Hari hari kita pikirkan dan bicarakan tentang kepentingan dunia, mari kita luangkan sedikit waktu untuk pikirkan dan bicarakan tentang perkara agama, tentang kebesaran Alloh, satu satunya bekal kita nanti pulang ke "Kampung Akhirat" dan untuk apa sebenarnya kita sebagai manusia Alloh SWT ciptakan di dunia ini...

Monday, November 7, 2011

Menghidupkan Orang Mati

Kisah Seorang Perempuan Yang Ikut Hijrah Dengan Anaknya

Ibnu Abi Dunya mengeluarkan hadits dan Anas bin Malik  katanya : Kami menanti seorang pemuda dan kalangan Anshar namun tak lama kemudian ia meningal dunia. Kami memejamkan matanya dan menjulurkan pakaian padanya, sebagian dan kami berkata kepada ibunya, “Karena Allahlah dalam sabar menghadapi musibah.”
Ibunya menjawab, “Apakah ia sudah wafat?”

“Ya,” jawab kami.

Lalu Ibunya menengadahkan tangan ke langit dan berdoa, “Ya Allah! Sungguh saya beriman kepada Engkau dan saya berhijrah kepada Rasul Engkau, jika kepedihan menimpa saya, saya akan meminta kepada Engkau, maka hilangkanlah kepedihan itu. Saya meminta kepada Engkau, ya Allah! Janganlah Engkau timpakan musibah ini kepada saya.”

Lalu baju pemuda itu disingkap dan wajahnya dan belum sempat kami makan dia telah ikut makan bersama kami.

Baihaqi mengeluarkan hadits dan jalan Shalih bin Basyir salah seorang ahli zuhud dan ahli ibadah negri Bashrah serta ia lembut dalam membawakan hadits dari Anas Lalu dia menuturkan kisah yang di dalamnya dikatakan bahwa Ummu Saib adalah seorang nenek-nenek yang buta.

Baihaqi mengeluarkan hadits dan Abdullah bin Aun dan Anas. Katanya, “Aku menemukan tiga perkara pada Umat ini, yang jika ada pada Bani Israil maka tidak akan ada umat-umat yang bisa menandinginya.”

Kami bertanya, “Apa itu wahai Abu Hamzah?”

Dia menjawab, “Kami berada di Shuffah di samping Nabi SAW, tiba-tiba seorang wanita Muhajirah datang beserta anaknya yang telah baligh, lalu Rasulullah menempatkannya pada wanita Anshar sedangkan anaknya pada kami. Tidak berapa lama anaknya jatuh sakit terkena wabah menular di kota Madinah kemudian wafat. Rasulullah memejamkan matanya dan memerintahkan untuk mengeramasinya.

Ketika kami hendak memandikannya, Nabi bersabda, “Wahai Anas! Temui ibunya dan beri tahu kepadanya.”

Lalu aku memberi tahunya. Ibunya pun datang dan langsung duduk di samping kedua telapak kakinya sambil memegangnya. Lalu ibunya berkata, “Ya Allah! Sungguh saya berserah diri kepada Engkau karena taat, ingkar terhadap berhala karena zuhud dan saya hijrah karena cinta kepada Engkau. Ya Allah! Jangan Engkau hinakan saya dengan sebab musibah ini kepada para penyembah berhala dan janganlah Engkau timpakan musibah yang saya tidak sanggup memikulnya .”

Demi Allah! Belumlah selesai kata-kata ibunya, dia menggerakkan kedua kakinya lalu menyingkapkan baju dan wajahnya dan dia hidup sampai Rasulullah dan ibunya wafat.
Lalu Anas menuturkan hadits sebagaimana yang telah kami tuturkan.

Al Bidayah (6/154&259) dan Ia berkata dalam Al Bidayah, (6/292) “Dan ini isnad dan rijalnya tsiqat tetapi ada yang terputus antara Abdullah bin Aun dan Anas Wallahu Alam .“ Abu Nuaim dalam Dalail (hal. 224) mengeluarkan hadits yang sama dari jalan Shalih dari Tsabit dari Anas.