Hari hari kita pikirkan dan bicarakan tentang kepentingan dunia, mari kita luangkan sedikit waktu untuk pikirkan dan bicarakan tentang perkara agama, tentang kebesaran Alloh, satu satunya bekal kita nanti pulang ke "Kampung Akhirat" dan untuk apa sebenarnya kita sebagai manusia Alloh SWT ciptakan di dunia ini...

Saturday, November 5, 2011

Dakwah Nabi saw. Kepada Abu Bakar R.a.

Diriwayatkan oleh al Hafizh Abu al Hasan ath Athrabullisi dari Aisyah r.ha., katanya: Abu Bakar r.a. keluar untuk menemui Rasulullah saw. Dan mereka berdua adalah sahabat akrab sejak zaman jahiliyah. Abu Bakar menemui Baginda saw. dan berkata kepadanya, “Wahai Abu Qasim, engkau tidak terlihat dalam majelis kaummu dan mereka menuduh bahwa engkau telah mencela nenek moyang mereka.”

Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya aku adalah utusan Allah dan menyeru kamu kepada Allah.” 

Ketika Rasulullah saw. selesai berbicara, Abu Bakar pun memeluk Islam. Kemudian Rasulullah saw. meninggalkannya. Tiada seorang pun yang terletak di antara dua gunung di Makkah (maksudnya penduduk Makkah) yang lebih bergembira daripada Rasulullah saw. dengan ke-Islaman Abu Bakar. Kemudian Abu Bakar r.a. berjalan menemui Utsman in Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin al Awwam, Sad bin Abi Waqqash dan mereka semua memeluk Islam. Keesokan harinya Abu Bakar datang menemui Utsman bin Mazhun, Abu Ubaidah bin al Jarrah, Abdur Rahman bin Auf, Abu Salamah bin Abdul Asad, dan al Arqam bin Abu al Arqam, sehingga mereka semua memeluk agama Islam. Kisah ini tertulis dalam kitab al Bidaayah (3/29).

Disebutkan oleh Ibnu Ishaq bahwa Abu Bakar ash Shiddiq r.a. menemui Rasulullah saw. dan berkata kepada beliau: “Apakah benar yang dikatakan oleh kaum Quraisy, wahai Muhammad, bahwa engkau telah meninggal kan tuhan-tuhan kami, menganggap bodoh akal kami, dan mengkafirkan nenek moyang kami?” 

Rasulullah saw. bersabda, “Ya, benar. Sesungguhnya aku adalah utusan Allah dan nabi-Nya. Allah telah mengutusku untuk menyampaikan risalah-Nya dan aku menyeru kamu kepada Allah dengan haq. Maka demi Allah, sesungguhnya Dia adalah haq. Wahai Abu Bakar, aku menyeru kamu kepada Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, janganlah kamu menyembah selain-Nya, dan selalulah menaati-Nya.”

Kemudian Rasulullah saw. membacakan kepadanya ayat-ayat al Quran. Abu Bakar tidak mengiyakan atau pun menolaknya. Tak lama kemudian ia pun memeluk Islam dan mengingkari berhala-berhala, meninggalkan sekutu-sekutu Tuhan, dan mengakui hak-hak agama Islam. Abu Bakar r.a. Pulang dalam keadaan membenarkan apa yang disabdakan oleh Rasulullah saw.

Ibnu Ishaq berkata: Telah bercerita kepadaku Muhammad bin Abdur Rahman bin Abdullah bin al Hushaini at Tamimi, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah aku menyeru seorang pun kepada Islam melainkan ia akan berhenti sebentar, ragu-ragu dan berpikir lebih dulu, kecuali Abu Bakar. Ia tidak berdiam diri terlalu lama dan tidak juga ragu-ragu.”

Riwayat di atas dinukilkan oleh Abu Ishaq berkenaan dengan kata-katanya: “Abu Bakar tidak mengiyakan dan tidak juga mengingkarinya.” Ini adalah riwayat yang tidak benar.
Karena Ibnu Ishaq dan yang lainnya menyatakan bahwa Abu Bakar r.a. adalah sahabat Rasulullah saw. pada zaman jahiliyah sebelum Muhammad dilantik menjadi Rasul Allah. Ia sangat mengetahui perangai Rasulullah saw., baik tentang kejujurannya, sifat amanahnya, ketinggian pribadi dan kemuliaan akhlaknya yang kesemuanya menghalangi beliau dan berdusta kepada sesama manusia, maka bagaimana mungkin Rasulullah saw. berdusta kepada Allah Swt.? Oleh karena itu, hanya dengan kata-kata Rasulullah saw. yang singkat itu, Abu Bakar segera membenarkan apa yang dikatakan oleh Rasulullah saw. tanpa ragu-ragu dan berpikir lebih dulu. 

Disebutkan dalam hadits shahih Imam Bukhari, dan Abu Darda r.a. di dalam sebuah hadits yang menceritakan tentang pertikaian antara Abu Bakar dan Umar r.a. Di dalamnya disebutkan: Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mengutusku kepada kalian, lalu kalian berkata kepadaku, Engkau telah berdusta (wahai Muhammad), dan Abu Bakar berkata, Engkau benar. dan membantuku dengan harta dan dirinya (dalam melaksanakan dakwah). Apakah kalian akan meninggalkan sahbatku ini?”

Rasulullah saw. mengulangi pertanyaan ini dua kali. Tiada yang menyakiti Abu Bakar r.a. setelah itu. ini adalah sebuah nash yang menunjukkan bahwa ia berasal dan kalangan orang yang awal memeluk Islam. Demikian tercantum dalam kitab al Bidaayah (juz 3, hal. 26-27).