Saat ini orang berusaha mencari hasil bumi.
Nabi juga bersabda, manusia itu barang tambang sebagaimana barang tambang emas
dan perak. Berbagai macam alat digunakan untuk menggali sumber daya alam. Dalam
diri manusia juga ada potensi yang mahal. Jangan dikira dalam diri seorang
preman atau orang-orang yang dianggap hina dalam masyarakat ternyata ada sesuatu
yang sangat berharga. Satu-satunya cara untuk menggali kemuliaan manusia adalah
dengan usaha dakwah.
Begitu
rahimnya Allah kepada umat ini maka usaha dakwah diberikan kepada Nabi Muhammad
dan para pengikutnya. Jalan hidup nabi adalah mengajak manusia untuk mengabdi
kepada Allah dengan ‘bashirah’ (pandangan hati) dan ini adalah kerja Nabi dan
orang yang beriman kepada nabi. Hasil pertama yang didapat jika seseorang yang
berdakwah adalah dirinya dibersihkan dari kemusyrikan. Janganlah seseorang
berkoar bahwa dirinya dengan belajar tauhid bertahun-tahun lalu bebas dari
kemusyrikan, sekali-kali tidak jika orang tersebut belum berdakwah. Jangankan
manusia biasa. Nabi Musa as belajar di tempat yang suci dan diajari langsung
oleh Allah mengenai tauhid, tapi musa belum terbebas dari kemusyrikan. Ketika
Musa ditanya, apa yang ada ditangan kananmu hai Musa? Ini tongkat saya banyak
kegunaannya. Dan Musa gagal dalam ujian pertama walaupun baru belajar tauhid.
Ujian kedua Allah perintahkan kepada Musa untuk membuang tongkatnya yang dia
sangat cintai lalu tongkatpun berubah menjadi ular. Ujian ketiga ketika tongkat
telah berubah menjadi ular, Allah perintahkan untuk mengambil ular tersebut.
Tauhid tidak cukup dalam pengetahuan tauhid saja namun harus dibuktikan dengan
perbuatan.
Allah akan memperbaiki keimanan Nabi Musa
dengan menghantarkan Musa ke medan dakwah. Allah perintahkan Musa untuk
berdakwah kepada Fir’aun. Setelah beberapa lama digembleng dalam dakwah. Saat
Musa dikejar-kejar Firaun dan bala tentaranya. Di depan mereka ada lautan dan
dibelakang mereka ada Firaun dan bala tentaranya. Pengikut beliau yang nota
benenya hanya beribadah namun tidak berdakwah, ketika menghadapi situasi ini
mereka mengatakan, wahai Musa celaka kita?? Pengikutnya yang selama 40 tahun
belajar kepada Musa dan Mursyidnya adalah seorang Nabi namun keimanan mereka
sangat lemat kepada Allah SWT.
Pengikutnya masih takut kepada
makhluk.
Kalau seorang yang sudah tidak lagi dimedan
dakwah, walau pun sekarang dia memakai sorban dan memelihara jenggot, namun
nanti ketika akan ada cobaan bahwa yang demikian adalah teroris maka mereka akan
melepas soban dan mencukur jenggot-jenggot mereka. Jika sekarang seorang wanita
memakai purdah namun dia tidak lagi di medan dakwah lama-kelamaan purdah akan
dia lepas. Seorang anak kecil di Francis yang hidup dalam medan dakwah di
rumahnya. Di sekolahnya gurunya membujuk untuk melepas jilbabnya, namun dia
tidak mau melepas jilbabnya. Lalu gurunya bertanya lagi keanak tersebut,
bagaimana caranya agar kamu mau melepas jilbab. Anak itu berkata, ibu ambil
pedang dan tebas leher saya hanya dengan cara yang demikian jilbab saya bisa
terlepas.
Sedangkan Musa mengatakan ‘inna ma’iya Rabby
sayahdiin’ –sesungguhnya bersama saya Rabb saya dan dia akan memberi petunjuk-.
Pada saat tersebut Musa mampu melupakan tongkatnya yang bermanfaat ketika
memakan ular-ular penyihir Firaun. Mampukah karkun untuk menafikan sesuatu yang
ada pada dirinya dan hanya bergantung hanya kepada Allah.
Para pegiat dakwah hendaknya jangan
menggantungkan dakwah dengan kebendaan. Jika kita diuji dengan dua pilihan
antara jadwal jaulah dengan bisnis yang menghasilkan $1.500 yang cukup untuk
keluar ke India Pakistan, dan Banglades. Kalau dia pilih bisnisnya dan
meninggalkan jaulahnya, dengan berkeyakinan dengan uang itu dia bisa ke IPB itu
bagaikan orang yang membeli alas kaki untuk berjalan tapi memotong kedua
kakinya. (Maulana Yunus). Dia mengasakan dakwah dengan ‘bashar’ bukan dengan
‘bashirah’.
Seorang ulama di Indonesia yang selsai belajar
di Madinah dan ikut dakwah. Lalu diteror oleh teman-temannya. Wahai ustadz
kenapa kamu ikut orang-orang musyrik dan penuh dengan kebid’ahan. Ulama tersebut
menjawab memang ada hal-hal tersebut dalam diri mereka namun saya yakin dengan
janji Allah, orang-orang yang berjihad dijalan kami, pasti kami akan tunjukan
jalan-jalan hidayah.
Memang ketika baru memulai dakwah, kesyirikan
masih ada dalam diri-diri orang yang berjalan di jalan dakwah, namun selama
mereka menjadikan dakwah sebagai jalan hidup mereka sedikit-sedikit Allah akan
membersihkan memusyrikan dari diri mereka.
Dalam dakwah tidak boleh berpecah belah. Dalam
taklim boleh berbeda-beda. Silakan anda belajar ke Madinah, Mesir, Lirboyo,
Temboro, Magelang, ke Banten silakan. Perbedaan dalan hokum fiqih adalah rahmat.
Ada ucapan seorang yang mengatakan sesuatu yang membuat saya tercengang ketika
mendengarnya dan mungkin anda akan tercengang pula, yaitu : jika ada seorang
Alim yang menginginkan mengumpulkan umat semua dalan satu madzhab itu tidak akan
terjadi dan Allah tidak akan Ridha. Allah ingin sunnah Nabi Muhammad tetap
terjaga hingga hari Kiamat. Nabi pernah shalat subuh dengan qunut dan tanpa
qunut. Jika umat ini hanya dikumpulkan dalam madzhab yang tidak menggunakan
qunut, maka sunah Nabi shalat subuh dengan qunut akan hilang.
Rasulullah Shalat di Mina dan di Makkah waktu
haji di qasar menjadi dua rakaat, demikian juga Abu Bakar, dan Umar. Lalu ketika
Utsman menjadi Amirul Hajj beliau shalat empat rakaat, lalu Abdullah bin Mas’ud
mengkritik Utsman dengan memberitahu bahwa Rasulullah, Abu Bakar, dan Umar telah
shalat qasar dua rakaat. Namun Abdullah bin Mas’ud tetap shalat berjamaah dengan
Utsman sebanyak empat rakaat di depan murud-muridnya. Setelah selesai shalat
murid-muridnya bertanya, wahai guru kenapa kamu mengkritik Utsman namun engkau
ikut shalat empat rakaat. ‘alkhilafu ‘asyad’ perpecahan itu lebih berat lagi.
Sedangkan Rasulullah bersabda untuk mengikuti sunnah Nabi dan sunnahnya 4
khulafaur rasyidin al mahdiyyin. Mengikuti Utsman juga termasuk mengikuti sunnah
Nabi Muhammad saw.
Jangan mencoba-coba menghina SHAHABAT Nabi
saw. Imam Malik berfatwa orang yang menghina dan membenci shahabat adalah KAFIR.
Jangan bersahabat dengan mereka, jangan terkesan dengan buku-buku mereka yang
menghina shahabat.
Seorang bertanya kepada Abdullah bin Mubarak
ra. mana yang lebih mulia antara Umar bin Abdul Aziz rah.a dengan Muawiyah ra.
Dijawab, debu-debu yang menempel dihidung keledai Muawiyah ketika berjalan
bersama Rasulullah tidak bisa dibandingkan dengan amalan Umar bin Abdul
Aziz.
Tabiin tidak bisa menyamai shahabat. Shahabat
tidak bisa menyamai Nabi. Walaupun ada seorang tabiin yaitu, Uwaisy Alqarni yang
memerintahkan Umar untuk meminta doa kepadanya jika bertemu. Namun kemuliaan
Uwaisy tidak bisa menyamai kemuliaan shahabat.
Begitu juga kita tidak boleh menghina Alqamah
yang terhalang mengucapkan LaailahaillaAllah karena ibunya tersinggung dengan
perbuatannya. Karena kemuliaan Alqamah tidak bisa dibandingkan dengan tabiin dan
seterusnya.
Syaikh Ilyas ditanya orang. Kerja yang kamu
buat sekarang ini banyak melalaikan hak makhluk, bagaimana ini? Dijawab, betul.
Saya akui kerja yang saya galakan sekarang ini banyak mengurangi hak makhluk,
tapi dengan seorang mengambil usaha ini dengan sebab usahanya banyak orang-orang
yang dahulunya melalaikan hak makhluk setelah mendapat hidayah dia menjadi
orang-orang yang menunaikan hak makhluk.
Semua kelalaian yang dilakukan dai dalam
menjalankan usaha dakwah semuanya akan dibayar oleh Allah SWT. Orangtua di
akhirat menuntut anaknya yang dai karena waktunya kurang dalam berbakti kepada
kedua orangtuanya disebabkan usaha dakwah yang ia perjuangkan. Allah akan
menawarkan kepada orangtua tersebut maukah kalian memaafkan anakmu dan akan aku
masukkan kalian berdua ke dalam surga?
Jangan berpecah belah dalam dakwah.
Taklim dibuat untuk menopang
dakwah.
Ibadah dibuat untuk menopang
dakwah.
Dzikir dibuat untuk menopang
dakwah.
Khidmat dibuat untuk menopang
dakwah.
Sekarang ini banyak orang yang ibadah dan
banyak orang yang tahajud. SBY tahajud, Amin Rais tahajud, Hamzah Haz tahajud,
petani tahajud, karyawan tahajud, namun ibadah yang benar adalah ibadah
–tahajud- untuk persiapan dakwah. Jangan tahajud untuk uang, bisnis lancar,
ingin jadi presiden, dan lain-lain.
Keanehan dunia jika karkun tidak tahajud,
keanehan berikutnya jika karkun masbuk, dan parahnya lagi jika karkun masih
merokok. Malaikat tidak akan datang kepada orang yang tahajud yang mulutnya
berbau rokok.