Mari kita perhatikan antara ayam liar yang
kemudian dikurung tiga hari dengan ayam liar yang dibiarkan saja (tidak diberi
kandang). Ayam yang dikurung setelah tiga hari, maka apabila tuannya
memanggilnya untuk diberi makan, ia akan dengan sigap mendatanginya. Dan bila
ayam itu dilepaskan ke mana saja, maka ia akan balik lagi ke kandangnya seolah
ia sudah mengerti bahwa ia kini mempunyai rumah. Berbeda dengan ayam yang
dibiarkan tidak dikurung terlebih dahulu, maka ketika ayam yang baru dibeli dan
pasar kita lepas maka mungkin ia akan kabur dan tak akan pernah kembali
lagi.
Itulah pentingnya program istilah diri
(perbaikan diri) yang pada prinsipnya untuk mengenalkan ummat pada kandangnya,
yaitu masjid supaya jika suatu saat ia berada di mana saja ia akan senantiasa
terpaut dan dekat dengan masjid. Karena han mi ummat tidak “dikurung” di masjid
dengan program “ishlah din” selama paling sedikitnya tiga hari, maka
masjid-masjid menjadi kosong karena ummat tidak kerasan tinggal di masjid
walaupun hanya sekadar 5-10 menit untuk mengerjakan shalat atau sekadar
beri’tikaf. Program
“Istilah Diri” selama paling
sedikit tiga hari dapat menjadi solusi praktis di tengah penyakit ummat Islam
yang tidak mengetahui kandangnya (masjid) untuk secara bertahap menggiring ummat
agar mencintai masjid dan betah memakmurkan masjid.