Hari ini banyak sekali Agama dari Hindu,
Budha, kristen, katolik, protestan, kong hu chu, dan lain-lain. Tetapi
agama-agama ini telah terbukti “Ineffective Completely”, Gagal Total, untuk
membawa manusia ke jalan kebahagiaan. Lalu kini muncul agama baru yang
menyebabkan orang-orang meninggalkan agama-agama tersebut, yaitu Agama
Materialis. Agama Materialis ini dibuat oleh kaum materialis dengan alatnya
adalah Uang dan azas hidupnya adalah Nafsu.
“Untuk Hidup Bahagia di Dunia ini apa yang
diperlukan ?” jawabannya, “Uang.”
Ini menurut Keyakinan mereka yang menganut
Agama Meterialis ini. Semua Agama mandul menghadapi agama Materialis ini kecuali
Islam. Islam mengandalkan Yakin pada kalimat “La Illah Ha Illallah” dalam
mencapai kebahagiaan di dunia. Namun banyak muslim yang telah melupakan kalimat
ini bahkan tanpa kita sadari ataupun kita sadari kita mengucapkan kalimat ini
tetapi pola kehidupan kita sama dengan mereka penganut Agama Materialis.
Akibatnya kehidupan di dunia ini sudah seperti Neraka. Kehidupan yang mengekang
dan memaksa orang untuk berbuat diluar kapasitasnya sebagai manusia. Bekerja
dengan nafsu demi yang namanya uang, tidak bisa membedakan mana yang baik dan
mana yang buruk. Sehingga tidak ada lagi yang namanya ketulusan, “Purity of Intension”, Keikhlasan. Setiap
orang menginginkan sesuatu dari orang lain. Rusaknya Ikhlas ini menyebabkan tidak ada lagi
Moral atau Akhlaq yang baik. Jadi Akhlaq inilah yang menjadi korban pertama.
Semua sistem telah dibuat oleh manusia sebaik
dan sesempurna mungkin untuk mengatur kehidupan mereka, tetapi masalahnya mereka
tidak dapat mendeteksi moral seseorang. Seluruh sistem yang mereka buat menjadi
rusak karena moral rusak. Sekarang Hukum banyak yang canggih-canggih, ganjaran
bagi para pelanggar berat-berat, dan fasilitas hukum juga sangat maju, tetapi
pejabat tetap korup di pemerintahan, polisi tetap korup, pedagang tetap korup,
semuanya tetap melanggar karena Moralnya telah rusak. Perbaikan Akhlaq pada
zaman Rasullullah SAW terlihat dari orang yang bejad moralnya menjadi orang yang
paling mulia akhlaqnya karena Yakin mereka terhadap kalimat “La Illa Ha
Illallah”
Tanda-tanda kerusakan umat muslim adalah
ketika mereka tidak mempunyai “Objective of
Life”, Tujuan Hidup, sehingga mereka menggunakan
dalam kehidupan mereka cara yang sama seperti penganut Materialis. Semua orang
berkata yang Islam tawarkan saat ini sangatlah tidak mungkin atau dapat diikuti,
itukan buat jaman Nabi. Padahal kalau kita ikuti apa yang Nabi SAW ajarkan dan
contohkan maka hidup ini akan menjadi tidak sulit bahkan menjadi seperti Surga
Dunia. Nabi tidak punya kebendaan yang indah-indah atau Uang yang banyak
disimpan, tetapi setiap pulang ke rumah beliau SAW selalu berkata, “Bayyiti
Jannati”, rumahku surgaku. Beda dengan orang-orang saat ini, yang kaya punya
rumah besar, harta berlimpah tetapi merasa hidup susah seperti dalam neraka saja
kehidupannya. Begitu pula yang miskin susah karena merasa tidak bisa menjadi
orang kaya. Sehingga kini yang miskin susah dan yang kayapun susah. Kini asbab
agama materialis semua orang tidak ada punya waktu lagi buat keluarga, tamu,
kerabat, teman, dan agama. Semuanya hidup terkekang dan terikat. Setiap diajak
untuk Islah diri, perbaikan Iman dan Amal, mereka selalu berkata kami tidak
punya modal atau kami tidak punya waktu, inikan buat yang
pengangguran.
Para Nabi dan Sahabat Nabi SAW berani
meninggalkan segalanya karena keimanan mereka. Modalnya satu saja, “Allah
bersama saya”, tidak perlu material dan asbab. Seorang yang penakut adalah
seseorang yang terikat dengan pekerjaannya karena takut miskin, takut lapar,
takut susah, dan lain-lain. Jadi orang-orang yang mau meninggalkan harta dan
keluarga demi agama Allah inilah yang dinamakan orang-orang yang pemberani.
Orang-orang yang tidak takut kepada Allah maka Allah akan buat hidupnya serba
dalam ketakutan, takut miskin, takut mati, takut sakit, takut dimarahi isteri
dan lain-lain. Tetapi jika orang itu takut pada Allah maka Allah akan buat orang
itu berani menghadapi hidup dan tidak akan pernah merasa susah. Bagaimana bisa ?
mudah saja karena “Allah bersama saya” tidak ada yang perlu ditakutin. Inilah
yang namanya keberanian yaitu seseorang yang berani menjalani dan meyakini
amal-amal Agama yang bertentangan dengan asbab-asbab kehidupan ahli materialis.
Para Nabi dan Sahabat RA dihina, disiksa, di musuhin, karena apa yang mereka
perjuangkan bertentangan dengan keyakinan kaum pada saat itu.
- Ketika mereka percaya pada banyak Tuhan, Nabi dan Sahabat mengajak mereka untuk percaya kepada satu Tuhan, yaitu Allah Ta’ala.
- Seorang Yahudi bertanya kepada sahabat, “ Bagaimana kalian bisa hidup jika kalian meninggalkan Rezki kalian ?”. Tetapi sahabat membalas, “kami meninggalkan rezki menuju kepada yang memberi Rizki ”.
- Musa AS pergi ke Firaun hanya dengan modal tongkat, apa kata Allah, “Jangan takut wahai Musa, Aku bersamamu.” Ketika Musa AS terjebak di antara pasukan Firaun dan Laut, apa kata Musa As, “Jangan takut, Allah bersama saya.”
- Abu Bakar RA takut Nabi SAW dibunuh ketika dikejar para orang kafir quraish, tetapi apa kata Nabi SAW, “Jangan Takut Allah bersama Kita.”
Allah Ta’ala adalah lebih kuat dari seluruh
masyarakat materialis dan sistem yang mereka buat. Para Nabi dan Sahabat RA
tidak punya materi, mereka hanya mempunyai Allah saja yang mereka imani sebagai
sumber pertolongan. Tetapi seluruh kekuatan dan sistem yang mereka punya tidak
ada yang mampu menahan Kehendak Allah. Semuanya yang menentang, Allah musnahkan.
Sebagaimana sistem Namrud tumbang oleh ajaran Ibrahim AS, sistem Firaun tumbang
oleh ajaran Musa AS, Sistem Quraish, Romawi dan Persia tumbang oleh ajaran
Rasullullah SAW. Mereka yang tidak mengenal Allah maka mereka ini akan menjadi
pengikut setia agama materialis. Untuk ini pentingnya Ilmu agar kita dapat mengenal Agama kita
dan mengenal Allah.
Untuk dapat menyelamatkan umat ini perlu
usaha, dan tidak ada cara lain selain menggunakan cara Nabi memperbaiki umat
yaitu dengan Dakwah. Kita
perlu mengembalikan kehidupan umat yang sudah sekarat ini. Imam malik berkata, “
Tidak ada cara yang terbaik memperbaiki Umat pada kurun sekarang selain
menggunakan cara yang digunakan pada kurun awal.” Yaitu cara Rasullullah SAW
memperbaiki kehidupan kaum Quraisy yang rusak, tidak punya adab, pada waktu itu
menjadi kaum yang memiliki peradaban dan mulia.
Kini umat jauh dari jalur agama karena tidak
adanya gerak. Orang yang tidak bergerak hanyalah orang mati. Maka jika umat ini
tidak ada pergerakan, maka umat ini telah mati. Semua orang gerak saat ini
tetapi demi kepentingan materi, bukan karena agama. Sehingga kini kebendaan
didunia ini menumpuk tetapi moral umat makin rusak.
Jadi cara pertama memperbaiki umat ini adalah
dengan jalan Hijrah,
pergerakan karena Agama. Modalnya sederhana, apa saja yang kita punya dan bisa
kita korbankan, kita korbankan untuk agama.
Seluruh Sistem Kebathilan mempunyai dasar 2
hal :
- Berlebih-lebihan ( Mubazhir )
- Kesombongan
Sedangkan yang Haq berdasarkan atas 2 hal
:
- Kesederhanaan
- Rendah Hati
Ketika cahaya masuk, maka kegelapan akan
hilang, ini sudah menjadi sunnattullah. Maulana Ilyas Rah.A dibilang orang gila
oleh para Ulama karena menyuruh orang mewat yang bodoh, jahil, dan miskin untuk
pergi dakwah. Tetapi Maulana Ilyas tegar dan terus membuat orang Mewat agar
tetap bergerak. Dari berputar-putar sekitar tempat mereka lalu ke kampung
mereka, lalu desa-desa, lalu ke kota-kota, akhirnya sampai orang mewat ini pergi
keseluruh dunia. Sekarang seluruh orang di dunia datang ke India karena
pengorbanan orang mewat.
Kebutuhan manusia itu hanya lima :
- Kebutuhan akan Pakaian
- Kebutuhan akan Makan dan Minum
- Kebutuhan akan Tempat Tinggal
- Kebutuhan akan Transportasi
- Kebutuhan akan Isteri
Ini adalah 5 kebutuhan yang dikenal agama.
Kita harus mampu menekan kebutuhan kita ke level kesederhanaan dan kerendah
hatian hidup. Inilah kehidupan Nabi SAW.
Nabi SAW bersabda mahfumnya, “Setiap umat
mempunyai fitnah, dan fitnah umatku adalah Harta.”
“Apa yang di inginkan Umat sekarang ini ?”
jawabnya, “Harta”. Hari ini orang bilang “Tanpa uang bagaimana bisa hidup
?”
Jika punya uang baru Islam bisa maju. Dengan
Uang umat Islam bisa bangun ini dan itu. Bagaimana sedekah kalau tidak ada uang.
Bagaimana bangun mesjid kalau tidak ada uang. Bagaimana mau bayar guru untuk
ngajar agama kalau tidak ada uang. Bagaimana mau pergi haji atau keluar di jalan
Allah kalau tidak ada uang. Inilah kesalah fahaman terhadap agama. Sekarang yang
bisa menyebabkan orang bisa memberi atau bersedekah bukan hartanya tapi Imannya.
Yang menyebabkan orang mau berkorban bukan karena dia punya harta tetapi karena
imannya. Kini orang punya banyak harta tetapi tidak punya Iman maka tangannya
akan tetap menjadi tangan yang dibawah. Orang yang tidak punya harta tetapi ia
punya Iman maka ia akan selalu menjadi tangan diatas. Sedekahnya seseorang yang
punya banyak harta dan sedekahnya seorang yang miskin harta mempunya perbedaan
nilai yang sangat besar disisi Allah. Ini tergantung dari keimanan dan
pengorbanan mereka.
Agama tidak akan bisa berjalan dengan harta
tetapi dengan kesederhanaan dan ketawadhuan. Suatu ketika Nabi SAW dihina oleh
orang kafir karena kemiskinannya. Allah mendengar ini lalu melalui Jibril AS,
Allah berfirman kepada Nabi SAW bahwa Allah Ta’ala dapat mengubah gunung Uhud menjadi
emas dan ikut kemana saja Nabi SAW pergi kalau Nabi SAW mau. Tetapi Nabi SAW
menolak karena ia lebih suka sehari lapar dan sehari kenyang. Ketika lapar ia
bisa bersabar, dan ketika kenyan ia bisa memuji Allah. Jadi Nabi SAW lebih
memilih amal dibanding harta benda. Kini apa yang nabi SAW tolak, itu yang kita
minta dan kita uber-uber.
Allah tidak perlu uang dalam menyelesaikan
masalah manusia, Allah dapat melakukan apa saja tanpa pertolongan mahluk.
Sahabat hanya dengan sholat
2 raka’at seluruh masalah
dapat diselesaikan dengan bantuan Allah. Ini karena Yakin mereka sudah benar. Mereka tidak
bergantung kepada selain Allah. Untuk perkara ini penting kita pergi dari rumah
ke rumah, desa ke desa, kota ke kota, dari negara ke negara untuk menyampaikan
kalimat La Illaha Illallah.