Malik bin Maghul berkata bahwa ia telah
membaca ayat yang sama di dalam Kitab Zabur Dawud as.. Dan permasalahan ini
telah diulang-ulang dalam berbagai hadits. Di antara doanya dalam hadits
tersebut berbunyi,
"Ya Allah! Kami memohon kepada-Mu agar jangan
meletakkan atas kami,orang-orang yang tidak belas kasih kepada kami, karena
dosa-dosa kami."
Allah swt. berfirman,
"Dan demikianlah Kami jadikan sebagian
orang-orang yang zhalim itumenjadi teman bagi sebagian yang lain disebabkan apa
yang mereka usahakan. " ( Al-An'am : 129 ) .
Terdapat berbagai penjelasan mengenai ayat di
atas. Pengarang 'Tafsir Jalalain' telah membuat penafsiran yang tepat, yaitu;
'Disebabkan keburukan amal perbuatan mereka, mereka diperintah oleh pemerintah
yang kejam'. Qatadah ra. berkata, "Jin-jin yang zhalim diletakkan ke atas orang
yang zhalim." A'mash rah.a. berkata, "Apabila amal perbuatan manusia buruk,
orang-orang yang paling jahat akan dijadikan sebagai penguasa
mereka."
Umar ra. berkata, "Telah diriwayatkan kepadaku
bahwa Isa as. atau Musa as. bertanya kepada Allah swt.; apakah tanda-tanda
kegembiraan-Nya atas hamba-Nya? Allah swt. menjawab, "Ku-turunkan hujan ke atas
mereka pada masa menanam benih di ladang dan menghentikannya pada saat menuai.
Urusan pemerintahannya Ku-serahkan kepada orang-orang yang lemah lembut dan
beradab, dan urusan kekayaan negara diberikan di bawah pengawasan orang-orang
yang amanah." Kemudian beliau ber-tanya, Apakah tanda kemurkaan-Nya atas
hamba-Nya? Allah berfirman, "Aku menahan hujan pada waktu menyemai benih dan
menurunkannya saat menuai. Tangung-jawab pemerintahan mereka akan Ku-berikan
kepada orang-orang jahil/ bodoh, dan harta kekayaan negara akan diletakkan di
bawah pengawasan orang-orang yang kikir." ( Sumber: Kitab Durrul Mantsur
).
Rasulullah saw. Bersabda,” Selalulah menyuruh
kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran. Jika tidak, Allah swt akan
mengangkat orang-orang yang paling jahat dari bangsamu sendiri sebagai penguasa
kamu. Dan do’a-do’amu tidak
dikabulkan ( walaupun dari orang yang paling alim di antara kamu ).” ( Kitab
Jami’ush Shaghir
).
Orang-orang musyrik bertanya,” Mengapa
orang-orang sholeh tidak berdo’a agar terhapus semua masalah ini?”. Biarkanlah mereka berpikir
sejenak, sejauhmana mereka telah mengajak manusia untuk kebaikan dan melarang
mereka dari kemungkaran. Jika amar ma’ruf nahi munkar sudah tidak ada, maka adakah harapan do’a-do’anya akan dikabulkan?
Disebutkan dalam sebuah hadits,
“Jika Allah menghendaki kebaikan atas suatu
masyarakat, Dia akan melantik orang-orang yang berhati baik sebagai pemimpin
mereka dan alim ulama akan menghakimi masalah-masalah mereka ( dengan benar dan
adil ) dan orang-orang yang pemurah dan dermawan akan diamanahi harta ( sehingga
banyak orang akan mendapatkan manfaat dari mereka ). Sebaliknya jika Allah
menghendaki kehancuran pada suatu masyarakat/ kaum/ bangsa ( disebabkan
keburukan amal perbuatan mereka sendiri ), maka akan dijadikan orang-orang kejam
sebagai pemimpin-pemimpin mereka, dan orang-orang jahil akan dijadikan sebagai
hakim-hakim mereka, dan harta-harta mereka akan berada di bawah kekuasaan
orang-orang bakhil.”
Hadits lainnya menyebutkan,
“ Sesungguhnya jika Allah murka atas suatu
kaum/ masyarakat/ negeri, tetapi tidak menampakkan murka-Nya yang besar seperti
gempa bumi dan kematian, melainkan dalam bentuk Dia akan menaikkan harga-harga
dan menahan hujan serta meletakkan orang-orang jahat sebagai pemimpin-pemimpin
mereka.”
Dalam hadits lainnya lagi
dikatakan,
Sesungguhnya Allah berfirman,” Aku membalas
orang-orang yang Ku-murkai melalui orang-orang yang Ku-murkai juga ( Ku-gunakan
orang zhalim untuk menindas penzhalim lainnya ), kemudian Ku-masukkan mereka
semua ke dalam neraka.”
Oleh sebab itu, juga dalam satu hadits
diterangkan,
“ Jangan kamu biarkan hatimu sibuk mengutuk
para penguasa. Sebaliknya, bertaqarrublah/ mendekatlah kepada Allah dengan
mendoakan kebaikan bagi mereka, sehingga Allah akan melembutkan hati mereka atas
kalian.”