Alhamdulillah awal Ramadhan Masjid di kampung
saya kedatangan tamu Allah dari Papua dan santri dari Magelang selama 3 hari,
tepatnya 4 orang dari Papua dan 7 santri Magelang, hari kedua ada satu orang
mahasiswa POLTEK Telkom ikut gabung. Amirnya merupakan orang Sulawesi yang
merantau di Papua.
Sedikit laporan dari Amir bahwa beliau pernah
keluar ke negeri jauh tepatnya ke Afrika Selatan. Jumlah penduduk muslim waktu
itu (ketika Amir sedang khuruj, nggak nyebutin tahunnya) sekitar 2 juta dari
semua total penduduk Afrika Selatan. Tapi di sana hidup amalan agama, bahkan
shalat subuh bisa mengalahkan shalat jum’at (karena waktu shalat jum’at, banyak yang shalat di sekitar tempat kerjanya, sedangkan subuh
semua laki-laki ada di tempat tinggalnya).
Ketika Amir baru di jemput dari bandara dan
dihantar ke Markas, setelah tiba di markas Amir tanya ” lho mana masjidnya ?”,
kata orang tempatan, ” ya ini di depanmu.”, jawab Amir , ” lho ini kan
gereja(ternyata benar gedungnya mirip gereja tapi lambang cross-nya sudah nggak
ada).”, orang tempatan bilang, ” sekarang sudah kami beli dan jadi Masjid”. Amir
pun melihat sendiri bagaimana di tempat-tempat umum seperti pasar, sekolah, mal,
taman kota, dsb, terlihat jelas perbedaan siapa yang muslim dan non muslim,
karena orang muslim mengamalkan sunnah berpakaian seperti Rasulullah SAW, bahkan
wanitanya menutup aurat juga bercadar. Amir juga sempat mendatangi Makassar City
yang merupakan perjuangan oleh ulama Syaikh Yusuf dari Makassar.
Dan Amir bilang, Afrika Selatan sudah mulai
mengirim jamaah negeri jauh ke seluruh negara setiap tahunnya, jadi minimal
lebih dari 200 jamaah yang dihantar ke negeri jauh ke seluruh dunia.
Begitulah apabila usaha agama dijalankan maka
Allah berikan kekuatan untuk amalkan agama walaupun di negeri kafir, tapi
sebaliknya apabila usaha agama ditinggalkan maka akan terasa berat mengamalkan
agama walaupun di negeri muslim.
INSYA ALLAH NIAT PERGI KE SELURUH
ALAM