Ada seorang ahli dakwah datang ke Maulana
Yusuf Rah.A. Dia mengatakan, “Wahai Maulana, saya sudah keluar 4 bulan, amal
maqomi juga sudah saya jalankan, alhamdullillah tiap tahun saya keluar, tetapi
kenapa perasaan saya ini keikhlasan belum masuk ke hati saya.” Ini kerisauan
orang tersebut. Apa nasehat Maulana Yusuf Rah.A, “Engkau teruskan dakwah, terus
dan terus, sampai kamu bertemu dengan si abdurrahman.” Si orang ini bingung
siapa ini si abdurrahman. Akhirnya Maulana Yusuf ceritakan siapa si abdurrahman.
Jadi si Abdurrahman ini adalah seorang pemuda kampung yang miskin, hidupnya
sebagai kuli tani, bekerja di ladang orang untuk mendapatkan upah. Si
Abdurrahman ini mempunyai cita-cita belajar agama di pesantren untuk paham
agama. Suatu ketika dia mendengar ada pesantren yang terkenal di suatu kampung.
Maka dia niat untuk masuk ke pesantren tersebut belajar dari ulama yang kononnya
terkenal dengan kealimannya.
Mulailah si Abdurrahman menabung dari hasil
upahnya untuk dapat masuk ke pesantren. Singkat cerita akhirnya uangnya
terkumpul dari hasil jerih payahnya. Berangkatlah si abdurrahman ke pesantren
tersebut untuk mencari ulama yang dia sering dengar untuk dapat belajar dari
dia. Setelah sampai di kampung tempat pesantren tersebut, akhirnya dia baru tahu
ternyata ulama yang dia cari ternyata udah meninggal. Mendengar hal tersebut
sedihlah si abdurrahman, karena sudah sekian lama dia menabung untuk belajar
dengan ulama tersebut ternyata setelah datang si kyai sudah meninggal. Si
Abdurrahman akhirnya terpikir, biasanya satu pesantren ini kalau kyainya
meninggal pasti ada anaknya atau anggota keluarga lainnya yang sama alimnya yang
menggantikan posisi kyai tersebut dalam mengajar. Si Abdurrahman mulai bertanya
ke penduduk apakah ada pengganti ulama tersebut. Penduduk kampung bilang yang
melanjutkan memimpin pondok pesantren itu adalah anaknya si kyai tersebut.
Singkat cerita pergila si abdurrahman ini kerumah anak si ulama
tersebut.
Sampai di tempat anak si ulama tersebut,
memang dasar si abdurrahman ini mempunya hati yang bersih maka dia selalu
menjaga prasangka baik kepada si anak ulama tersebut karena kesungguhannya ingin
belajar. Abdurrahman ini mempunyai keyakinan kalau bapaknya ini ulama sholeh
pasti anaknya juga seorang alim yang sholeh juga. Padahal si anak ulama ini
ternyata tidak seperti bapaknya yang alim dan sholeh. Si anak ulama ini ternyata
seorang bergajulan, tidak sholat, pemabok, penjudi, dan kerjakan banyak maksiat.
Namun si abdurrahman tidak tahu, dia hanya tau kalau si anak kyai ini pasti
orang yang sholeh dan alim juga seperti bapaknya, dan dia datang ingin belajar
kepada si anak kyai tersebut. Pada waktu datang ke rumah si anak kyai itu
kebetulan si anak kyai ini mempunyai pembantu namanya juga si abdurrahman, yang
saat itu sedang pergi beli sesuatu di luar.
Jadi waktu si abdurahman ini mengetuk pintu
dan mengucapkan salam, si anak kyai ini rupanya sedang kesal rupanya. Baru masuk
rumah si anak kyai ini langsung memarahi si abdurahman, disangkanya yang datang
ini adalah pembantunya. Si anak kyai ini marah dan berkata, “Kemana saja kamu
Abdurrahman, saya sudah menunggu dari tadi ?” mendengar hal ini si abdurahman
terkejut, wah dia terpikir anak kyai ini sungguh kasyaf, saya belum datang dan
belum mengutarakan maksud saja dia sudah menunggu saya. Makin yakin saja si
abdurrahman untuk belajar kepada anak kyai ini. Waktu dia buka pintu dan
menongolkan muka, baru nampaklah muka si abdurahman, maka terkejutlah anak si
kyai ini ternyata bukan pembantunya. Maka ditanyalah nama, darimana, dan maksud
kedatangan si abdurrahman ini oleh si anak kyai ini. Si Abdurrahman mengutarakan
bahwa dia ingin belajar kepada si anak kyai tersebut. Mendengar hal ini si anak
kyai bingung, dia bilang ke abdurrahman bahwa dirinya ini bukan kyai. Mendengar
hal ini si abdurrahman merasa bahwa anak kyai ini Masya Allah sungguh tawadhu.
Bagi si Abdurrahman anak kyai ini seorang kyai yang yang tawadhu tidak mau
menunjukkan keulamaannya, maka semakin yakin dia mau belajar kepada si anak kyai
ini. Si abdurrahman berkata, “Bagaimanapun juga saya mau nyantri di pesantren,
belajar kepada kyai.” Si anak Kyai mengatakan bahwa dirinya tidak bisa ngajar.
Masya Allah di hati si abdurrahman bahwa tawadhu sekali ini seorang ulama
mengaku tidak mampu ngajar. Di satu sisi si abdurrahman memaksa untuk belajar,
disatu sisi si anak kyai menolak karena dia tidak bisa ngajar.
Melihat keadaan ini si anak kyai ini yakin
bahwa si abdurrahman ini seorang pemuda kampung yang bodoh, sehingga timbullah
pikiran jahat untuk menjahili si abdurrahman. Si anak kyai ini bertanya kepada
Abdurrahman, “Apa kerja kamu ?” abdurrahman menjelaskan bahwa dia bekerja
sebagai kuli ladang di kampungnya. Si anak kyai itu berkata, “Bagus, saya punya
ladang disana, kamu balik ke kampung kamu lalu kamu tanami ladang saya, kalau
kamu mau belajar sama saya, kamu kerja disana nanti 10 tahun lagi kamu balik
kemari untuk belajar agama.” Si Abdurrahman ini hatinya bersih dan karena dia
sungguh-sungguh ingin belajar agama, dia setujui persyaratan anak kyai tadi.
Pergilah si Abdurrahman ini balik ke kampungnya di gunung untuk menjadi kuli
ladang kembali menggarap ladang si anak kyai tadi juga. Dia kembali bekerja
dengan niat untuk belajar agama disanalah dia bermujahaddah. Dia terus bekerja
disana tanpa mempelajari satu alifpun.
Allah Swt Maha Adil dan Maha mengetahui
kesucian dan kebersihan niat si Abdurrahman ini. Persis 10 tahun dia bekerja ada
seorang ulama besar meninggal dunia di masa itu. Allah Swt dengan QudratNya
memindahkan ilmu agama dan pemahaman agama si Ulama tersebut kepada si
Abdurrahman tanpa perantara guru. Asbab ini dengan serta merta jadi alim, si
abdurrahman pikirannya terbuka dan pemahamannya bertambah. Bagaimana prasangka
Abdurrahman saat ini mengalami kejadian yang demikian ? si Abdurrahman berpikir,
“Masya Allah guru saya ini luar biasa, dia mengajarkan agama kepada saya dari
jarak jauh.” Begitulah sikap abdurrahman memuji kepada gurunya karena sudah
mengajarinya agama dari jarak jauh. Akhirnya si Abdurrahman turun dari gunung
pergi mengunjungi si anak kyai untuk berterima kasih. Si anak kyai bertanya,
“Bagaimana kabar kamu ?” si Abdurrahman menjawab, “Alhamdullillah berkat ajaran
pak kyai dari jarak jauh, kini saya sudah jadi alim, paham mengenai banyak hal
tentang agama.” Si anak kyai ini tidak percaya, masa hanya dengan bertani
sesorang bisa berubah jadi alim. Melihat hal ini karena penasaran si abdurrahman
diajak keliling oleh anak kyai ini untuk bertemu ulama-ulama agar bisa
membuktikan perkataan abdurrahman ini. Terkejut si anak kyai ini ternyata
setelah di test memang betul bahwa si abdurrahman ini alim.
Asbab si Abdurrahman, Allah berikan si anak
kyai ini hidayah, bertaubat, lalu menyantri dengan si abdurrahman ini. Ini
adalah kisah nyata yang diceritakan oleh masyeikh kita. Disini ada pelajaran
yang bisa kita ambil :
1. Niat ikhlas 2. Mujahaddah 3. Sangka Baik 4.
Asbab Hidayah
Begitu kita di dalam kerja dakwah ini, kita
terus dakwah walaupun dengan segala kelemahan kita, sampai kita ketemu orang
seperti si Abdurrahman ini. Berkah dari orang seperti ini akan kita dapatkan
asbab kerja dakwah ini. Ini adalah contoh bagaimana Allah akan berikan kepahaman
kepada kita kalau kita mau bersusah payah dalam memperjuangkan agama ini. Tidak
ada sejarahnya orang dapat pemahaman agama hanya dengan santai-santai dan
senang-senang. Kepahaman agama hanya Allah berikan kepada orang yang mau
mujahaddah memperjuangkan agama. Sehingga tidak salah langkah dalam agama. Hari
ini agama hanya ditafsirkan menurut akal pikiran dan nafsu kita masing-masing
karena telah ditinggalkannya mujahaddah. Sehingga mengamalkan agama menurut hawa
nafsu, menurut pikiran kita saja, bukannya mengikuti daripada yang di contohkan
oleh Rasullullah SAW dan para sahabat RA.
Kita keluar di jalan Allah ini bukan hal yang
baru, ini merupakan syarat untuk memahami agama, dengan cara bersusah payah
dijalan Allah. Asbab kita tinggalkan mujahadah sehingga hari ini ummat mudah
terbawa daripada keinginan-keinginan dari orang kafir agar hidup ini
senang-senang dan mewah-mewah. Sementara untuk agama tumbuh subur kita harus
bisa zuhud terhada dunia bukannya mewah-mewah. Oleh karena itu kita semua harus
siap untuk bermujahaddah di jalan Allah agar Allah beri kepahaman agama kepada
kita. Kita keluar dijalan Allah kita belajar zuhud terhadap dunia, bawa pakaian
seadanya, masak sendiri nyuci sendiri, kadang-kadang kepanasan, kadang-kadang
kedinginan, tidur dilantai, banyak nyamuk dan lain-lain. Ini adalah
faktor-faktor yang membuat datangnya hidayah yaitu dengan mujahaddah. Sementara
kalau kita dirumah kita dapat kenyamanan makanan disediakan, baju ada yang
nyuci, tidur dikasur, sehingga agama susah masuk kalau kita dirumah saja. Asbab
kenyamanan di rumah ini membuat kita tidak paham agama, karena mata hati kita
tidak terbuka.
Untuk kepahaman atas Al Quran dan Hadits itu
membutuhkan sifat Mujahaddah. Jangan pernah merasa cukup mempelajari Al Quran
dan Hadits karena kedalamannya sangat luas,agama itu luas, dibutuhkan mujahaddah
yang terus menerus untuk memahaminya. Walaupun kita sudah mengamalkan agama
tetap akan masih kurang. Maka acuan kita bukanlah pada orang jaman sekarang
dalam pengamalan dan pemahaman tetapi Rasullullah SAW dan para Sahabat RA.
Dibanding rasullullah SAW dan para sahabat pengamalan kita dan pemahaman agama
kita sangat jauh sekali dibanding mereka.
Inilah mengapa kita harus merintis pengorbanan
kita agar seperti mereka. Bagaimana ketaatan kita seperti mereka. Untuk itulah
kita lagi dan lagi bermujahaddah. Inilah yang perlu kita pahamkan kepada ummat
bahwa didalam untuk memahami agama ini penting untuk bersusah payah dijalan
Allah Swt. Hari ini ada pemikiran di masyarakat bahwa untuk apa susah-susah
dakwah ke kampung-kampung, padahal hari ini ada TV, ada Internet, ada Handphone,
ada Radio, lebih luas cakupannya dan lebih banyak penggunanya sehingga
point-point dakwah bisa disebar melalui media itu. Padahal kalau kita perhatikan
para sahabat dulu mujahaddah berdakwah ke yaman, lalu orang-orang
berbondong-bondong masuk islam. Lalu para sahabat mujahaddah berdakwah ke
maghribi, lalu ramai-ramai orang-orang berbondong bondong masuk islam. Masuk ke
mesir, ramai-ramai orang-orang masuk islam. Masuk ke Aljazair, ramai-ramai orang
masuk islam. Padahal dulu belum ada handphone, televisi, radio, ataupun
internet, namun asbab ada mujahaddah para sahabat RA dalam berdakwah orang-orang
berbondong-bondong masuk islam. Sekarang dengan alat-alat modern ini adakah kita
dengar orang-orang suatu negeri berbondong-bondong masuk islam ? jawabnya tidak.
Jadi terbukanya mata hati bukan lah karena hal-hal seperti itu. Kalaulah memang
tv, radio, Handphone, dan radio memang bisa memajukan agama pastilah sudah
diberikan kepada Rasullullah SAW oleh Allah Swt. Ini karena Allah Swt berfirman
:
“Al yauma akmaltu lakum dinnakum…” Artinya :
Hari ini telah sempurna Agama
Tidak memerlukan lagi cara yang seperti itu,
cara yang dibawa oleh Nabi SAW adalah cara yang sudah sempurna, tinggal
mengikuti saja, jangan pakai akal-akalan kita. Kita tidak menafikan kalau orang
mau memakai itu silahkan saja tetapi cara Mujahaddah ini jangan ditinggalkan.
Kita akan tambah jauh dari agama jika kita tinggalkan cara Nabi SAW. Sehingga
sesam islam sekarang mudah di adu domba, dibenturkan, satu sama lain, sampai
terjadi perang sesama islam. Ini karena mereka tidak paham sama agama. Andaikata
kita paham dengan agama akan timbul kasih sayang, cintai mencintai, rukun, dan
satu hati itu akan terjadi.
Kita belum paham agama karena kita kurang
bermujahaddah. Dalam beramal ini, Allah akan bukakan mata hati sejauh mana kita
bermujahaddah. Kata para ulama kalau kita beramal akan mendapatkan pahala,
tetapi kalau dengan bermujahaddah maka akan mendapatkan hidayah. Contoh kalau
kita berwudhu ini akan mendapatkan pahala, tetapi kalau kita berwudhu ditempat
yang dingin, dalam keadaan ngantuk, dan lain-lain, selain dapat pahala kita akan
dapat hidayah. Kita di Indonesia ini puasa tidak terlalu berat, apalagi di Eropa
dimusim dingin, siangnya lebih pendek, lebih enak lagi puasanya. Berbeda kalau
kita puasa di negeri arab panasnya luar biasa, siangnya lebih panjang,
sedikit-sedikit haus. Kita ini kalau hanya di indonesia saja tidak akan
mengalami mujahadahnya beramal di negeri orang. Jika kita mengalamin
bermujahaddah di negeri mereka ketika musim panas dan musim dingin, maka hidayah
akan datang kepada kita. Kita lihat saudara-saudara kita yang bermujahaddah,
iman mereka kuat. Sehingga walaupun ditengah-tengah kemaksiatan, Allah berikan
kekuatan untuk mengamalkan agama.
Saya lihat waktu kami ke spanyol, saya lihat
orang-orang islam dari marokko, maghribi. Di Marokko Quran ini sudah membudaya.
Ketika kami ke morokko kami lihat setiap bada maghrib dan bada subuh seluruh
mesjid membaca al quran bersama secara berurutan. Setiap hari membaca 1 juz
bersama-sama sehingga dalam 1 bulan mereka sudah biasa mengkhatamkan Al Quran.
Ketika kami berjaulah baru kami baca ayat pendek mereka yang meneruskan
bacaannya anak-anak muda sudah hafal Quran, banyak sekali kami temui di spanyol.
Di bulan puasa biasa bagi mereka terawih baca 1 juz. Semangat Ibadah mereka
sangat tinggi, ini di negeri kafir, bagaimana dengan kita disini yang kononnya
muslim terbesar. Di negeri kafir penuh dengan kemaksiatan, mereka bisa sholat
terawih bacaan Qurannya 1 juz. Ketika kami di Barcelona di markaz tabligh yang
konon baru dibangun tahun 1987 agama berkembang pesat. Padahal dulunya kalau
orang muslim mengucapkan salam saja bisa marah orang karena merasa panggilan
kampungan begitu. Namun asbab ada kerja dakwah kini di Barcelona sholat dzuhur
saja ramainya sama seperti sholat jumat. Sebelum tabligh datang, dulu
orang-orang Maroko di Barcelona tidak sholat, namun asbab tabligh
alhamdullillah, dikota maksiat orang-orang tetap menjaga sholat berjamaahnya.
Walaupun kita sedang jaulah orang-orang di bar di tempat-tempat ngopi tapi
ketika kita datangin waktu jaulah mereka mendengarkan dengan baik.
Kalau di Spanyol ini banyaknya orang Marokko,
lain lagi di Portugal orang islam banyaknya orang Afrika dari Mozzambiek. Mereka
membangun mesjid besar dan megah, setiap malam mereka menjamu orang buka dan
makan malam sekitar 400 orang setiap harinya. Luar biasa semangat mereka dalam
beribadah dan bersedekah. Bahkan kita kira pemerintah mereka yang kononnya tidak
menyukai islam, pemerintahan kafir, ternyata mereka justru senang dengan orang
islam, bahkan ikut nyumbang dalam membangun mesjid. Hubungan mereka orang islam
dengan pemerintah ternyata baik ini karena akhlaqnya bagus, tidak membuat
kekacauan sehingga pemerintah sana senang. Disana, Portugal, pemerintahnya
memberikan banyak kemudahan-kemudahan dalam menjalankan usaha dakwah. Ini karena
mereka melihat orang-orang yang ada salam usaha dakwah ini orangnya baik-baik
tidak menganggu politik ataupun yang lainnya, umum jalankan usaha agama saja.
Demikian asbab bermujahaddah dijalan Allah sehingga Allah bukakan
kemudahan-kemudahan dalam usaha dakwah ini.
Lain lagi di perancis, Jaulah kedua lebih
banyak dibanding dari jaulah pertama, beda dengan di Indonesia yang jaulah
pertamanya lebih banyak dibanding jaulah keduanya. Ini karena banyak mesjid di
Indonesia menjalankan mesjid di jaulah pertama tapi jaulah keduanya tidak. Kalau
di perancis mereka menggunakan cara misalnya ada 8 orang di mesjid jaulah
pertama, maka semuanya akan bergerak bersama-sama. Tetapi kalau jaulah kedua di
perancis ini, yang 8 orang dibagi 4 rombongan dibagi per 2 orang untuk jaulah
kedua. Di perancis karena jarang mesjid maka caranya mereka gelar tikar dibawah
pohon, lalu waktu adzan mereka jaulah ke flat-flat. Alhamdullillah mereka yang
ditaman dan dijalan-jalan, mereka berdatangan, mendengar bayan. Para taskilan,
mereka dibawa kebawah pohon seperti piknik untuk di iqrom. Waktu sholat
berjamaah mereka berbondong-bondong ikut sholat dibawah pohon. Mereka terus
menerus sholat dibawah pohon akhirnya Allah ubah keadaan sehingga kini mesjid
bertambah menjadi ribuan mesjid. Sekarang total kurang lebih mesjid di perancis
ada 3500 mesjid.
Pernah dulu raja Arab Saudi, raja Faisal
ketika itu mengajukan proposal kepada pemerintahan perancis untuk mendirikan
mesjid karena susahnya dia nyari mesjid untuk sholat. Mendapat tawaran itu
presiden perancis konsulasi dengan para pendeta gereja saat itu untuk menyikapi
proposal raja Arab. Mereka membalas surat ke Raja Arab ketika itu yang isinya
kalau mereka diperbolehkan mendirikan gereja di mekah, maka raja Faisal
diperbolehkan membangun mesjid di Perancis. Mendapat jawaban seperti itu Raja
Faisal membatalkan niatnya untuk membangun mesjid. Setelah dengan jalan
kekuasaan pemerintah untuk menegakkan agama dengan membangun mesjid tidak mampu
dilaksanakan. Namun, alhamdullillas asbab kerja dakwah yang dilakukan dengan
cara diam-diam, kini mesjid ada dimana-mana di perancis. Di tahun 1960 an di
perancis hanya ada 1 mesjid, kini tahun 2009 jumlah mesjid ada ± 3500 mesjid.
Ini kelebihan pemerintahan perancis, hak azasi sangat dihargai bagi warga negara
sana.
Suatu ketika di salah satu kota perancis ini
ketika adzan dikumandangkan, warga non muslim protest, sehingga diangkatlah
kasus ini ke pengadilan. Pengacara orang islam ini pintar, mereka berargument
kalau memang mereka terganggu karena suara adzan seharusnya mereka lebih
terganggu lagi sama suara bising pesawat di airport, karena lokasinya sangat
dekat dengan airport. Jadi kalau memang mau ditetapkan seperti itu maka
seharusnya airportpun juga di tiadakan. Akhirnya umat islam menang di pengadilan
bisa diterima secara akal. Kalau misalnya mereka tidak suka bising bukannya
airport yang digusur tapi merekalah yang harus pindah jauh dari Airport. Begitu
juga dengan suara adzan kalau memang tidak suka dengan suara adzan yang tidak
seberapa jangan di larang adzannya tapi merekalah yang harus pindah.
Alhamdullilah akhirnya yang non muslim pada pindah, dan yang islam pindah
kedaerah itu. Demikanlah dengan mujahaddah ini Allah berikan
kemudahan-kemudahan.
Juga sudah banyak bukti banyak orang-orang
masuk islam asbab Akhlaq. Banyak laki-laki di perancis ingin mencari
wanita-wanita islam, karena wanita islam ini taat dan tidak khianat kepada
suami. Jadi kalau kita terus bermujahaddah di jalan dakwah ini maka nanti akan
datang orang-orang berbondong-bondong masuk islam. Seperti dijaman Sahabat RA,
bahwa orang-orang akan berbondong-bondong masuk islam ketika umat islam sudah
sempurna agamanya : Iman nya betul, Ibadahnya Betul, Muamalahnya Betul,
Muasyarohnya betul, dan Akhlaqnya betul. Orang yang hidup di luar agama ini
hidupnya tidak ada kebahagiaan hanya sangkaannya, kelihatannya bahagia, padahal
rohaninya kosong. Memang betul secara dzohiriyah mereka maju dari makanannya,
pakaiannya, transportasinya, rumahnya, namun secara rohaniat mereka kosong dan
gersang hatinya. Padahal mereka cukup makan uang ada, dan pakaian banyak, tapi
tiap hari mereka bengong saja, sehingga untuk menghilangkan kekosongan dan
kesusahan dalam hatinya ini akhirnya mereka buat kebiasaan fly atau
mabuk-mabukan agar bisa senang. Seharusnya keadaan mereka ini jangan kita benci
tapi harus dikasihani, karena sesungguhnya dengan kehidupan seperti itu
kehidupan mereka seperti tinggal menunggu adzab saja. Walaupun hidup mewah dan
nyaman tapi jika mati tidak membawa iman maka mereka akan di azab
selama-lamanya. Kita yang bertanggung jawab atas mereka ini. Dakwahkan agama,
Kita bersusah payah datang kepada mereka. Asbab kerisauan kita ini kepada mereka
maka Allah akan bukakan mata hati kita, nanti Allah beri kepahaman. Jika mata
hati kita menyanyangi umat, maka Allah akan sayang kepada kita.
Mahfum Hadits :
“Irhamu ma fil ardhi yarhamu suma fissama”
Artinya : “Kamu kasihani apa yang ada di muka bumi maka ahli langit akan kasih
kepada kamu”
Bukannya kita gunjingi atau diperangi mereka,
tetapi justru harusnya kita kasihani mereka, kita dakwahkan mereka menyampaikan
Kalimat Tauhid. Mereka ini adalah tanggung jawab kita. Agama Islam ini bukan
untuk orang islam saja tapi untuk semua manusia.
Allah berfirman :
Innadeena Indallahiil islam : Agama yang
diterima oleh Allah hanya Islam
Selain islam tidak akan diterima, dan Allah
ini bukannya tuhan untuk umat islam saja tapi Allah ini Rabbunnaas, Tuhan
seluruh manusia, bahkan Rabbul Alamin, Tuhan seluruh alam. Dan Nabi Muhammad SAW
bukan hanya nabi untuk umat islam saja tetapi untuk seluruh umat
manusia.
Allah berfirman :
Wama arsalnaka illa kaffatan linnas : Kami
tidak utus engkau Muhammad melainkan untuk seluruh manusia
Begitu juga Al Quran bukan kitab suci bagi
umat islam saja, tapi Hudallinnaas, petunjuk bagi seluruh manusia, bukan huda
lilmuslimin, petunjuk bagi muslim saja. Sekarang siapa yang mau bertanggung
jawab atas umat pada hari ini, yang sebagian besar tidak kenal pada Allah, tidak
kenal pada Nabi Saw, tidak kenal pad Al Quran, sedangkan Nabi sudah tidak akan
datang lagi. Ini semua adalah tanggung jawab kita untuk menyampaikan ini kepada
mereka. Manusia dalam kecelakaan besar, Kalau kita mati tidak ada harta, tidak
ada pakaian, tidak ada rumah, ini tidak bahaya selama ada iman, namun jika mati
dalam keadaan tidak beriman maka mereka akan disiksa selama-lamanya. Kita harus
melanjutkan fikir Nabi Saw dan usaha Nabi Saw. Kita memang bukan Nabi atau Rasul
namun Allah muliakan kita dengan mewariskan usaha kenabian kepada ummat ini
untuk dilanjutkan.
Jangan kita kecil hati bahwa kita ini lemah
banyak kekurangan sementara penduduk manusia miliaran bagaimana mungkin ? Kita
harus ambil pelajaran dari kisah Nabi Ibrahim AS. Ketika Nabi Ibrahim AS dibakar
oleh Namrud Laknatullah Alaih, ada seekor burung kecil bawa air di paruhnya
terbang tinggi diatas apinya membawa air bolak balik agar api padam. Malaikat
bertanya, “Apa yang kamu kerjakan wahai burung ?” burung menjawab, “sedang
berusaha memadamkan api yang membakar kekasih Allah, ibrahim AS.” Malaikat
bilang apa manfaatnya membawa air sedikit itu untuk mematikan api yang demikian
hebat, belum sampai ke api sudah menguap. Kata burung biar saja tidak apa-apa,
yang penting kata burung nanti di akherat ketika Allah bertanya kepadanya,
“Wahai Burung adakah kamu menyaksikan kekasihku dibakar, lalu apa yang kamu
lakukan ?” Maka aku akan menjawab, “Ya Allah aku hanya bisa membawa sedikit air
saja di paruh aku menurut kemampuanku saja, mudah-mudahan dengan amalku yang
sedikit ini bisa diterima.” Jadi jangan lihat besar kecilnya dunia kita tapi
lihatlah seberapa kemampuan kita. Allah tidak melihat hasil dalam usaha agama
ini tapi yang dilihat oleh Allah Swt adalah usaha kita. Nabi Nuh AS 950 tahun
dakwah siang malam tapi yang dapat hidayah cuman 80 orang saja, tapi Nabi Nuh AS
tidak dianggap gagal oleh Allah SWT. Walaupun dilempari batu tapi usahanya tidak
berhenti. Maka Insya Allah kita niatkan ambil bagian dalam Takaza Agama ini.