Untuk menghitung nikmat Allah saja kita tidak
bisa. Apalagi membalaskan tentu tidak bisa. Sekiranya lautan menjadi tinta dan
ranting-ranting menjadi pena tidak akan sanggup untuk menuliskan nikmat Allah
SWT meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu pula. Tidak akan bisa.
Sudah berapa galon air yang kita minum
...?
Sudah berapa goni beras yang kita makan
...?
Sudah berapa ton ikan yang kita makan
...?
Sudah berapa juta ekor ayam yang kita makan
...?
Sudah berapa milyar uang yang kita habiskan
...?
Untuk membuat satu tetes air saja manusia
tidak akan mampu
Untuk membuat satu butir beras saja manusia
tidak akan mampu
Untuk membuat siripnya ikan saja manusia tidak
akan mampu
Untuk membuat taiknya ayam saja manusia tidak
akan mampu
Manusia tidak akan mampu untuk menghitungnya,
apalagi membalasnya. Allah SWT perintahkan kita bersyukur atas nikmat yang
diberikannya.
Banyak sekarang manusia bersyukur kalau dapat
jabatan, kalau dapat uang, kalau dapat jodoh, kalau dapat pekerjaan, kalau dapat
nilai yang bagus. Tetapi jarang sekali manusia bersyukur di beri nikmat iman dan
islam.
Kapankah kita merasa nikmatnya Makan ...?
Ketika lapar
Kapankah kita merasa nikmatnya minum ...?
Ketika haus
Kapankah kita merasa nikmatnya tidur ...?
Ketika ngantuk
Kapankah kita merasa nikmatnya persahabatan
...? Ketika Berpisah dalam Keharuan yang sangat
Kapankah kita merasa nikmatnya Hidup ...?
Ketika dalam Kekurangan, ketiadaan
Kapankah kita merasa nikmatnya cinta ...?
Ketika berpisah dengan orang yang kita cintai
“Ketika keluar 4 bulan bukan main rindunya
kepada kekasih hati tercinta. Waktu dirumah tidak pernah ada waktu untuk
berbicara dengan serius antara suami dan istri tetapi waktu keluar bawaannya mau
nelpon saja. 1 jam tidak terasa padahal waktu taklim. Kalau waktu keluar bukan
main mesranya, tetapi waktu dirumah mengucapkan kata sayang pun tidak
pernah.”
Kapankah kita merasa nikmatnya Iman ...?
..........
Bilal ra telah ditanya kapan engkau merasa
nikmat iman ...? Ketika aku ditimpa batu yang besar, di padang pasir, di terik
matahari, aku dipukuli dan aku berkata : “Ahad, ahad, ahad”
Umar bin Khaththab adalah seorang presiden.
Khalifah pada saat itu memiliki pakaian dengan 13 tambalan. Pernah suatu ketika
Umar menggati bajunya karena disarankan seseorang. Umar pulang kerumah dengan
baju baru, istrinya berkata : “Abang lebih tampan dengan baju yang bertambal
13”
Justru bukan dalam kemewahan manusia tak akan
bisa menikmati sebuah keberadaan.
Orang yang kaya sudah tidak merasa enak lagi
makan ayam dan daging karena sudah setiap hari dia makan. Orang yang miskin akan
merasa enak kalau makan ayam dan daging, bahkan ketika makan akan nambah dan
nambah karena orang miskin jarang makan ayam sama daging.
Orang kaya akan terasa sulit tidur karena
banyak pikiran. Satu orang tukang becak bisa tertidur di didalam becaknya
dibawah sinar matahari yang terik.
Nabi SAW rela dicaci, dimaki dan disakiti
serta berkorban habis-habisan untuk agama untuk mendapatkan nikmatnya iman.
Khadijah rela mengorbankan semua hartanya
untuk mendapatkan nikmatnya iman.
Abu Bakar rela mengorbankan semua hartanya
untuk mendapatkan nikmatnya iman.
Para sahabat rela kepala berpisah dari badan
untuk mendapatkan nikmatnya iman.
Para sahabiyah rela suaminya syahid dijalan
Allah untuk mendapatkan nikmatnya iman.
Anak-anak para sahabat rela berpisah dari
ayahnya untuk mendapatkan nikmatnya iman.
Dahulu Sahabat mengusahakan iman dengan
penderitaan di bawah penderitaan
Tapi saat ini kita mau bila melaksanakan
dengan Senang di atas Kesenangan
Kita setiap hari bisa makan enak padahal Nabi
SAW tidak pernah makan yang enak-enak
Kita setiap hari bisa tidur nyenyak padahal
Nabi SAW tidak pernah tidur dengan nyenyak
Kita shalat dimesjid diruangan yang dipenuhi
dengan AC
Kita punya baju bukan bertambal 13 tetapi 13
kali ganti baju setiap hari.
Kita punya suami yang setiap pagi bisa
menemani sarapan pagi dengan segelas kopi
Kita punya istri yang bisa di peluk setiap
malam dengan kehangatan
Kita punya anak yang setiap hari bisa bercanda
ria dengan kesenangan
Lihat ... Lihat ... Lihat ... Lihat ... Lihat
...
Lihat ... kehidupan para sahabat yang suaminya
jarang dirumah, yang setiap keluar bawa pedang yang tidak pasti kapan pulang.
Yang suaminya tidak sempat mandi junub untuk
mendapatkan nikmatnya iman.
Yang suaminya syahid dijalan Allah untuk
mendapatkan nikmatnya iman.
Berapa banyak hari ini suami yang mati dalam
keadaan junub karena tidak bisa mandi junub.
Berapa banyak hari ini suami yang korupsi
karena istrinya ingin mobil yang baru.
Berapa banyak hari ini suami mati dipangkuan
istrinya tetapi tidak bawa iman.
Kapan kita Merasa Nikmatnya Iman
...?
Silahkan dijawab didalam hati ...
Apa yang sudak kita korbankan untuk agama
...?
Sehingga iman akan terasa nikmat
Shalat akan terasa nikmat
Zikir akan terasa nikmat
Puasa akan terasa nikmat
Ibadah akan terasa nikmat kalau kita sudah
merasa nikmatnya iman
Nikmat iman akan didapat kalau kita ada
pengorbanan untuk agama.
13 jam kita puasa menahan haus dan dahaga,
menahan nafsu dan amarah. Tetapi setelah berbuka puasa 5 menit saja minum es dan
beberapa butir kurma. Bukan main nikmatnya. Hilanglah rasa lapar yang 13 jam.
Nikmat minuman dan makanan akan terasa ketika
haus dan lapar
Capek-capeklah kita keluar 3 hari, 40 hari dan
4 bulan. Berpisah dengan anak dan istri. Berpisah dengan sahabat dan pekerjaan.
Tetapi 1 detik saja masuk surga maka hilanglah semua rasa capek selama ini
memperjuangkan agama Allah SWT.
Nikmat iman akan kita dapatkan kalau kita
meluangkan waktu untuk agama Allah
Bagi yang belum pernah keluar 3 hari
secepatnya keluar 3 hari
Bagi yang belum pernah keluar 40 hari
secepatnya keluar 40 hari
Bagi yang belum pernah keluar 4 bulan
secepatnya keluar 4 bulan
Bagi yang belum pernah keluar IPB secepatnya
keluar IPB
Bagi yang belum pernah keluar Negeri jauh
secepatnya keluar Negeri Jauh
Bagi yang belum pernah keluar Masturoh
secepatnya keluar Masturoh
Ketika kita keluar jalan Allah maka nikmat
iman itu akan terasa