah besok saja mayatnya diambil karena belum ada persetujuan
dengan pimpinan pondok.
Alamat si Fuad ini tidak ada yang tahu. Data
yang ada Cuma dia tinggal di kota A (saya sudah lupa nama kotanya). Jam 12 Malam
itu di telepon ke kantor polisi dikota A tersebut. Supaya menanyakan dimana
Alamat si Fuad dikota tersebut. Ajib, jam 2 malam kami sudah dapat kabar dari
sana. Alamatnya disini dan nama orang tuanya ini. Padahal kota itu sangat luas
sekali dalam jangka 2 jam dan tengah malam datanya sudah dapat. Ini bukan
kerjanya polisi lagi tetapi kerjanya malaikat.
Tidak tahu alamatnya, tidak tahu nama orang
tuanya. Inilah kuasa Allah SWT.
Paginya kami kerumah sakit untuk mengambil
jenazahnya. Kebetulan supir ambulannya sudah pernah keluar 3 hari. Kami kesana
bersama beliau dan sampai dirumah sakit. Jumpai kepala bagian kamar mayat dan
dia mengatakan : “Masalah biayanya gratis saja” Subahanallah.
Sesampainya di mesjid kami mandikan, shalatkan
dan dihantar mayatnya ke kampung halamannya.
Setahun kemudian saya berangkat ke jakarta dan
berjumpa dengan orang Malang dan dia bagi Kargozari. Masih ingat gak suster yang
kristen yang mengatakan : “Gratis saja pak, karena baru kali ini kami melihat
jenazah, matinya sambil tersenyum” sekarang sudah masuk islam.
Subahanallah
Motor yang menabrak si Fuad itu anak karkun
dan sudah 10 tahun ayahnya mengajaknya dia tidak mau juga keluar. Asbab kejadian
itu anak tersebut mau keluar 3 hari.
Pengalaman saya yang paling berkesan dengan si
Fuad dan sampai sekarang pun masih saya ingat. Ketika kami berjaulah, waktu itu
saya yang Mutakallim dan berjumpa dengan orang kristen dan kami tidak tahu dia
kristen dan saya mengatakan : “Maaf pak, kami mau mendatangi saudara-saudara
kami yang muslim”. Setelah beranjak dari rumah itu si Fuad sebagai dalil
mengatakan kepada saya : “Bang kalau jumpa dengan orang kristen jangan minta
maaf tetapi itulah kesempatan kita buat dakwah, Sebaiknya yang dikatakan, kami
mau menyampaikan satu kalimat yang hak kepada bapak (Laa ilaha ilallah)”. Dan
sampai hari ini ketika jaulah jumpa dengan orang kristen maka hal ini saya
lakukan.
Waktu itu Maulana Mustaqim yang data ke
Temboro. Didalam bayannya beliau mengatakan : “orang yang sukses dalam dakwah
itu bukan yang bisa keluar 40 hari 4 bulan dan buat maqami tetapi orang yang
sukses dalam dakwah adalah orang yang mati dalam buat dakwah.
Semoga Allah SWT matikan kita dalam dakwah.