Allah telah jadikan dunia ini tempat ujian,
Darrul Intihan. Setiap manusia dalam keadaan apa saja dan siapa saja selalu
dalam keadaan di uji oleh Allah. Kesenangan itu ujian dari Allah, kesusahan itu
juga ujian dari Allah. Kesehatan itu ujian dari Allah dan Sakitpun juga ujian
dari Allah. Harta, Jabatan, Keluarga, Perdagangan, Rumah, Kerabat, Teman,
tetangga, Anak yatim, semua keadaan adalah ujian dari Allah. Allah tidak pandang
status seseorang atau jabatannya, yang Allah lihat adalah sejauh mana orang itu
mau sabar dalam ujian dan taat pada perintah Allah ketika di uji. Allah awasi
manusia setiap saat, semuanya tercatat oleh malaikat seluruh perbuatannya, tidak
ada yang meleset. Hasilnya akan Allah nampakkan nanti di akherat. Kita disuruh
baca sendiri oleh Allah, disuruh menghitung sendiri amal perbuatannya. Di
pengadilan Allah, semuanya akan Allah hisab, ditanya, dan harus dipertanggung
jawabkan. Hasilnya hanya ada 2 saja :
- Surga : Bahagia selama-lamanya
- Neraka : Menderita selama-lamanya
Firman Allah :
“ Katakanlah : ( Muhammad ) ini adalah
jalanku, Aku dan orang-orang yang mengikutiku, (yaitu) mengajak (kamu/manusia)
kepada Allah dengan Hujjah yang nyata…” (12:108)
Jalannya Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya
adalah mengajak manusia untuk taat kepada Allah. Sejauh mana mereka mengikuti
jalan Nabi SAW dan sahabat RA, sejauh itu pula pertolongan Allah dan bantuan
Allah kepada mereka. Mereka inilah orang-orang yang akan Allah menangkan,
sebagaimana Allah telah menangkan para Nabi AS dan Sahabat RA diatas musuh-musuh
mereka. Sedangkan musuh para Nabi AS adalah mereka yang menentang Jalan Hidup
para Anbiya AS, mereka inilah orang yang celaka. Sudah Allah ceritakan dalam Al
Quran kehidupan musuh-musuh Nabi yang menyebabkan mereka Allah binasakan. Allah
tidak memandang kesuksesan mereka dalam hal keduniaan, yang Allah mau adalah
ketaatan mereka kepada Allah.
Inilah yang namanya ujian, hanya ada 2 jalan
:
- Hidup Cara Nabi : Jalan keselamatan dan kebahagiaan (Darrussalam)
- Hidup Cara Musuh-musuh Nabi : Jalan menuju Kebinasaan dan kesengsaraan
Sekarang kita coba Tafakkur (berpikir tentang
kehidupan kita) dan Muhasabbah (menghisab kehidupan kita), ada di jalan yang
mana kita saat ini. Inilah modal kita untuk selamat yaitu sering bertafakkur dan
bermuhasabah agar kita tetap berada pada jalan yang benar. Jika kita ternyata
berada pada jalan yang keliru, segeralah bertobat dan ubah haluan. Kita tata
hidup kita kembali menjadi seperti kehidupan yang Allah mau, yaitu kehidupan
Nabi SAW dan para sahabat. Mumpung kita masih punya waktu untuk merubah jalan
dari yang salah kepada jalan yang benar. Penyesalan di akherat nanti sudah tidak
ada gunanya lagi. Jalan Nabi SAW dan para sahabat adalah jalan yang menuju
kepada pengampunan dosa. Yaitu jalan-jalan orang yang bertobat dan senantiasa
memperbaiki diri. Mereka yang mengambil jalan ini akan selalu berinabah,
mengembalikan segala sesuatunya kepada Allah.
Kesalah fahaman terbesar yang terjadi pada
umat saat ini adalah umat saat ini berkerja, bersusah payah, memaksakan diri
untuk mendapatkan sesuatu yang pada akhirnya akan ditinggalkan, dan tidak akan
di bawa ke dalam kubur. Suatu ketika Nabi SAW bertanya kepada para sahabat RA,
“Mana yang lebih kamu sukai harta yang kamu miliki atau harta yang dimiliki oleh
ahli waris ?” para sahabat menjawab, “Tentu harta yang kami miliki sendiri ya
Rasullullah” Lalu Nabi SAW berkata mahfum, “Sesungguhnya seluruh harta yang kamu
kirim untuk akheratmu adalah harta kamu yang sebenarnya, sedangkan harta yang
kamu tinggalkan adalah milik ahli warismu.” Inilah yang tidak di sadari oleh
umat saat ini bahwa yang namanya tabungan kita atau harta kita adalah yang telah
kita infakkan kepada Allah, dan yang kita tinggalkan ini akan menjadi milik
orang lain. Jadi hari ini orang mati-matian mengumpulkan harta, agar bisa
dinikmati oleh orang lain. Harta yang di dunia ini tidak akan selamanya bersama
kita, tetapi yang telah dikirim kepada Allah inilah yang akan kekal.
Ada 3 Macam Nikmat yang Allah berikan kepada
manusia :
- Nikmat Zohiriah : Dari Sifat Pengasih Allah ( Ar Rahman )
Seperti Nikmat : Udara, Air, Panas Matahari,
Harta, Pangkat, dll.
Ini diberikan kepada seluruh
manusia
- Nikmat Bathiniah : Dari Sifat Penyayang Allah ( Ar Rahim )
Seperti Nikmat : Taqwa, Qona’ah, Hidayah, Sholat, Dzikir,
dll.
Ini diberikan hanya kepada orang yang
beriman
- Nikmat Tertinggi : Yang diberikan kepada para Nabi dan Rasul
Yaitu : Fikirnya, Risaunya, Akhlaqnya, dan
Kerjanya Anbiya AS
Ini diberikan kepada kekasih-kekasih
Allah
Jika nikmat tertinggi itu wujud dalam diri
kita, berarti Allah sangat sayang pada kita. Sedangkan Allah hanya memberikan
nikmat tertinggi itu kepada orang yang paling Allah cintai yaitu para Anbiya AS.
Nikmat kerajaan Allah berikan kepada musuh Allah juga seperti Firaun dan Namrud.
Nikmat harta juga Allah telah berikan kepada musuhnya yaitu Qorun. Nikmat
kesehatan Allah juga berikan kepada musuhnya yaitu Kaum Ad. Nikmat Teknologi
industri dan Arsitektur juga Allah berikan kepada kaum Tsamud. Nikmat Pertanian
juga Allah berikan kepada kaum Saba. Namun nikmat yang paling mulia adalah
pertolongan dari Allah untuk mengikuti jalannya para Anbiya AS dan sahabat RA.
Sekarang pilihan ada di kita apakah kita mau mengikuti jejak musuh Allah atau
kekasih Allah.
Barang siapa merasa lebih nikmat mendapat
nikmat harta dibanding dengan nikmat Iman dan Amal, berarti dia sudah menghina
Allah sebagai pemberi Nikmat tertinggi. Nikmat harta ini nilainya tidak lebih
besar dari sebelah sayap nyamuk, sedangkan nikmat amal disisi Allah melebihi
besarnya langit dan seluruh isinya. Untuk itu kita harus mensyukuri nikmat amal
ini melebihi nikmat harta yang kita miliki. Satu Amal ini walaupun sebesar biji
sawi, dapat kita bawa sampai mati, dan dapat menyelamatkan kita dari adzab Allah
di akherat. Sedangkan harta di dunia, jika tidak kita gunakan untuk kemauan
Allah maka ini hanya laku di dunia, sedangkan di akherat akan di hisab dengan
keras. Siapa saja yang kufur dari nikmat yang Allah berikan maka Allah akan
rampas nikmat itu dan Allah akan binasakan orang itu. Sebagaimana Allah telah
binasakan orang-orang yang kufur dari nikmat Allah seperti Firaun, Qorun, Kaum
Ad, Kaum Saba, dll. Hari ini kita lihat hati kita, lebih terkesan mana
mendapatkan nikmat-nikmat musuh Allah atau nikmat menjalani kehidupan para
Nabi.
Firman Allah :
“Kamu adalah umat yang terbaik (Choiru Ummah)
yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang Ma’ruf dan mencegah yang Mungkar, dan
kalian beriman kepada Allah…” (3 : 110)
Nikmat Akbar atau nikmat besar dari Allah yang
diberikan kepada Umat saat ini adalah Predikat Choiru Ummah, Gelar Umat Terbaik.
Nabi Muhammad adalah pemimpin para Anbiya AS dan kita adalah ummat yang terbaik.
Allah berikan pridikat umat terbaik kepada umat Nabi SAW asbab kerja yang mulia
yaitu kerja Dakwah, kerjanya para Nabi. Nabi SAW dan para sahabat RA datang
kepada manusia untuk mengajak mereka kepada Nikmat yang Akbar. Tetapi kebanyakan
dari mereka malah lari bahkan menentangnya.
Yang harus menjadi fikir kita saat ini adalah
bagaimana umat dapat selamat dari adzab Allah, di dunia dan akherat. Kita perlu
kerjakan Dakwah ini dengan :
- Yakin Nabi SAW : Tidak terkesan pada keadaan apapun
- Tertib Nabi SAW : Cara yang di contohkan oleh Nabi SAW
- Akhlaq Nabi SAW: Iqrom, Khidmat, Kasih Sayang, Hikmah
- Fikir Nabi SAW : Kerisauannya dan Bashirohnya
Sedangkan modalnya dan asbabnya Nabi SAW hanya
:
- Yakin yang benar : Allah bersama Saya
- Perintah Allah : Dibalik perintah ada pertolongan Allah
- Do’a : Senjata Nabi SAW
Inilah methode dakwah peninggalan Nabi SAW.
Siapa saja yang meninggalkan dakwah maka dia akan jatuh dari pandangan Allah.
Allah akan buang dia seperti manusia membuang sampah ke tempat sampah lalu tidak
di lihatnya lagi. Allah akan tutup pintu-pintu keberkahan wahyu darinya. Dia
tidak akan diperhatikan dan ditolong oleh Allah. Do’anya tidak akan di dengar dan Allah akan
sibukkan dia pada amal-amal yang Allah benci. Sehingga dia akan mati dalam
keadaan dibenci oleh Allah.
Sahabat memenangkan peperangan, namun ketika
pembagian ghanimah malah banyak yang menangis. Abu Darda RA ditanya oleh yang
lain kenapa dia menangis, dia menjawab, “Jika kita sampai kufur terhadap nikmat
yang Allah beri ini, maka nanti Allah akan hinakan kita seperti Allah hinakan
Bani Israil ketika mereka kufur dari Nikmat Allah. Mereka meninggalkan perintah
Allah, sehingga Allah cabut kenikmatan mereka dan Allah hinakan mereka.” Abu
Darda RA takut kita tertimpa musibah dan kehinaan seperti Bani Israil ketika
mereka kufur dari Nikmat yang Allah berikan.
Bani Israilpun pada awalnya Allah berikan
banyak kenikmatan seperti :
- Kenikmatan bebas dari rasa takut terhadap Firaun
- Kemenangan melawan Firaun
- Makanan dan minuman yang datang dari langit
- Di tunjukkan kebesaran-kebesaran Allah, dll.
Namun mereka lalai dari pemberian Allah kepada
mereka. Mereka tinggalkan perintah Allah dan kufur terhadap nikmat yang telah
Allah berikan kepada mereka. Akhirnya Bani Israil Allah hinakan sampai hari
kiamat. Abu Darda RA takut kita bernasib sama seperti Bani Israil yang kufur
dari nikmat Allah. Nabi SAW pernah berkata mahfum, “Setiap umat memeliki fitnah,
sedangkan fitnah umatku adalah harta.” Awal kehancuran dari umat ini adalah
ketika fitnah harta sudah masuk ke dalam kehidupan umat. Apa itu fitnah harta
yaitu harta yang dapat melalaikan kita dari perintah Allah dan menyebabkan kita
kufur dari nikmat Allah. Jika harta sudah masuk ke dalam umat akan terjadi 4
perkara, dan ini telah terjadi secara berulang-ulang dan terus menerus sampai
hari kiamat. 4 perkara itu adalah :
- Kesibukan mengurus harta, sehingga lalai dari Amal Agama
- Perpecahan diantara umat
- Menyebabkan hati menjadi keras
- Pintu menuju kemaksiatan akan terbuka
Jika kita lebih menangisi harta kita yang
telah hilang dibanding menangisi perintah Allah yang kita tinggalkan, maka
do’a kita tidak akan di
dengar oleh Allah. Ciri-ciri orang yang tawakkal kepada Allah adalah ketika dia
kehilangan sesuatu, maka dia akan berkata, “Innalillahi wa inna illaihi
Roji’un”, segala sesuatu
datangnya dari Allah dan kepada Allahlah kembalinya segala sesuatu. Pada
hakekatnya kita tidak memiliki apa-apa. Allahlah yang memberikan segala sesuatu
kepada kita, dan Allah pulalah yang mengambilnya. Bahkan diri kita ini adalah
milik Allah, yang sewaktu waktu Allah akan mengambilnya. Maulana Ibrahim dari
India berkata, “Ciri-ciri kebathilan terbesar dalam diri manusia adalah ketika
dia mengira bahwa harta dan diri dia adalah milik dia. Padahal segala sesuatu
ini adalah milik Allah. Untuk membenarkan kesalah fahaman ini, maka penting kita
korbankan diri dan harta kita di jalan Allah.”
Kita ini adalah dutanya Allah di muka bumi,
sehingga kita di tuntut untuk bekerja seperti seorang duta. Jika seorang duta di
kirim ke suatu negari, maka kekuatan negara yang mengirim akan bersama dia. Jika
si duta ini disakiti maka negara yang mengirimpun akan turun tangan. Begitu juga
kita, sebagai duta Allah, kekuatan yang mengirim bersama yang di kirim. Namun
jika kita tidak menjalankan tugas kita sebagai seorang duta, maka Allah akan
memecat kita sebagaimana negara akan memecat dutanya yang lalai dari amanat
negara dan akan menggantinya dengan yang lain. Tanpa kita sadari kita sudah
bekerja sebagai supir, pembantu, atau yang tingkatannya jauh lebih rendah dari
seorang duta. Begitu juga kita, jangan tertipu dengan pekerjaan yang lebih
kecil, sehingga pekerjaan besar kita tinggalkan yaitu sebagai duta Allah. Jangan
mau meninggalkan pekerjaan yang besar dan mempunyai derajat tinggi di sisi
Allah, demi mengurusi dunia saja yang kecil disisi Allah.
Apa tujuannya membuat Amal Maqomi dan Khuruj
Fissabillilah? tujuannya adalah untuk perbaikan hati (Tazkiyatun Nafs) dan
perbaikan Iman (Tazkiyatun Iman). Kita buat maqomi dan keluar di jalan Allah
agar hati kita ini bercahaya dan agar kita siap menjadikan kerja dakwah ini
sebagai maksud hidup. Maksud dikirimnya para Anbiya AS adalah untuk buat kerja
dakwah agar manusia selamat dari siksa neraka dan membimbing mereka menuju jalan
ke surga. Siksa Neraka itu tidak terbayangkan kedahsyatannya, kengeriannya,
kepedihannya. Mereka meminta kepada Allah untuk dikembalikan ke dunia agar bisa
beramal. Namun kata Allah dalam Qur’an walaupun mereka di kembalikan ke dunia, mereka akan tetap
durhaka. Dikatakan Ahli Neraka ini akan mengerang kesakitan dan saling menangisi
selama ribuan tahun. Mereka akan berteriak, “keluarkan kami…keluarkan kami..”
Lalu Allah menjawab, “Diamlah kamu dan terhinalah kamu selamanya.” Inilah
penderitaan Ahli Neraka, dan inilah asbab diutusnya para Anbiya AS.
Dakwah para Anbiya AS itu adalah :
- Perkara Tauhid : Keyakinan yang sempurna
- Perkara Risalat : Jalan Keselamatan / Cara Hidup
- Perkara Akherat : Tempat kembali / Tujuan Akhir
Sedangkan maksud dikirim para Anbiya AS adalah
untuk :
- Tabligh : Menyampaikan perkara yang Haq
- Taklim : Mengajar manusia mengenal yang Haq
- Tazkiyah : Memperbaiki Akhlaq dan Keyakinan Manusia
Kita harus tingkatkan pengorbanan kita sampai
batas akhir kemampuan kita menuju SurgaNya Allah. Sedangkan batas akhir Ahlul
Dunia adalah Neraka Jahannam sebagai tempat kembalinya. Kita perlu timbulkan
rasa kasihan, sedih, prihatin kepada mereka yang jauh dari Allah. Kita harus
bisa menyayangi mereka sebagaimana kita menyayangi keluarga dan diri kita
sendiri. Kita harus risaukan keadaan mereka di akherat nanti. Beri mereka
nasehat dengan kerisauan yang tinggi. Inilah Jalannya Umar RA, Abu Bakar RA,
Utsman RA, Ali Ra, sampai kepada Nabi SAW dan para Anbiya AS yaitu Jalan Dakwah.
Jika kita ikuti jalan mereka maka hati kita akan bercahaya penuh dengan hidayah
sehingga akan terlihat dengan jelas oleh kita antara yang Haq dan yang Bathil.
Terus kita tingkatkan pengorbanan sampai ke batas pengorbanan sahabat sampai
hilang kesan kita terhadap keduniaan. Banyak do’a kepada Allah karena ketaatan hanya
dapat dilakukan dengan pertolongan Allah.
Maulana Ilyas Rah.A berkata :
“Siapa saja yang ikut kerja dakwah tetapi
tidak yakin Allah akan menolong dia berarti orang ini adalah orang yang
fasik.”
Allah akan tolong kita seperti Allah telah
tolong sahabat RA dan para Nabi AS. Siapa saja yang mengisi hatinya dengan Amal
Agama, maka Allah akan masukkan cahaya ke dalam hatinya sehingga ia dapat
melihat dengan cahaya Allah. Umar RA pernah berkata, “Hati-hati dengan firasat
orang beriman.” Khalid bin Walid suatu ketika mau di jebak oleh seorang Raja,
tetapi ketika itu Allah beri Ilham dan firasat kepada Khalid bin Walid RA. Si
utusan Raja ketakutan ketika Khalid sadar bahwa dirinya akan di jebak, sehingga
dia beberkan seluruh rahasia dan rencana penjebakan tersebut. Ketika itu Khalid
RA datang menuju jebakan Raja, namun dia datang dengan persiapan. Akhirnya
jebakan tersebut hanya memakan si raja itu sendiri. Inilah pertolongan Allah
kepada orang beriman. Khalid RA tidak bisa di tipu karena dia dapat melihat
dengan cahaya Allah. Ketika Cahaya masuk ke dalam hati, maka akan menghilangkan
kegelapan di sekililingnya. Sehingga sesuatu yang tidak nampak oleh mata manusia
terlihat oleh orang yang hatinya di penuhi oleh cahaya Allah. Umat hari ini di
tipu atau di jebak tetapi dirinya tidak tau bahwa dirinya telah di tipu dan di
jebak. Ini dikarenakan Hati ini tidak masuk cahaya Allah. Seperti katak dalam
tempurung, di kegelapan merasa dapat mengetahui segalanya, padahal dia tertutup
dari yang namanya kebenaran.
Seorang sahabat setiap ada peperangan selalu
membuka pakaian besinya agar bisa mati di jalan Allah. Tetapi apa yang terjadi,
pesan pimpinan musuhnya, “Jika kalian bertemu dengan orang yang telanjang dada,
lari saja…” Maka dalam peperangan, tentara musuh, setiap melihat Birrah RA lari
ketakutan seperti domba yang lari melihat srigala. Ini dikarenakan hati para
sahabat ini telah dimasuki oleh cahaya Allah. Sehingga cahaya ini bisa menembus
dan melihat kepada kehidupan sesudah mati. Sahabat mencintai mati sebagaimana
Ahlul Dunia mencintai harta.
Kenapa kita dikenalkan kepada usaha nubuwah
ini yaitu untuk menyebarkan kebaikan kepada seluruh manusia, membawa kabar
gembira tentang Surga yang Allah janjikan, dan memberi peringatan tentang Adzab
Allah. Kebaikan yang kita dapat dari Dakwah ini adalah untuk diri kita sendiri.
Bencana akan datang jika dakwah di tinggalkan, dan Allah akan meminta
pertanggung jawaban kita atas kerja dakwah ini. Kita ajak manusia mengenal Allah
dan janji-janjinya, lalu kita bawa mereka kepada kehidupan Nabi SAW dan para
sahabat. Bagaimana mereka, Nabi SAW dan para sahabat RA, Allah muliakan dunia
dan akherat. Dakwah ini adalah usaha agar umat mau balik kepada jalan keimanan
dan jalan ketaqwaan, yaitu jalannya para Anbiya AS dan Sahabat RA. Kesibukan
kita hari ini adalah dengan perkara yang kecil dan hina disisi Allah. Kita
melupakan perkara yang dapat menaikkan derajat kita dan yang justru menyebabkan
kita mulia dan besar disisi Allah. Kekuatan Allah akan bersama dengan umat ini
jika mereka mau hidupkan dakwah dan kembali kepada kehidupan dan jalan para
Anbiya AS dan Sahabat RA.
Permisalan gerak dakwah yang dilakukan umat
ini adalah seperti salju yang meleleh karena sinar matahari sehingga mengalir
turun gunung, masuk ke lembah-lembah, turun ke parit, lalu ke sungai, dan menuju
Laut. Air ini memberi manfaat kepada semua yang di lewatinya. Gerak air ini suci
dan mensucikan. Ketika air ini gerak manfaatnya adalah buat tumbuh-tumbuhan,
binatang yang haus, membersihkan kotoran, dan lain-lain. Semuanya dapat
mengambil manfaat, selama air itu dalam keadaan bergerak.
Sedangkan permisalan orang yang berhenti dari
dakwah ini seperti air yang terjebak ke dalam lobang-lobang air, dia akan
menetap disana. Air yang terjebak ini akan tergenang, lalu dikencingi orang,
diberaki binatang, diminum anjing, sehingga tidak suci lagi dan banyak penyakit.
Seiring waktu berjalan air yang terjebak itu akan menjadi mudharat buat yang
lain. Begitu juga orang yang tidak buat gerak dakwah maka dia akan terjebak ke
dalam lobang-lobang dunia, kantor, tahta, jabatan, sehingga orang ini akan
menjadi rusak dan membawa mudharat bagi orang lain. Ketika dia terjebak dalam
lobang dunia maka dia akan mulai meninggalkan sunnah, yakinnya mulai rusak,
mulai lalai dari perintah Allah, dan akhlaqnya akan menjadi buruk. Sehingga yang
muncul adalah perbuatan merusak seperti mencuri, korupsi, memfitnah, seperti
penyakit yang timbul dari air yang kotor. Asbab ini yang terlihat dari umat
adalah sisi yang buruk saja.
Sahabat bergerak menyebarkan cahaya Allah,
sehingga semua orang dapat mengambil manfaat dari kehidupan mereka. Allah
berjanji siapa saja yang menolong Agama Allah maka Allah akan menolong mereka.
Kita aja manusia kepada cahaya Allah yang mengeluarkan manusia dari kegelpan.
Tambah pengorbanan jangan sampai kerja kita tidak ada peningkatan nanti ada yang
marah. Seperti anak kecil ketika dia kecil hanya bisa mencoret-coret saja namun
masih di puji-puji oleh orang tuanya dan gurunya. Tetapi jika sudah besar masih
kerjanya coret-coret saja tidak ada perkembangan maka ini bisa menjadi asbab
dimarahi oleh guru dan orang tuanya. Begitu juga dalam kerja ini jika kita tidak
ada peningkatan dalam kerja agama nanti Allah akan marah pada kita. Bagi orang
yang sudha lama dalam usaha ini buat peningkatan kerja dan pengorbanan lebih
banyak lagi. Orang lama ini seperti mobil yang memimpin di depan, jika mobil
yang di depan ini mogok maka mobil yang dibelakang akan berhenti dan akan
terjadi kemacetan. Jadi jangan biarkan diri kita berhenti, maju terus, berkorban
terus sampai tidak ada lagi yang bisa kita korbankan. Nanti Allah akan tampakkan
hasilnya di akherat.