Hari hari kita pikirkan dan bicarakan tentang kepentingan dunia, mari kita luangkan sedikit waktu untuk pikirkan dan bicarakan tentang perkara agama, tentang kebesaran Alloh, satu satunya bekal kita nanti pulang ke "Kampung Akhirat" dan untuk apa sebenarnya kita sebagai manusia Alloh SWT ciptakan di dunia ini...

Friday, November 4, 2011

Bayan / Penjelasan Agama Mufti Luthfi Al Banjari IV

Saat ini orang berusaha mencari hasil bumi. Nabi juga bersabda, manusia itu barang tambang sebagaimana barang tambang emas dan perak. Berbagai macam alat digunakan untuk menggali sumber daya alam. Dalam diri manusia juga ada potensi yang mahal. Jangan dikira dalam diri seorang preman atau orang-orang yang dianggap hina dalam masyarakat ternyata ada sesuatu yang sangat berharga. Satu-satunya cara untuk menggali kemuliaan manusia adalah dengan usaha dakwah.

Begitu rahimnya Allah kepada umat ini maka usaha dakwah diberikan kepada Nabi Muhammad dan para pengikutnya. Jalan hidup nabi adalah mengajak manusia untuk mengabdi kepada Allah dengan ‘bashirah’ (pandangan hati) dan ini adalah kerja Nabi dan orang yang beriman kepada nabi. Hasil pertama yang didapat jika seseorang yang berdakwah adalah dirinya dibersihkan dari kemusyrikan. Janganlah seseorang berkoar bahwa dirinya dengan belajar tauhid bertahun-tahun lalu bebas dari kemusyrikan, sekali-kali tidak jika orang tersebut belum berdakwah. Jangankan manusia biasa. Nabi Musa as belajar di tempat yang suci dan diajari langsung oleh Allah mengenai tauhid, tapi musa belum terbebas dari kemusyrikan. Ketika Musa ditanya, apa yang ada ditangan kananmu hai Musa? Ini tongkat saya banyak kegunaannya. Dan Musa gagal dalam ujian pertama walaupun baru belajar tauhid. Ujian kedua Allah perintahkan kepada Musa untuk membuang tongkatnya yang dia sangat cintai lalu tongkatpun berubah menjadi ular. Ujian ketiga ketika tongkat telah berubah menjadi ular, Allah perintahkan untuk mengambil ular tersebut. Tauhid tidak cukup dalam pengetahuan tauhid saja namun harus dibuktikan dengan perbuatan.

Allah akan memperbaiki keimanan Nabi Musa dengan menghantarkan Musa ke medan dakwah. Allah perintahkan Musa untuk berdakwah kepada Fir’aun. Setelah beberapa lama digembleng dalam dakwah. Saat Musa dikejar-kejar Firaun dan bala tentaranya. Di depan mereka ada lautan dan dibelakang mereka ada Firaun dan bala tentaranya. Pengikut beliau yang nota benenya hanya beribadah namun tidak berdakwah, ketika menghadapi situasi ini mereka mengatakan, wahai Musa celaka kita?? Pengikutnya yang selama 40 tahun belajar kepada Musa dan Mursyidnya adalah seorang Nabi namun keimanan mereka sangat lemat kepada Allah SWT.

Pengikutnya masih takut kepada makhluk.

Kalau seorang yang sudah tidak lagi dimedan dakwah, walau pun sekarang dia memakai sorban dan memelihara jenggot, namun nanti ketika akan ada cobaan bahwa yang demikian adalah teroris maka mereka akan melepas soban dan mencukur jenggot-jenggot mereka. Jika sekarang seorang wanita memakai purdah namun dia tidak lagi di medan dakwah lama-kelamaan purdah akan dia lepas. Seorang anak kecil di Francis yang hidup dalam medan dakwah di rumahnya. Di sekolahnya gurunya membujuk untuk melepas jilbabnya, namun dia tidak mau melepas jilbabnya. Lalu gurunya bertanya lagi keanak tersebut, bagaimana caranya agar kamu mau melepas jilbab. Anak itu berkata, ibu ambil pedang dan tebas leher saya hanya dengan cara yang demikian jilbab saya bisa terlepas.

Sedangkan Musa mengatakan ‘inna ma’iya Rabby sayahdiin’ –sesungguhnya bersama saya Rabb saya dan dia akan memberi petunjuk-. Pada saat tersebut Musa mampu melupakan tongkatnya yang bermanfaat ketika memakan ular-ular penyihir Firaun. Mampukah karkun untuk menafikan sesuatu yang ada pada dirinya dan hanya bergantung hanya kepada Allah.
Para pegiat dakwah hendaknya jangan menggantungkan dakwah dengan kebendaan. Jika kita diuji dengan dua pilihan antara jadwal jaulah dengan bisnis yang menghasilkan $1.500 yang cukup untuk keluar ke India Pakistan, dan Banglades. Kalau dia pilih bisnisnya dan meninggalkan jaulahnya, dengan berkeyakinan dengan uang itu dia bisa ke IPB itu bagaikan orang yang membeli alas kaki untuk berjalan tapi memotong kedua kakinya. (Maulana Yunus). Dia mengasakan dakwah dengan ‘bashar’ bukan dengan ‘bashirah’.

Seorang ulama di Indonesia yang selsai belajar di Madinah dan ikut dakwah. Lalu diteror oleh teman-temannya. Wahai ustadz kenapa kamu ikut orang-orang musyrik dan penuh dengan kebid’ahan. Ulama tersebut menjawab memang ada hal-hal tersebut dalam diri mereka namun saya yakin dengan janji Allah, orang-orang yang berjihad dijalan kami, pasti kami akan tunjukan jalan-jalan hidayah.

Memang ketika baru memulai dakwah, kesyirikan masih ada dalam diri-diri orang yang berjalan di jalan dakwah, namun selama mereka menjadikan dakwah sebagai jalan hidup mereka sedikit-sedikit Allah akan membersihkan memusyrikan dari diri mereka.

Dalam dakwah tidak boleh berpecah belah. Dalam taklim boleh berbeda-beda. Silakan anda belajar ke Madinah, Mesir, Lirboyo, Temboro, Magelang, ke Banten silakan. Perbedaan dalan hokum fiqih adalah rahmat. Ada ucapan seorang yang mengatakan sesuatu yang membuat saya tercengang ketika mendengarnya dan mungkin anda akan tercengang pula, yaitu : jika ada seorang Alim yang menginginkan mengumpulkan umat semua dalan satu madzhab itu tidak akan terjadi dan Allah tidak akan Ridha. Allah ingin sunnah Nabi Muhammad tetap terjaga hingga hari Kiamat. Nabi pernah shalat subuh dengan qunut dan tanpa qunut. Jika umat ini hanya dikumpulkan dalam madzhab yang tidak menggunakan qunut, maka sunah Nabi shalat subuh dengan qunut akan hilang.

Rasulullah Shalat di Mina dan di Makkah waktu haji di qasar menjadi dua rakaat, demikian juga Abu Bakar, dan Umar. Lalu ketika Utsman menjadi Amirul Hajj beliau shalat empat rakaat, lalu Abdullah bin Mas’ud mengkritik Utsman dengan memberitahu bahwa Rasulullah, Abu Bakar, dan Umar telah shalat qasar dua rakaat. Namun Abdullah bin Mas’ud tetap shalat berjamaah dengan Utsman sebanyak empat rakaat di depan murud-muridnya. Setelah selesai shalat murid-muridnya bertanya, wahai guru kenapa kamu mengkritik Utsman namun engkau ikut shalat empat rakaat. ‘alkhilafu ‘asyad’ perpecahan itu lebih berat lagi. Sedangkan Rasulullah bersabda untuk mengikuti sunnah Nabi dan sunnahnya 4 khulafaur rasyidin al mahdiyyin. Mengikuti Utsman juga termasuk mengikuti sunnah Nabi Muhammad saw.

Jangan mencoba-coba menghina SHAHABAT Nabi saw. Imam Malik berfatwa orang yang menghina dan membenci shahabat adalah KAFIR. Jangan bersahabat dengan mereka, jangan terkesan dengan buku-buku mereka yang menghina shahabat.

Seorang bertanya kepada Abdullah bin Mubarak ra. mana yang lebih mulia antara Umar bin Abdul Aziz rah.a dengan Muawiyah ra. Dijawab, debu-debu yang menempel dihidung keledai Muawiyah ketika berjalan bersama Rasulullah tidak bisa dibandingkan dengan amalan Umar bin Abdul Aziz.

Tabiin tidak bisa menyamai shahabat. Shahabat tidak bisa menyamai Nabi. Walaupun ada seorang tabiin yaitu, Uwaisy Alqarni yang memerintahkan Umar untuk meminta doa kepadanya jika bertemu. Namun kemuliaan Uwaisy tidak bisa menyamai kemuliaan shahabat.

Begitu juga kita tidak boleh menghina Alqamah yang terhalang mengucapkan LaailahaillaAllah karena ibunya tersinggung dengan perbuatannya. Karena kemuliaan Alqamah tidak bisa dibandingkan dengan tabiin dan seterusnya.

Syaikh Ilyas ditanya orang. Kerja yang kamu buat sekarang ini banyak melalaikan hak makhluk, bagaimana ini? Dijawab, betul. Saya akui kerja yang saya galakan sekarang ini banyak mengurangi hak makhluk, tapi dengan seorang mengambil usaha ini dengan sebab usahanya banyak orang-orang yang dahulunya melalaikan hak makhluk setelah mendapat hidayah dia menjadi orang-orang yang menunaikan hak makhluk.

Semua kelalaian yang dilakukan dai dalam menjalankan usaha dakwah semuanya akan dibayar oleh Allah SWT. Orangtua di akhirat menuntut anaknya yang dai karena waktunya kurang dalam berbakti kepada kedua orangtuanya disebabkan usaha dakwah yang ia perjuangkan. Allah akan menawarkan kepada orangtua tersebut maukah kalian memaafkan anakmu dan akan aku masukkan kalian berdua ke dalam surga?

Jangan berpecah belah dalam dakwah.
Taklim dibuat untuk menopang dakwah.
Ibadah dibuat untuk menopang dakwah.
Dzikir dibuat untuk menopang dakwah.
Khidmat dibuat untuk menopang dakwah.

Sekarang ini banyak orang yang ibadah dan banyak orang yang tahajud. SBY tahajud, Amin Rais tahajud, Hamzah Haz tahajud, petani tahajud, karyawan tahajud, namun ibadah yang benar adalah ibadah –tahajud- untuk persiapan dakwah. Jangan tahajud untuk uang, bisnis lancar, ingin jadi presiden, dan lain-lain.

Keanehan dunia jika karkun tidak tahajud, keanehan berikutnya jika karkun masbuk, dan parahnya lagi jika karkun masih merokok. Malaikat tidak akan datang kepada orang yang tahajud yang mulutnya berbau rokok.