Hari hari kita pikirkan dan bicarakan tentang kepentingan dunia, mari kita luangkan sedikit waktu untuk pikirkan dan bicarakan tentang perkara agama, tentang kebesaran Alloh, satu satunya bekal kita nanti pulang ke "Kampung Akhirat" dan untuk apa sebenarnya kita sebagai manusia Alloh SWT ciptakan di dunia ini...

Wednesday, November 9, 2011

Bedakan Antara Dakwah Dan Taklim

Ketika telinga kita mendengar kata Dawah, mata melihat tulisan Dawah, benak kita membayangkan bahwa perkara ini pasti yang berkaitan dengan Khotbah, Ceramah, dan hal-hal yang ilmiah?

Dawah ini artinya mengajak, artinya siapapun yang mengajak kepada Allah dia telah melakukan dawah, berbeda dengan Talim yang artinya mengajar, ini memang perlu keahlian dan ilmu yang dipersyaratkan.

Maka Dawah ini adalah tugas semua orang Islam yang sudah ada kalimat Laa Ilaaha Illallah.

Kalau ada yang mengatakan Dawah itu harus berimu tinggi, harus pakai dalil, pakai ayat, pakai hadits, kitab tertentu,… hal ini masih rancu antara Dawah (mengajak) dan Talim (mengajar).

Jika kita mengatakan Dawah harus berilmu tinggi, jangan-jangan kita ini termasuk penghalang dalam Dawah. Karena mempersulit Dawah.
Untuk berdawah dalil yang sederhana ;

“Sampaikan dariku walau satu ayat”, (hadits)

“Jika kau melihat kemungkaran cegahlah dengan tanganmu, jika tidak mampu dengan lisanmu, jika tidak mampu dengan hatimu, dan jika demikian adalah selemah-lemah iman”.(hadits)

Untuk Hal yang sifatnya sudah umum/kita sudah tahu maka “lakukan saja”. Mengajak Sholat berjamaah, melarang berjudi dsb. Bahkan Alim ulama sampaikan kalau kita membangunkan anak kita dipagi hari untuk Sholat subuh, inipun sudah Dawah.

Rasulullah dalam berdawah kepada Sahabat kadang menggunakan Tamsil agar lebih mudah diterima, begitupun Alim ulama juga sering memberi contoh kepada kita dengan tamsil, kitapun tentunya juga tidak salah membuat tamsil-tamsil untuk memberi kemudahan kepada orang yang kita Dawahi (Madun).

Marilah ber-Dawah , sesuai kapasitas kita, sesuai apa yang kita sudah tahu, syukur lagi yg sudah kita amalkan kalau kita mati, amalan Dawah kita tetap mengalir kepada kita.
“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…….” (QS Ali Imran : 110) kita adalah Dai yang sedang di kantor, kita dai yang sedang di pasar, dsb. 

Hari ini Islam susah berkembang karena merasa diri kita sebagai pegawai, pedagang, petani, dsb. Inilah kesalah pahaman umat hari ini. Sehingga kita tidak peduli sahabat tidak sholat, tidak peduli sahabat maksiat.

Dan ingat bahwa Dawah yang dicontohkan oleh Nabi adalah Dawah dengan (mahabah) Kasih sayang sebagaimana ketika Rasulullah di tolak Dawah beliau di Thoif (kaum Tsaqif) Nabi tetap sayang kepada kaum Tsaqif tersebut.

Jika amalam kita ingin diperbaiki oleh Allah dan dosa kita digugurkan oleh Allah inilah jalanNya DAWAH.

Dakwah yang akan membawa umat kembali jaya sebagai era sahabat memiliki cirri-ciri sebagai berikut :

1. Mendatangi Umat, bergerak laksana awan (tidak diundang)

2. Korban harta dan diri (bukan mencari materi dari Dawahnya, justru mengorbankan yg dimiliki untuk agama)

3. Ijtimaiat (melibatkan orang lain , Saudara sahabat, tetangga dsb) serta memiliki tertib yang sama seluruh dunia.

Semoga Allah bimbing kita menjadi Dai dan tidak terkesan kepada para penghalang Dawah. (penghalang Dawah hanyalah Makhluk Allah yang tidak memberi manfaat dan mudhorot kecuali atas izin Allah).