Alhamdulillah, 1 jama’ah dari Jeddah dan Makkah sedang
bergerak di Bandung selama 2 pekan. Kemarin Amir nya memberikan bayan di malam
markaz. Amirnya bekerja di Saudi Airlines, tapi juga seorang Hafidz 30 juz dan
‘alim. Total
jama’ah ada 5
orang.
Alhamdulillah, kerja da’wah di Saudi berkembang pesat walaupun kerja mereka masih tidak terang-terangan seperti di Indonesia terkait dengan pemerintahan disana. Mereka masih dapat mengeluarkan jama’ah 4 bulan dan 40 hari dengan lancar. Jama’ah ini sendiri bergerak 40 hari di Indonesia.
Para ‘ulama disana alhamdulillah senang dengan usaha da’wah. Begitu juga para imamnya. Mereka sudah bersilaturahim dengan Imam As Sudais, Ash Shuraim dan lainnya, dan mereka senang dengan usaha ini. Adik dari pengarang buku Laa Tahzan juga aktif dalam usaha da’wah ini. Sedangkan abangnya (sang pengarang) sudah ada keniatan untuk keluar beberapa hari, tapi belum menjumpai waktu yang pas. InsyaAllah do’akan saja…
Beberapa karguzari dari jama’ah ini [di tarjimkan oleh ust. Husni
Cianjur]:
Satu jama’ah dari Mesir dikirim ke daerah
pedalaman Sudan. Daerah tersbut hanya bisa ditempuh dengan mengendarai onta.
Mereka berjalan hingga memasuki daerah pedalaman tersebut. Dan masyaAllah dan
Na’udzubillah, sesampainya
di sana, mereka menjumpai beberapa wanita Germany yang telah lama tinggal disana
dan bekerja sebagai misionaris. Ajib, wanita-wanita Germany ini sudah tinggal
disana sejak lama dan berhasil mengKristenkan hampir seluruh penduduk di daerah
tersebut.
Akhirnya jama’ah bergerak di daerah tersebut selama 40 hari. Dan alhamdulillah, mereka berhasil mengislamkan kembali para muslim yang telah murtad tersebut. Gereja yang telah mereka dirikan, berubah jadi Masjid. Sekolah yang di bangun misionaris juga berubah jadi madrasah.
Beberapa pemuda asli diajak oleh jama’ah untuk belajar ke Mesir. Subhanallah, inilah asbab dari kehidupan mereka yang sederhana dan jauh dari kehidupan kota. Kehidupan mereka [yang tinggal di daerah pedalaman Sudan tsb] sangat jauh dari teknologi. Tak ada TV, radio dan sejenisnya. Jual beli masih menggunakan sistem barter dan tak ada mata uang. Para pemuda Sudan tsb memiliki kecepatan hafal yang sangat tinggi. Ketika guru mereka membaca 1 hadits, maka mereka langsung dapat menghafal hadits tersebut. Akhirnya selama lebih kurang 4 bulan mereka telah dapat menghafal banyak hadits. AKhirnya mereka pulang menjadi ulama’ di kampung mereka, Sudan pedalaman tsb.
Salah seorang dari mereka telah
berda’wah ke Italy. Ketika
itu sedang ada jaula/silaturahim berjama’ah. Pada saat yang lain, seorang dedengkot mafia sedang
dikejar-kejar oleh polisi dengan mengendarai mobil. Mafia tersebut lalu melompat
dari mobilnya dan menyelinap masuk ke dalam rombongan jaula tersebut. Anehnya,
para polisi tersebut tidak menemukan si mafia ini. Maka mafia ini mengikuti
jama’ah sampai ke masjid dan
duduk dalam majlis. Ketika itu juga dia masuk islam dan bersyahadat dan
mengikuti jama’ah tersebut
keluar selama 40 hari. Setelah keluar 40 hari, ia langsung berangkat 4 bulan
India Pakistan dan Bangladesh.
MasyaAllah, setelah ia pulang dari 4 bulan IPB, ia menjumpai anak buahnya dan mengajak mereka untuk masuk islam. Akhirnya, sekitar 1200an anak buahnya memeluk islam. Dan mereka mendirikan lebih kurang 15 masjid di seluruh Italy.